TIMIKA, Koranpapua.id- Sudah 21 hari masyarakat Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Papua Tengah tanpa pelayanan kesehatan.
Ini terhitung sejak peristiwa penembakan yang menewaskan Mr. Malcolm Coning, pilot helikopter tanggal 5 Agustus 2024.
Berhentinya pelayanan kesehatan, dikarenakan setelah kasus penembakan itu, semua Tenaga Kesehatan (Nakes) yang bertugas di Puskesmas Alama ditarik kembali ke Timika.
Penarikan delapan tenaga kesehatan itu, dikarenakan pada hari penembakan itu, para Nakes ikut menyaksikan bagaimana Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menghabisi nyawa sang pilot.
Tidak itu saja, para Nakes juga sempat disandera. Meski akhirnya mereka dilepas kembali, namun rasa takut dan trauma masih terus menghantui kehidupan mereka.
Berikut penjelasan Reynold Ubra, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, terkait dengan belum dibuka pelayanan kesehatan di Puskesmas Alama.
Kepada awak media di Timika, Senin 26 Agustus 2024, Reynold menuturkan saat ini Dinas Kesehatan masih melakukan trauma healing tahap 2 bagi empat orang Nakes yang saat kejadian penembakan berada di lokasi.
Dan berdasarkan laporan yang diterima, empat Nakes masih mengalami trauma. Terutama untuk Nakes perempuan yang sangat perlu diperhatikan terkait kesehatan mentalnya.
Langkah persiapan lain yang akan dilakukan, sebelum para Nakes dikembalikan ke tempat tugas yakni, Dinas Kesehatan dalam waktu dekat akan melakukan rapat koordinasi bersama para tokoh masyarakat Alama.
Melalui rapat tersebut, Dinas Kesehatan akan mendapatkan masukan terkait strategi pelayanan kesehatan, serta meminta jaminan keamanan dan kenyamanan bagi Nakes yang bertugas di wilayah itu.
“Betul belum ada pelayanan di Alama. Rencana saya akan lakukan rapat tanggal 2 atau 3 September, untuk mendapatkan masukan dari para tokoh sebelum pelayanan Puskesmas dibuka kembali,” jelas Reynold.
Dikatakan, untuk mengantisipasi pelayanan di wilayah gunung, Dinas Kesehatan Mimika memperkuat pelayanan Puskesmas di wilayah kota.
Langkah ini dilakukan mengingat banyak masyarakat gunung yang saat ini berada di Kota Timika.
“Saya sudah tekankan ke Puskesmas di kota, untuk memaksimalkan pelayanan, karena masyarakat dari gunung juga banyak yang bermukim di Timika,” timpal Reynold.
Menurutnya, pemulihan di wilayah Alama tidak hanya persoalan kesehatan, namun ada sejumlah sektor penting yang perlu mendapatkan perhatian.
Diantaranya pendidikan, perlindungan anak dan perempuan dan hak-hak dasar masyarakat yang perlu dilayani.
Karena itu perlu menunggu situasi di Alama kondusif dan tentunya mendapatkan persetujuan kepala daerah.
“Tentu pasti ada pelayanan kesehatan namun kami masih memerlukan masukan-masukan dari berbagai pihak,” tandasnya. (Redaksi)