ADVERTISEMENT
Jumat, Juli 11, 2025
Koran Papua
No Result
View All Result
  • Papua
  • Nusantara
  • Politik
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Foto
Koran Papua
No Result
View All Result
  • Papua
  • Nusantara
  • Politik
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Foto
ADVERTISEMENT
Home Papua Tengah Mimika

Hutan Dibabat Habis, Kayu Dibawa Keluar, Kini Tambang Emas Ilegal, Warga Kapiraya  Menangis

Dengan hanya mengantongi rekomendasi kepala kampung, investor berani melakukan penggalian di bantaran sungai untuk mengambil emas yang ada di wilayah itu.

1 April 2024
0
Hutan Dibabat Habis, Kayu Dibawa Keluar, Kini Tambang Emas Ilegal, Warga Kapiraya  Menangis

Antonius Tapipea, ST, Tokoh Masyarakat Kapiraya, Distrik Mimika Barat Tengah (foto Ist/koranpapua.id)

Bagikan ke FacebookBagikan ke XBagikan ke WhatsApp

TIMIKA, Koranpapua.id- Kabar miris ini datang dari Kampung Wakia, Wuwumuka dan Kapiraya, Distrik Mimika Barat Tengah, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.

Sebagian besar Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di wilayah itu, sebut saja hutan yang dulu dipenuhi kayu besi kini sudah ditebang habis.

ADVERTISEMENT

Kayu-kayu yang bernilai ekonomis itu dibawa keluar dari daerah itu, entah kemana. Masyarakat Kapiraya menangis.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Investor yang melakukan penebangan juga tidak jelas, namun anehnya mereka berani melakukan penebangan hanya dengan mengantongi ijin dari kepala kampung.

Baca Juga

Kasus Penembakan Pendulang Dilaporkan ke Polisi, Ikemal dan YLBHI Papua Tengah Tuntut Keadilan

Gallery Foto Dinas Pusipda Mimika Selenggarakan Sosialisasi JIKN dan SIKN

Setelah kayu besi dibawa keluar, kini datang lagi investor lain. Dengan hanya mengantongi rekomendasi kepala kampung, investor berani melakukan penggalian di bantaran sungai untuk mengambil emas yang ada di wilayah itu.

Kondisi ini mendorong tokoh masyarakat Kapiraya, Antonius Tapipea, ST angkat bicara. Kepada Koran Papua, Senin 1 April 2024 melalui sambungan telepon, Antonius menyampaikan rasa keprihatinannya terhadap daerah tempat kelahirannya.

“Lahan kayu di Mimika Barat Tengah, Kampung Wakia Wuwumuka dan Kapiraya yang menjadi ibukota distrik sudah hancur habis-habisan dan sekarang giliran buka tambang emas ilegal,” ujar Anton.

Anton menyayangkan tambang emas Wakia yang selama ini hanya sebatas tambang rakyat dan dikelola dengan peralatan sederhana, kini mulai berubah.

Investor ‘tidak jelas’ alias ilegal sudah ikut dalam pembukaan tambang itu. Untuk mendapatkan butiran emas, mereka menurunkan alat berat berupa excavator untuk mengeruk sungai yang mengakibatkan kerusakan yang semakin parah.

Dengan menggunakan alat berat, selain merusak aliran sungai juga mengakibatkan sumber air masyarakat menjadi terganggu. “Selama ini air sungai itu yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sekarang sudah rusak,” paparnya.

Menurut Anton, berdasarkan informasi yang diterima, investor yang melakukan pengerukan di sungai Wakia hanya mengantongi rekomendasi dari kepala kampung.

Sementara ijin dari Pemerintah Kabupaten Mimika melalui Dinas Pertambangan Energi dan pihak-pihak lain yang berkaitan dengan pertambangan sama sekali tidak dimiliki investor.

Investor juga tidak pernah melakukan koordinasi dan duduk bersama dengan masyarakat yang punya wilayah, tokoh-tokoh masyarakat Kapiraya termasuk Lembaga Masyarakat Suku Kamoro (Lemasko) sebagai pemilik hak ulayat di wilayah itu.

Terkait dengan ini Anton meminta kepada pemerintah daerah untuk segera menutup tambang emas di Wakia. Dan kepada pihak-pihak yang ingin mengolah tambang emas Wakia segera mengurus ijin yang legal.

Termasuk duduk bersama dengan tokoh-tokoh masyarakat serta Lemasko, sebagai lembaga adat.

Anton kuatir jika tambang ilegal ini dibiarkan beroperasi tanpa ijin yang jelas akan berdampak panjang. Termasuk batas-batas wilayah tambang-pun tidak terkontrol.

“Nanti setelah emas di Wakia sudah habis dikerok nanti bergeser ke Kapiraya dan Wuwumuka Mapuruka. Alam disana akan hancur, jadi saya minta untuk ditutup,” tegas Anton.

Anton juga menyampaikan dengan ketidakjelasan ijin tambang itu, akan membuka peluang kepada siapa saja untuk masuk.

Dan tidak menutup kemungkinan pihak-pihak yang selama ini berseberangan dengan kedaulatan NKRI.

Kemungkinan itu bisa saja terjadi, karena tidak diketahui pasti pihak keamanan mana yang bertanggungjawab terhadap operasional tambang emas Wakia.

“Kita tidak tahu apakah pengamanan dari kepolisian, Babinsa atau dari mana. Kalau nanti ada kasus penembakan atau pembunuhan di lokasi tambang, siapa yang harus bertanggungjawab. Apakah kepala kampung bisa bertanggungjawab,” tanya Anton.

Terkait dengan berbagai persoalan yang terjadi di Kapiraya, Anton berharap kepada pemerintah daerah untuk segera menyikapi hal ini dengan serius. “Sebagai tokoh masyarakat saya minta pemerintah segera sikapi, dan tutup tambang,” tandas Anton. (Redaksi)

 

I am raw html block.
Click edit button to change this html

Cek juga berita-berita Koranpapua.id di Google News

Baca Artikel Lainnya

Kasus Penembakan Pendulang Dilaporkan ke Polisi, Ikemal dan YLBHI Papua Tengah Tuntut Keadilan

Kasus Penembakan Pendulang Dilaporkan ke Polisi, Ikemal dan YLBHI Papua Tengah Tuntut Keadilan

10 Juli 2025
Gallery Foto Dinas Pusipda Mimika Selenggarakan Sosialisasi JIKN dan SIKN

Gallery Foto Dinas Pusipda Mimika Selenggarakan Sosialisasi JIKN dan SIKN

10 Juli 2025
Berlangsung Tiga Hari, Dinas Pusipda Mimika Sukses Selenggarakan Sosialisasi JIKN dan SIKN

Berlangsung Tiga Hari, Dinas Pusipda Mimika Sukses Selenggarakan Sosialisasi JIKN dan SIKN

10 Juli 2025
Pesawat Kargo Alda Air Alami Insiden Pecah Ban di Bandara Mulia

Pesawat Kargo Alda Air Alami Insiden Pecah Ban di Bandara Mulia

10 Juli 2025
Ikrar Setia Kepada Ibu Pertiwi, Empat Anggota KKB Mengaku Menyesal Pisah dari NKRI

Ikrar Setia Kepada Ibu Pertiwi, Empat Anggota KKB Mengaku Menyesal Pisah dari NKRI

10 Juli 2025
Pemprov Papua Barat Kucurkan Rp45,8 Miliar untuk Lembaga Keagamaan dan Ormas

Pemprov Papua Barat Kucurkan Rp45,8 Miliar untuk Lembaga Keagamaan dan Ormas

10 Juli 2025

POPULER

  • Cukup Misteri, Ratusan Miliar Dana Desa di Kabupaten Mimika ‘Menguap’

    Cukup Misteri, Ratusan Miliar Dana Desa di Kabupaten Mimika ‘Menguap’

    1474 shares
    Bagikan 590 Tweet 369
  • Di Pelantikan Pj Gubernur Papua, Mendagri Kembali Singgung Ekonomi Papua Tengah -25,5 Persen, Uangnya Disimpan di Bank

    903 shares
    Bagikan 361 Tweet 226
  • Tiga Warga Ditembak Aparat di Area Freeport, Ini Penjelasan Kombes Irwan Yuli Prasetyo

    729 shares
    Bagikan 292 Tweet 182
  • Kursi Sekda Mimika ‘Panas’, Siapa Penerus Petrus Yumte? Ini Tanggapan Bupati Johannes Rettob

    1994 shares
    Bagikan 798 Tweet 499
  • Retret yang Dibubarkan: Luka Lama Kebebasan Beragama di Negeri Pancasila

    578 shares
    Bagikan 231 Tweet 145
  • SK Ratusan Guru Kontrak di Mimika sudah Ditandatangani Bupati, Honorarium Segera Dibayarkan

    573 shares
    Bagikan 229 Tweet 143
  • Kembali Soroti Anjoknya Penyerapan Anggaran di Papua Tengah, Mendagri: Disebabkan Gubernur Berencana Ganti Kepala Dinas

    931 shares
    Bagikan 372 Tweet 233
Next Post
Majelis Ta’lim Mardiah KKSBT Mimika Buka Puasa Bersama, Ustad Amin Minta Umat Muslim Tetap Menjaga Toleransi

Majelis Ta'lim Mardiah KKSBT Mimika Buka Puasa Bersama, Ustad Amin Minta Umat Muslim Tetap Menjaga Toleransi

Kabar Gembira, Polri Butuh 2 Ribu Anak Muda Papua untuk Jadi Bintara Polisi

Kabar Gembira, Polri Butuh 2 Ribu Anak Muda Papua untuk Jadi Bintara Polisi

Hari Pertama Pemeriksaan Mata Gratis di Puskesmas Timika Melebihi Target

Hari Pertama Pemeriksaan Mata Gratis di Puskesmas Timika Melebihi Target

Koran Papua

© 2024 Koranpapua.id

Menu

  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • Papua
  • Nusantara
  • Politik
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Foto

© 2024 Koranpapua.id