TIMIKA, Koranpapua.id- Program Bapak Asuh Anak Stunting (BASS) yang diturunkan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN, kini berubah nama menjadi Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING).
GENTING merupakan salah satu gerakan gotong royong masyarakat dalam mewujudkan generasi sehat, cerdas, kuat dan tidak stunting, sebagai upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia.
Priska Kuum, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Mimika melalui Supia Narawena, Sekretaris DP3AKB menjelaskan, dengan berganti nama dari BAAS menjadi GENTING, maka penanganan cara penurunan stunting juga berubah.
Dijelaskan, sebelumnya penanganan stunting dilakukan dengan langsung membagi bahan pangan berupa susu, telur atau kacang hijau kepada keluarga yang anaknya stunting.
Karena cara itu dianggap kurang tepat sasaran, maka melalui program GENTING, salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) diberikan tanggung jawab menolong satu anak stunting, dengan memberikan makan siang.
Makanan siang yang sudah dimasak para kader dengan harga Rp15 ribu per porsi itu, diberikan selama 30 hari.
Untuk sumber dananya berasal dari masing-masing OPD berdasarkan kebijakan pimpinan.
“Kalau berikan susu harus yang standar sesuai rekomendasi Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika,” kata Supia kepada koranpapua.id, belum lama ini.
Dijelaskan, alasan pengalihan BASS ke GENTING, karena selama ini telur, susu atau kacang hijau yang diberikan pemerintah dinilai kurang tepat sasaran.
Pasalnya, bantuan tersebut setelah dimasak atau susunya diputar malah dikonsumsi oleh semua anggota keluarga.
Kondisi ini mengakibatkan setelah bantuan makanan bergizi dipakai habis, berat badan anak yang stunting tidak mengalami peningkatan.
“Jadi sistemnya uang 15.000 ini diberikan kepada kader untuk belanja. Setelah masak serahkan kepada anak tersebut untuk makan siang. Makanan yang dimasak didampingi ahli gizi Puskesmas setempat,” jelas Supia.
Pemberian makanan bergizi dalam program GENTING, selain oleh pemerintah daerah, para pengusaha dapat berpartisipasi menjadi Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting.
Supia mengakui pada tahun 2024 pihaknya telah melaksanakan pelantikan Bapak Asuh Anak Stunting, dimana didalamnya termasuk PT Freeport Indonesia.
“Tahun ini meskipun masih tahap sosialisasi, kalau sudah ada dananya tetap lanjutkan bapak asuh anak stunting. Intinya sebelumnya dalam bentuk bantuan Bama, sekarang kita ganti dengan siapkan makanan siap santap,” pungkasnya.
Dikatakan, tahun 2024, Dinas Sosial membagikan telur ayam dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan membagikan DOC ayam broiler untuk masyarakat.
Dalam pembagian ini didampingi oleh Priska Kuum, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Mimika.
Ia berharap dengan adanya program ini dapat memperbaiki gizi anak-anak yang mengalami stunting agar tumbuh sehat dan cerdas. (Redaksi)