TIMIKA, Koranpapua.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika, Papua Tengah akan menerapkan sistem kerja secara serentak dan paripurna dalam penanganan vector kasus malaria dan Deman Berdarah Dengue (DBD).
Reynold Rizal Ubra, Kepala Dinas Kesehatan Mimika menjelaskan, mengerjakan secara serentak dan paripurna artinya Dinkes akan melakukan pengasapan (fogging) di wilayah-wilayah yang kasus malaria-nya tinggi.
Selain pengasapan, wilayah dengan kasus malaria yang tinggi, baik di kota maupun pesisir, juga akan dilakukan penyemprotan rumah, menabur bubuk ABT dan menyuntik vaksin DBD serta pembagian kelambu.
“Fogging dan penyemprotan IRC di rumah-rumah bertujuan membunuh nyamuk dewasa. Dengan penyemprotan dapat menurunkan 100 kali kasus DBD per bulan,” ujar Reynold ketika dihubungi koranpapua.id, Selasa 27 Mei 2025.
Sedangkan penaburan bubuk ABT bertujuan untuk membunuh jentik-jentik nyamuk di area genangan air, dan pembagian kulambu untuk menghindari gigitan nyamuk saat tidur malam hari.
Dikatakan, upaya membasmi DBD, Dinkes menawarkan kepada warga Sempan dan Inauga yang berusia 6 sampai 45 tahun untuk divaksin DBD.
“Dipilihnya warga dua wilayah ini untuk vaksin, karena angka kasus DBD cukup tinggi,” jelas Reynold.
Disampaikan bahwa, pemberian vaksin DBD yang bertujuan untuk memperkuat upaya pengendalian vektor DBD sudah dilakukan sejak awal tahun 2025.
Adapun kasus DBD yang ditemukan mencapai 100 kasus setiap bulan. Jumlah ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun-tahun sebelumnya.
“Vaksin DBD ini untuk memperkuat dan memberikan perlindungan kepada masyarakat. Ini karena tingginya aktivitas warga Mimika berangkat keluar daerah seperti ke Jawa dan daerah lain”.
“Jadi, dengan diberikan vaksin DBD sebagai cara memberikan perlindungan bagi warga Mimika yang sering keluar daerah agar tidak tertular dari daerah kasus DBD untuk masuk di Mimika atau sebaliknya,” terang Reynold.
Menurut Reynold langkah-langkah ini menjadi kunci dalam pengendalian malaria. Karena berdasarkan data, aktivitas masyarakat Mimika sangat tinggi sejak pagi hingga malam.
Sementara nyamuk malaria biasanya mulai melancarkan aksinya untuk menggigit manusia pada sore hari hingga pukul 21.00 WIT. (Redaksi)