TIMIKA,Koranpapua.id- Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika yang berada di Sentra Pemerintah SP3, Senin 19 Juni sekitar pukul 10.00 WIT digembok Marselinus Mameyau yang sehari-hari menjabat sebagai Sekretaris di kantor tersebut.
Aksi penggembokan pintu utama Dinkes akhirnya dibuka setelah enam jam atau sekitar pukul 16.00 WIT. Gembok dibuka sendiri oleh Marsel karena mengingat para pegawai yang kebanyakan kaum ibu masih berada di dalam ruangan.
“Karena tidak ada penyelesaian, malam ini saya gembok kembali. Saya tidak akan buka sebelum ada penyelesaian,”
Marsel yang selama enam jam menunggu adanya penyelesaian rupanya harus kecewa. Kadinkes Reynold Ubra dan pimpinan daerah tidak ada satupun yang datang menyelesaikan persoalan itu.
Rasa kekecewaan itu akhirnya mendorong Marsel untuk kembali menggembok pintu kantor tersebut. Aksi gembok kali kedua dilakukan malam ini sekitar pukul 20.00 WIT.
Kepada Koranpapua.id, Marsel menyayangkan sikap para pimpinan daerah yang tidak merespon dengan mendatangi Dinas Kesehatan. Minimal bertanya apa yang menjadi penyebab dirinya melakukan aksi tersebut.
“Karena tidak ada penyelesaian, malam ini saya gembok kembali. Saya tidak akan buka sebelum ada penyelesaian,” tegas Marsel sembari menambahkan, kejadian ini sudah dilaporkan kepada Plt Bupati Mimika Johannes Rettob.
Sementara Reynold Ubra, Kadinkes saat dikonfirmasi Senin pukul 18.30 WIT melalui ponselnya nomornya tidak aktif. Koranpapua.id sudah berusaha dengan mengirim pesan Whatsap, namun hingga berita ini diturunkan belum ada jawaban.
Seperti diberitakan sebelumnya, Marselinus Mameyau meluapkan kemarahannya terhadap semua pegawai termasuk Kadinkes Reynold Ubra dengan menggembok pintu utama kantor.
Aksi tersebut dilakukan pada saat jam kantor sekitar pukul 10.00 WIT. Saat digembok sebagian besar pegawai Dinkes masih berada di dalam kantor.
Aksi tersebut terpaksa dilakukan, karena dirinya merasa selama ini tidak dihargai oleh bawahan dan kepala dinas. Sebagian besar pekerjaan tidak sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku.
Menurutnya, mulai kepala dinas, Kepala Bidang (Kabid), Kepala Seksi (Kasie) di Dinkes sepertinya tidak menghargai dirinya sebagai Sekretaris atau orang kedua di dinas tersebut.
Para pejabat Eselon Tiga dan Empat tidak pernah melakukan koordinasi dengan dirinya terkait dengan sejumlah pekerjaan. Mereka lebih memilih untuk langsung bertemu kepala dinas, padahal sesuai SOP sebelum ke kepala dinas harus melewati Sekretaris. (redaksi)