TIMIKA, Koranpapua.id- Untuk mengecek kesehatan calon pengantin yang hendak menikah, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI meluncurkan aplikasi Elekronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil).
Dengan Elsimil juga dapat digunakan untuk memantau screening calon pasangan pengantin di setiap kampung dan kelurahan di seuruh Indonesia, termasuk Kabupaten Mimika, Provinsi Papua tengah.
Hal itu disampaikan Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Papua Drs. Nerius Auparai, M.Si, melalui Drikson Auparay, S.IP, Ketua Pokja Analisi Dampak Kependudukan BKKBN Papua kepada Koranpapua.id, Selasa 8 Agustus 2023.
Dikatakan, pentingnya screening kesehatan calon pengantin karena berkaitan erat dengan persoalan stunting, sehingga untuk mencegahnya harus dimulai sejak pra nikah bukan pada saat hamil.
Melalui aplikasi ini setiap calon pasangan menikah mendapat pendampingan dari tim pendamping yang dibentuk pemerintah. Untuk di Provinsi Papua, BKKBN sudah membentuk 17.300 tim pendamping keluarga yang tersebar di kampung dan kelurahan di empat provinsi di Papua.
“Tugas tim pendamping keluarga terkait dengan melakukan identifikasi calon pengantin di setiap kampung atau kelurahan di masing-masing wilayah kerjanya. “ ujarnya.
Ketika mendapat calon pengantin, tim keluarga ini akan melaporkan dan membawa calon pengantin ke Puskesmas, Pustu atau fasiitas kesehatan terdekat untuk diperiksa kesehatan, ukur tinggi badan, berat badan, lingkaran lengan, kadar HB-nya dan pemeriksaan kesehatan lainnya.
Tim pendamping ini terdiri dari kader PKK, bidan dan kader KB. Ketiganya bekerja berkolaborasi membentuk satu tim untuk mengidentifikasi calon pengantin dan melayani pemeriksaan kesehatan.
Setelah kesehatannya sudah diperiksa semua hasilnya dimasukan dalam aplikasi Elsimil. Apabila salah satu indikator dari pasangan calon pengantin mengalami kekurangan yang berpotensi stunting, maka tetap mendapat pendampingan dari tim pendamping keluarga sebanyak lima kali. Namun apabila ditemukan berisiko tinggi akan dilakukan pendampingan delapan kali.
Disebutkan beberapa indikator calon pengantin melahirkan anak stunting, yakni wanita dengan HB-nya kurang dari 120 mili gram bisa mengakibatkan anemia, keterpaparan asap rokok baik laki-laki maupun perempuan, lingkaran lengan pengantin wanita yang belum mencapai standar.
“Berdasarkan data hasil riset perempuan yang mengandung terpapar asap rokok berisiko anak yang lahir stunting,” ujarnya.
Melalui pendampingan misalnya calon penganting ditemukan mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK) rendah bisa diberikan edukasi makan makan gizi seimbang atau HB rendah diberikan tablet tambah darah.
“Inti dari Elsimil adalah alat pemantau screening kepada calon pengantin. Sejauh ini sudah diterapkan dan dievaluasi dan monitoring ke kabupaten/kota di empat provinsi,” katanya.
Sesuai data yang masuk diaplikasi Elsimil saat ini sudah ada 400 lebih calon penganting yang sudah dilakukan pemeriksaan. Menyukseskan program ini BKKBM bekerjasama denga Dinkes, Dinsos maupun OPD terkait untuk melakukan pencegahan dalam upaya penurunan stunting. (redaksi)