“Kami berharap tren positif terus berlanjut pada semester II, supaya target investasi 2025 sebesar Rp14,52 triliun bisa tercapai”.
MANOKWARI, Koranpapua.id– Selama semester I tahun 2025, Kabupaten Teluk Bintuni cukup memberi andil terhadap realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Provinsi Papua Barat.
Adapun kontribusi yang diberikan yakni sebesar 62 persen atau senilai Rp1,6 triliun, yang didominasi PMA di Teluk Bintuni dari subsektor listrik, air dan gas bumi.
“Terhadap realisasi PMA di Provinsi Papua Barat selama semester I tahun 2025 sebesar 62 persen,” ujar Godlief Aponno, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Manokwari, Jumat (10/10).
Dikatakan, untuk nilai investasi PMA Papua Barat semester I tahun ini sebesar Rp2,5 triliun. Dari jumlah itu, Teluk Bintuni memberikan kontribusi paling besar.
Godlief menyebutkan berdasarkan laporan kegiatan penanaman modal (LKPM) hingga semester I tahun 2025, terdapat tujuh proyek PMA yang masuk ke Teluk Bintuni dengan nilai investasi signifikan.
Capaian tersebut mencerminkan minat investor terhadap potensi energi dan pengembangan infrastruktur dasar di Kabupaten Teluk Bintuni masih tinggi dibandingkan kabupaten lainnya.
“Kita ketahui bersama Teluk Bintuni merupakan kawasan industri. Ada sejumlah proyek strategis di sana, seperti LNG Tangguh, dan lainnya,” ucap Godlief.
Selain Teluk Bintuni, ada tiga kabupaten yang turut memberikan andil PMA di Papua Barat, yaitu Manokwari senilai Rp763,5 miliar, Fakfak Rp201,2 miliar dan Kaimana Rp7,4 miliar.
Jumlah proyek PMA Manokwari sebanyak 212 proyek yang didominasi subsektor transportasi, gedung dan telekomunikasi Rp2,7 miliar, disusul subsektor industri non logam Rp2,2 miliar, serta hotel dan restoran.
Ia menyebutkan bahwa pemerintah daerah terus berupaya menciptakan iklim investasi di Papua Barat yang ramah, berkelanjutan dan memberikan dampak bagi ekonomi masyarakat lokal.
Penerapan sistem online single submission risk-based approach (OSS RBA) merupakan salah satu upaya pemerintah menghadirkan layanan perizinan berinvestasi yang mudah dan terintegrasi.
“Walaupun layanan semakin mudah, tapi tidak mengabaikan semua ketentuan yang berlaku, termasuk menjaga kelestarian alam,” kata Godlief.
Menurutnya, dukungan pemerintah daerah tidak hanya dari sisi administrasi, melainkan turut berperan meningkatkan pemahaman masyarakat pemilik hak ulayat agar memahami dampak positif dari investasi.
“Kami berharap tren positif terus berlanjut pada semester II, supaya target investasi 2025 sebesar Rp14,52 triliun bisa tercapai,” ujarnya.
Secara keseluruhan, kata dia, realisasi investasi pada semester I tahun 2025 mencapai Rp2,86 triliun yang terdiri atas penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp280,60 miliar dan PMA Rp2,580 triliun. (Redaksi)










