“Program ini sangat membantu karena selain menjaga kebersihan, juga memberikan nilai ekonomi. Anak-anak pun termotivasi untuk lebih peduli pada lingkungan”.
TIMIKA, Koranpapua.id– Pemerintah Distrik Mimika Baru bersama tim Bank Sampah dan Bank BNI menggelar sosialisasi pengelolaan sampah di SMP Negeri 2 Timika, Jumat 10 Oktober 2025.
Joel Luhukay, Kepala Distrik Mimika Baru, menjelaskan bahwa SMP Negeri 2 dipilih sebagai lokasi pertama karena volume sampah yang dihasilkan cukup besar.
“Dalam sehari, sekolah ini bisa menghasilkan tujuh kantong besar sampah. Karena itu kami memulai program di sini dengan menyediakan kotak sampah dan mendorong kerja sama dalam pengelolaan bank sampah,” ujarnya.
Selain itu, sekolah juga telah membuka rekening di Bank BNI untuk menampung hasil penjualan sampah yang sudah dipilah.
“Sampah organik akan diambil tiga hari sekali, sedangkan limbah anorganik diangkut setiap hari,” katanya.
Hasil penimbangan sampah akan langsung dikonversi menjadi uang dan masuk ke rekening sekolah.
“Ke depan, siswa yang berminat juga dapat membuka rekening sendiri untuk menabung dari hasil penjualan sampah,” tambah Joel.
Ia menegaskan, program ini akan dijalankan di seluruh sekolah dan rumah ibadah di Distrik Mimika Baru. Setiap sampah wajib dipilah sebelum diangkut oleh petugas.
“Kami siapkan mobil khusus penjemput sampah sekolah dan rumah ibadah. Sistem ini masih menggunakan nomor telepon dan WhatsApp, tetapi tahun depan akan terintegrasi dalam aplikasi Tanya Pa Distrik,” katanya.
Kepala SMP Negeri 2 Mimika, Oktovina Titahena, menyambut baik inisiatif tersebut.
Ia menyebut, dengan jumlah siswa lebih dari 1.100 orang, sampah yang dihasilkan sekolah setiap hari mencapai 7–10 kantong besar.
“Program ini sangat membantu karena selain menjaga kebersihan, juga memberikan nilai ekonomi. Anak-anak pun termotivasi untuk lebih peduli pada lingkungan,” jelasnya.
Menurutnya, pengelolaan sampah ini sejalan dengan kegiatan pengembangan diri di SMP Negeri 2, salah satunya bidang lingkungan hidup.
“Anak-anak tidak hanya belajar memilah sampah, tapi juga menanam tanaman sehat, membuat pot dari botol plastik, hingga mengembangkan keterampilan ramah lingkungan. Harapannya, ilmu ini bisa mereka terapkan di rumah,” kata Oktovina.
Program bank sampah Distrik Mimika Baru juga menetapkan harga pembelian berbagai jenis barang bekas, mulai dari kertas, karton, botol plastik, kaleng, hingga aki bekas.
Misalnya, botol PET bersih dan penutup galon atau botol dihargai Rp3.000/kg, sedangkan aki bekas mencapai Rp10.000/kg.
Dengan program ini, pemerintah berharap hingga tahun 2029 masalah sampah di wilayah Mimika, dapat teratasi.
“Sampah tidak lagi berserakan, tetapi terarah, terukur, dan bisa menghasilkan nilai ekonomi,” pungkas Joel Luhukay. (*)
Penulis: Hayun Nuhuyanan
Editor: Marthen LL Moru










