TIMIKA, Koranpapua.id- Dalam satu pekan terakhir, warga Timika, Ibukota Kabupaten Mimika, Papua Tengah harus merogoh kocek lebih dalam untuk memenuhi kebutuhan dapur.
Pasalnya, harga sejumlah komoditas di Pasar Sentral Timika, terpantau mengalami kenaikan signifikan.
Penyebab utamanya adalah faktor cuaca buruk (curah hujan tinggi) yang mengakibatkan banyak petani gagal panen, khususnya untuk tanaman sayur-mayur.
Seorang pedagang di Pasar Sentral Timika, Ibu Eca, membenarkan bahwa, kenaikan harga sebagian besar kebutuhan bumbu dapur disebabkan cuaca buruk yang berdampak terhadap minimnya pasokan ke pasar.
Ia merinci beberapa kenaikan harga komoditas seperti cabai yang kini mencapai Rp90.000 per kilogram.
“Harga cabai sempat turun sehari sebelumnya ke Rp80.000, namun kembali melonjak,” katanya kepada koranpapua.id, Sabtu 28 Juni 2025.
Selain cabai, bumbu dapur lainnya yang juga mengalami kenaikan yakni, tomat melonjak dari Rp35.000 menjadi Rp40.000 per kilogram.
Bawang merah juga mengalami kenaikan harga menjadi Rp65.000 per kilogram, sementara untuk bawang putih masih stabil diharga Rp60.000 per kilogram.
Untuk sayur kol mencapai Rp40.000 per kilogram, sedangkan jahe bertengger diangka Rp80.000 per kilogram.
Ibu Eca menambahkan bahwa harga sayuran secara keseluruhan mengalami kenaikan drastis karena hujan terus-menerus.
“Banyak petani mengeluhkan kegagalan panen karen hujan terus,” ujaranya.
Sebagai gambaran, ia kini menjual sayur dengan porsi lebih sedikit untuk harga Rp5.000.
Padahal, harga beli satu ikat sayur besar dari petani yang sebelumnya Rp18.000, kini melambung menjadi Rp25.000 per kilogram.
“Ada yang bibitnya hanyut karena hujan terus, ada juga yang sudah mau panen tapi gagal. Makanya harga sayur mahal semua. Kangkung saja sekarang tidak ada di pasar,” keluhnya. (*)
Penulis: Hayun Nuhuyanan
Editor: Marthen LL Moru