TIMIKA, Koranpapua.id- Keluarga besar Paguyuban Baraya Sunda Kabupaten Mimika, Papua Tengah melaksanakan halal bihalal untuk mempererat persaudaraan sesama warga Sunda yang ada di daerah ini.
Kegiataan yang berlangsung di Gedung Tongkonan, Sabtu 17 Mei 2025 dan mengangkat tema menjaga silahturahmi dan memperat persaudaraan itu, berlangsung kental dengan nuansa budaya Sunda.
Bupati Mimika Johannes Rettob dalam sambutan yang dibacakan Ananias Faot, Plt. Asisten I Setda Mimika mengucapkan selamat Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah kepada seluruh umat muslim yang merayakan.
“Dari lubuk hati yang paling dalam, saya ucapkan minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin. Semoga di hari yang fitri ini, kita semua dapat kembali pada hati yang bersih, jiwa yang jernih, dan semangat untuk saling mengasihi serta memperkuat tali persaudaraan,” katanya.
John mengungkapkan, secara pribadi sangat menghormati dan mengagumi makna spiritual yang terkandung dalam Idul Fitri.
“Ini adalah momentum suci yang mengajarkan kita semua. Apa pun agama kita tentang pentingnya introspeksi, memaafkan, serta membangun kembali hubungan yang sempat terputus,” katanya.
Ia menekankan acara halal bihalal seperti ini adalah warisan budaya Nusantara yang sangat luar biasa dan bukan hanya tradisi seremonial.
Melainkan bagian dari peradaban luhur bangsa, yang menjadikan nilai-nilai religius dan sosial sebagai satu kesatuan.
“Dalam budaya Baraya Sunda, kita mengenal falsafah “silih asih, silih asah, silih asuh”. Saling menyayangi, saling memberi ilmu, dan saling membimbing dan sangat relevan dan mendalam untuk kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujarnya.
John mengapresiasi setinggi-tingginya kepada Paguyuban Baraya Sunda yang telah menjadi wadah penting dalam melestarikan budaya, membangun karakter masyarakat, dan mempererat persatuan di tengah keberagaman.
Keberadaan paguyuban seperti ini tidak hanya menjaga warisan budaya leluhur, tetapi juga menjadi jembatan dialog antar-budaya dan antariman di tengah masyarakat yang plural.
Sebagai bupati dan sebagai sesama anak bangsa, John merasa bangga melihat semangat kebersamaan masyarakat Sunda mampu mempertahankan nilai-nilai luhur kesopanan, hormat kepada orang tua, kerja keras, dan toleransi.
Semua ini menjadi modal sosial yang sangat penting dalam membangun bangsa yang beradab dan berkemajuan.
Ia menambahkan sebagai masyarakat sosial hidup di tengah dinamika zaman, dihadapkan pada berbagai tantangan disinformasi, polarisasi sosial, degradasi moral, hingga tantangan ekonomi dan perubahan iklim.
Dalam menghadapi semua ini, silaturahmi dan kolaborasi lintas elemen masyarakat sangat diperlukan.
Melalui momen ini menjadu contoh nyata bagaimana merawat semangat kebersamaan, tanpa melihat perbedaan suku, agama, maupun latar belakang.
Kepada semua pihak, John mengajak terus merawat nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dalam semangat Kebhinnekaan Tunggal Ika.
Dan ini bukan hanya sekedar slogan melainkan sebagai praktik nyata dalam tindakan, dalam pelayanan dalam persaudaraan. (Redaksi)