TIMIKA, Koranpapua.id- Lembaga Masyarakat Adat Suku Kamoro (Lemasko) Timika versi Fredy Sony Atiamona dan Lembaga Masyarakat Adat Suku Amungme (Lemasa) versi Karel Kuum jalin kerjasama dengan PT Matahari Putra Primo.
Kerjasama yang ditandai dengan penyerahan ukiran Patung Mbitoro, noken, tifa dan cawak yang berlangsung di Max Cafe Kuala Kencana, Selasa 9 April 2025, dalam rangka mempromosikan atribut budaya Kamoro dan Amungme (AMOR).
Penyerahan ornamen budaya ini oleh Fredy Sony Atiamona dan Karel Kuum secara bergantian kepada Erik Kushadiwijaya, Distric Manager PT Matahari Putra Primo Area Dataran Tinggi dan Rendah PT FI dan Surya Irawan, Supplier Relation Local Timika PT Matahari Putra Primo.
Karel juga menyematkan tas noken khas Kamoro kepada Ruben Kafiar, Superintendent Departement Comercial Divisi SBST PT Freeport Indonesia (PTFI).
Ruben Kafiar menjelaskan PTFI sangat mendukung bahkan menjadi sponsor kegiatan-kegiatan promosi ornamen khas budaya Papua khususnya Kamoro dan Amungme beberapa tahun sebelumnya. Namun saat ini dilihat hampir sudah sangat jarang dilakukan.
Ruben mengungkapkan semua pesan dan harapan yang disampaikan Lemasa dan Lemasko akan dilanjutkan kepada manajemen melalui departemen yang menangani hal ini.
Fredy Sony Atiamona, Ketua Lemasko mengucapkan terima kasih dan bersyukur kepada Tuhan, karena telah memberikan kesempatan Lemasko dan Lemasa bertemu dengan PT Matahari Putra Primo.
Dikatakan, Matahari Putra Primo telah menerima asesoris adat dan budaya Suku Kamoro dan Amungme untuk dipromosikan di setiap unit kerja di area PT Freeport.
Melalui kerjasama promosi ini, Fredy berharap dapat memperluas jangkauan informasi tentang kekayaan budaya berupa ornamen karya anak-anak Kamoro sehingga kedepan dapat memberikan manfaat ekonomi.
Dikatakan, kehadiran PT Freeport Indonesia di tanah Mimika hingga diusia 58 tahun telah membagikan kekayaan hasil tambang hingga dunia.
Namun kenyataan di lapangan masyarakat pemilik hak ulayat hidup masih dibawah garis kemiskinan di atas emasnya sendiri.
“Saya harap Freeport jangan hanya lihat orang di luar rumah tetapi mari lihat orang yang ada di dalam rumah kita sendiri dulu,” harap Fredy.
Fredy menyampaikan itu dengan alasan masyarakat Kamoro dan Amungme selama hidupnya sangat susah bahkan saat meninggalpun juga susah.
Menurutnya, ungkapan hidup susah dan matipun susah seharusnya dapat dicermati secara baik oleh pihak-pihak di Freeport dan Pemerintah Kabupaten Mimika.
Ia mengharapkan melalui kerjasama ini membangkitkan semangat pelaku karya seni pahat maupun anyam, karena kedepan akan ikut berdampak pada nilai ekonomi.
Penyerahan beberapa ornamen budaya secara simbolis menunjukan mempererat tali persaudaraan dalam kerjasama untuk diperkenalkan kepada dunia luar.
“Ini menjadi jembatan kita sekaligus membawa makna bagi kita. Terutama untuk hidup kedepan lebih baik. Karena ada orang pesan lewat Primo hasilnya dapat kami rasakan,” katanya.
Kerjasama ini diawali dengan penyerahan ornamen budaya dan akan dilanjutkan dengan penandatanganan kerjasama secara tertulis.
Karel Kuum, Ketua Lemasa mengapresiasi kepada PT Matahari Putra Primo yang sudah bersedia membuka diri untuk bekerjasama dengan Lemasa dan Lemasko untuk pengembangan budaya dengan mempromosikan kekayaan asesoris budaya Amungme dan Kamoro.
Karel mengakui dalam pengembangan memperluas jangkauan promosi ornamen budaya Amungme dan Kamoro hingga saat ini belum ada.
“Hari ini kami bersepakat bekerjasama dengan Primo dalam hal promosi karya seni masyarakat Kamoro dan Amungme,” katanya.
Karel menyampaikan Suku Amungme mempunyai karya seni ukiran namun sejauh ini belum dipublis untuk diketahui oleh orang.
Ia mengungkapkan sejauh ini Freeport belum memberikan ruang bagi Amungme dalam melestarikan budaya. Salah satu contoh sapaan khas ‘Amolongo’ dari Amungme.
Amungme juga memiliki ukiran disebut ‘pamoho’, pakaian adat yang disebut ‘cawak’ yang perlu dilestarikan.
Ia berharap ornamen khas Kamoro dan Amungme dapat dipajang di setiap unit kerja Primo dan Freeport.
“Di Freeport ini banyak orang luar datang. Dengan promosi ini ketika pulang mereka bisa beli sebagai ole-ole untuk dibawa di daerahnya. Ini bagian dari melestarikan serta menghidupkan ekonomi masyarakat lokal,” pungkasnya.
Erik Kushadiwijaya, Distric Manager Area Dataran Tinggi dan Rendah PT FI dalam sambutan menyampaikan, PT Matahari Putra Primo bersedia bekerjasama membantu mempromosikan kekayaan karya seni budaya Amungme dan Kamoro.
Kerjasama dalam promosi ini lebih kepada memajang ornamen-ornamen tersebut di area kerja Primo baik di Tembagapura maupun di Kuala Kencana.
Kerjasama ini dilakukan setelah mendapat dukungan dari PT FI maupun manajemen PT Matahari Putra Primo pusat di Jakarta.
Surya Irawan, Supplier Relation Local Timika PT Matahari Putra Primo menjelaskan kerjasama ini lebih pada mempromosikan atribut budaya di setiap unit kerja Primo di area kerja Freeport.
Dalam kerjasama ini, Primo akan membina dan mendampingi masyarakat lokal sebagai vendor untuk menyiapkan ornamen-ornamen tersebut untuk dipasarkan. Sehingga suatu waktu ketika ada yang mau membeli, barangnya sudah tersedia.
Ia menambahkan selain kolaborasi promosi, Primo telah menjalin kerjasama dalam pembelian udang hasil tangkapan masyarakat Kamoro.
Pembelian setiap minggu disesuaikan dengan ketersediaan hasil tangkapan dan kemampuan serta kebutuhan Primo dalam memenuhi permintaan komunitas yang ada di Freeport.
Fredy Magai selaku juru bicara Lemasa dan Lemasko menjelaskan, Ketua Lemasko dan Lemasa menyerahkan ornamen adat kepada Primo sebagai bentuk promosi budaya Amungme dan Kamoro untuk diketahui oleh orang luar.
Melalui kerjasama ini setiap unit kerja Primo diletakan atau dipajang atribut khas adat Kamoro dan Amungme.
Hibah beberapa peralatan ini menjadi bagian promosi dan bisnis. Diharapkan kedepan menjadi jembatan untuk mengadakan pameran budaya. (Redaksi)