TIMIKA, Koranpapua.id– Pemerintah Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun anggaran 2024 menggelontorkan dana Rp419.383.000 untuk proyek pembangunan jalan tani di Desa Tomberabu I.
Dominikus Resi, Kepala Desa Tomberabu I, Kecamatan Ende menjelaskan anggaran sebesar itu untuk membiayai tiga proyek fisik terkait dengan pembukaan jalan tani.
Pertama, pembukaan jalan dari Tombegeru menghubungkan Kampung Lianggere Desa Tomberabu II sebesar Rp.142.383.000.
Proyek ini didanai dari pos anggaran Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ende dengan volumen pekerjaam 1600m3 dan dikerjakan oleh CV Fasilitas.
Kedua, pekerjaan pembangunan rehabilitasi dan pemeliharaan jalan usaha tani dengan sumber Dana Alokasi Umum (DAU) pada Dinas Pertanian.
Jalan ini dibuka dari Kampung Mbengho menuju kampung lama Wologai.
Paket pekerjaannya ditangani oleh CV. Ariles Design dengan dana sebesar Rp135 juta dan kontraktor pelaksana CV Artha Kencana.
Domi menuturkan ada beberapa pertimbangan dibangunnya jalan dari Mbegho-Kampung lama Wologai yang panjangnya tidak sampai satu kilo meter.
Diantaranya membuka akses menghubungi kampung lama Wologai yang nantinya sebagai persiapan untuk tempat pemakaman umum Kampung Mbengho yang baru. Karena beberapa tahun kedepan lokasi pekuburan lama di sebelah kampung hampir penuh.
Tujuan lainnya dibukanya jalan tersebut karena terdapat banyak kebun warga yang ditanami tanaman pertanian.
Sehingga dengan adanya akses jalan ini akan membantu mempermudah aktivitas warga tani untuk mengangkut hasil kebun menggunakan kendaraan roda dua.
Ketiga, proyek lanjutan pembukaan jalan dari Kampung Puumbindi menuju lahan pertanian di Ndetura.
Akses jalan yang sama selama dua tahun dimasa pemerintahan desa terdahulu sudah dibuka sampai di lokasi pengambilan air minum Kezipuzu.
Pembangunan tahap ketiga ini menggunakan APBD Ende Tahun 2024 pos dana Dinas Pekerjaan Umum, mulai dari titik pengambilan air Kezipuzu menuju Ndetura sebesar Rp142.000.000.
Paket proyek ini dimenangkan oleh CV. Sela dengan volume pekerjaan 1600m3.
“Kita perkirakan kalau dapat lagi perhatian dari pemerintahan untuk tiga tahun angggaran, jalan sudah bisa sampai di lahan pertanian kopi, kunyit dan halia masyarakat di Ndetura,” jelas Domi.
Terkait berapa besar dana untuk dua tahun sebelumnya, Domi mengaku tidak diketahuinya karena pada saat itu belum menjabat sebagai kepala desa.
Dikatakan, pemerintah mengalokasikan anggaran pembangunan jalan Kezipuzu-Ndetura, jalan usaha tani Mbegho-Kampung lama Wologai dan Mbotugeru-Lianggere berdasarkan hasil usulan pada Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbangdes).
Program-program jalan ini diinput oleh Tim Assistensi Bappeda Ende kemudian dimasukan dalam Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD).
“SIPD ini yang mendokumentasikan, mengadministrasikan, serta mengolah data pembangunan daerah menjadi informasi yang disajikan kepada masyarakat dan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan,” jelasnya.
Domi mengakui dengan dibangunnya jalan ini sesuai dengan visi misinya pada saat dirinya maju calon sebagai kepala desa.
Dengan adanya pembukaan akses jalan tani ini, Domi mengaku hampir 80 persen disambut baik oleh masyarakat, sedangkan 20 persen warga kurang antusias dengan beberapa alasan.
Mereka kurang antusias karena jalan yang dilalui melewati lahan yang sudah dipenuhi tanaman pertanian umur panjang (kopi, cengkeh, kemiri) yang selama ini sudah memberikan hasil sebagai penopang ekonomi keluarga.
Walaupun demikian, lanjut Domi sebelum dilakukan pembukaan lahan sudah didahului dengan tahapan sosialisasi dan survei lapangan guna mengetahui lahan siapa saja yang nantinya dilewati alat berat pada saat jalan dibuka.
Tahap selanjutnya mendatangi pemilik lahan meminta persetujuan. Setelah disetujui pemilik lahan wajib menandatangani berita acara pembebasan lahan sebagai dasar hukumnya.
Langkah yang diambil ini sesuai dengan permintaan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Dinas PU dan Dinas Pertanian. Bahwa sebelum anggaran turun pemerintah desa harus memasukan proposal dan berita acara persetujuan pembebasan lahan.
“Tujuannya supaya pada saat kontraktor masuk buka jalan tidak ada lagi muncul aksi protes dari pemilik kebun karena alasan tanamannya rusak,” pungkasnya.
Kepada warga, Domi menjelaskan pemerintah tidak mempunyai dana untuk ganti untung kepada pemilik tanah. Pemerintah hanya menyiapkan anggaran untuk pembukaan jalan.
Terkait pembangunan jalan, Domi sudah berkoordinasi dengan ketiga kontraktor pemenang tender agar hanya menggunakan satu excavator saja.
Tujuannya supaya menyelamatkan badan jalan yang sudah dirabat semen supaya tidak mengalami kerusakan.
“Jadi alat setelah buka jalan Mbotugeru-Lianggere saya minta lanjut buka Jalan Mbegho-Wologai dan Kezipuzu-Ndetura. Sehingga hanya dua kali lewat saja. Pada saat naik dan turun atau pulang,” tandasnya. (Redaksi)