ADVERTISEMENT
Selasa, September 23, 2025
Koran Papua
No Result
View All Result
  • Papua
  • Nusantara
  • Politik
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Foto
Koran Papua
No Result
View All Result
  • Papua
  • Nusantara
  • Politik
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Foto
ADVERTISEMENT
Home Headline

Papua Belum Merdeka Saat Orang Asli Masih Jadi Penonton di Tanah Sendiri

Selama OAP masih hidup dalam ketakutan, masih kesulitan mengakses pendidikan dan kesehatan, dan tidak diberi ruang untuk menjadi tuan di tanah sendiri, maka kemerdekaan itu hanya ilusi.

4 Agustus 2025
0
Papua Belum Merdeka Saat Orang Asli Masih Jadi Penonton di Tanah Sendiri

Gabriel Zezo. (foto:ist/koranpapua.id)

Bagikan ke FacebookBagikan ke XBagikan ke WhatsApp

Oleh: Gabriel Zezo

Pemerhati Sosial, Tinggal di Timika, Papua Tengah

ADVERTISEMENT

SETIAP TAHUN, 17 Agustus dirayakan dengan gegap gempita. Bendera dikibarkan, pidato kemerdekaan disampaikan, dan lagu-lagu Nasional bergema dari kota hingga kampung.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Namun di balik euforia itu, masih tersimpan kenyataan getir, Orang Asli Papua (OAP) belum benar-benar merdeka. Mereka masih menjadi penonton di tanahnya sendiri.

Baca Juga

Satgas Gabungan Temukan Empat Kebun Ganja di Oksibil, Pegunungan Bintang

400 UMKM Siap Meriahkan HUT ke-29 Mimika, Hadirkan Artis Nasional Hingga Menteri Koperasi

Merdeka bukan sekadar upacara, bukan pula simbol. Merdeka adalah ketika setiap anak Papua bisa bersekolah tanpa harus menempuh perjalanan berjam-jam.

Merdeka adalah saat tak ada lagi orang tua yang kehilangan anak karena gizi buruk atau minimnya layanan medis.

Merdeka adalah ketika OAP hidup tanpa ketakutan, tanpa tekanan, dan tanpa diskriminasi.

Selama itu belum terjadi, maka kemerdekaan masih jauh dari kenyataan.

Ironisnya, Papua adalah salah satu wilayah terkaya di Indonesia dari sisi sumber daya alam.

Emas, tembaga, kayu, laut, dan kekayaan tambang lainnya mengalir keluar dari bumi Cenderawasih setiap hari menjadi penopang perekonomian nasional.

Freeport, LNG, dan perusahaan besar lainnya beroperasi dengan segala kemegahan, tapi rakyat asli Papua masih hidup dalam kemiskinan.

Mereka yang seharusnya menikmati hasil tanahnya sendiri justru menjadi korban dari eksploitasi dan ketidakadilan struktural.

Sudah puluhan tahun Papua memberi untuk Indonesia.

Namun apa yang kembali ke rakyat Papua? Banyak kampung masih terisolasi tanpa listrik, air bersih, atau akses transportasi.

Pendidikan tertinggal, pelayanan kesehatan terbatas, dan pengangguran di kalangan pemuda Papua terus meningkat.

Di tengah kekayaan alam yang melimpah, OAP justru merasakan pahitnya kemiskinan dan ketertinggalan.

Ini adalah paradoks yang menyakitkan.

Situasi ini bukan sekadar kegagalan pembangunan, tapi juga pengingkaran terhadap hak konstitusional OAP sebagai warga negara.

Negara hadir dengan proyek-proyek besar, tapi absen dalam menjamin keadilan sosial.

Dana otonomi khusus mengalir, tetapi birokrasi yang korup dan sistem yang timpang membuat manfaatnya tidak merata.

Yang kuat terus menguasai, yang lemah terus tersingkir. Papua tidak butuh belas kasihan. Papua menuntut keadilan.

Sudah saatnya negara berhenti melihat Papua sebagai wilayah terjauh yang perlu “ditolong”.

Jika negara masih mengatakan Papua adalah bagian sah dari republik ini, maka OAP berhak menikmati kesejahteraan setara dengan warga di Jakarta, Surabaya, Bandung atau kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Tidak ada lagi alasan untuk membiarkan ketimpangan ini terus berlangsung.

Selama OAP masih hidup dalam ketakutan, masih kesulitan mengakses pendidikan dan kesehatan, dan tidak diberi ruang untuk menjadi tuan di tanah sendiri, maka kemerdekaan itu hanya ilusi.

Merdeka adalah ketika OAP berdiri tegak, hidup layak, dan memiliki kontrol atas kekayaan yang diwariskan leluhurnya.

Indonesia boleh merayakan kemerdekaan setiap tahun, tapi Papua belum. Karena kemerdekaan sejati adalah ketika setiap anak Papua bisa berkata: “Ini tanahku, ini hakku, dan aku ikut menentukan masa depanku.” (Redaksi)

I am raw html block.
Click edit button to change this html

Cek juga berita-berita Koranpapua.id di Google News

Baca Artikel Lainnya

Satgas Gabungan Temukan Empat Kebun Ganja di Oksibil, Pegunungan Bintang

Satgas Gabungan Temukan Empat Kebun Ganja di Oksibil, Pegunungan Bintang

23 September 2025
Persaingan Semakin Ketat, Seleksi JPTP Mimika Masuki Tahap Penilaian di BKN

400 UMKM Siap Meriahkan HUT ke-29 Mimika, Hadirkan Artis Nasional Hingga Menteri Koperasi

23 September 2025
Persaingan Semakin Ketat, Seleksi JPTP Mimika Masuki Tahap Penilaian di BKN

Persaingan Semakin Ketat, Seleksi JPTP Mimika Masuki Tahap Penilaian di BKN

23 September 2025
Menteri Transmigrasi Kunker ke Papua Selatan, Korpasgat Amankan Keberangkatan di Bandara Mopah

Menteri Transmigrasi Kunker ke Papua Selatan, Korpasgat Amankan Keberangkatan di Bandara Mopah

23 September 2025
5.600 KK di Mimika Terima Bansos Otsus 2025, Nilai Rp7,9 Miliar

5.600 KK di Mimika Terima Bansos Otsus 2025, Nilai Rp7,9 Miliar

23 September 2025
Hakim Tolak Eksepsi, Sidang Empat Terdakwa Makar Papua Lanjut ke Tahap Pembuktian

Hakim Tolak Eksepsi, Sidang Empat Terdakwa Makar Papua Lanjut ke Tahap Pembuktian

23 September 2025

POPULER

  • Konsep Otomatis

    Operasi Gabungan di Timika Sampai Akhir September, Pajak Mati dan Plat Luar Target Utama

    2400 shares
    Bagikan 960 Tweet 600
  • Sadis! Seorang Wanita di Timika Tewas Digorok Residivis, Korban Hampir Diperkosa

    688 shares
    Bagikan 275 Tweet 172
  • Pak De Kumis Tewas setelah Peluru Menembus Leher, Brigjen Faizal: Pelaku Diduga KKB Pimpinan Tenggamati

    635 shares
    Bagikan 254 Tweet 159
  • Cinta Segitiga Berujung Maut, Polsek Mimika Baru Tangkap Pelaku Pembunuhan Berencana

    625 shares
    Bagikan 250 Tweet 156
  • Polres Mimika Bongkar Peredaran Uang Palsu, Terungkap Libatkan Oknum Anggota TNI Aktif

    598 shares
    Bagikan 239 Tweet 150
  • Kadis P2KP Papua Tengah Dikeroyok, Mengaku Leher dan Telinga Kena Pukul, Kasus Ini Ditangani Polisi

    588 shares
    Bagikan 235 Tweet 147
  • Evakuasi Dramatis di Yalimo: Enam Prajurit Kopassus Berhasil Diselamatkan, Tiga Luka Berat

    587 shares
    Bagikan 235 Tweet 147
Next Post
Pemkab Mimika Buka Beasiswa Kuliah S1 untuk 100 Guru Sekolah Negeri dan Swasta

Pemkab Mimika Buka Beasiswa Kuliah S1 untuk 100 Guru Sekolah Negeri dan Swasta

Abraham Kateyau Resmi Jabat Plt Sekda Mimika Gantikan Petrus Yumte, Bupati Juga Tunjuk Plt Baru di Dua OPD

Abraham Kateyau Resmi Jabat Plt Sekda Mimika Gantikan Petrus Yumte, Bupati Juga Tunjuk Plt Baru di Dua OPD

Sekda Pertama Putra Kamoro, Lemasko Ucapkan Terima Kasih kepada Bupati dan Wabup Mimika,  Ini Adalah Kerinduan Panjang

Sekda Pertama Putra Kamoro, Lemasko Ucapkan Terima Kasih kepada Bupati dan Wabup Mimika,  Ini Adalah Kerinduan Panjang

Koran Papua

© 2024 Koranpapua.id

Menu

  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • Papua
  • Nusantara
  • Politik
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Foto

© 2024 Koranpapua.id