TIMIKA, Koranpapua.id- Puluhan guru Madrasah di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah mengikuti Pelatihan Pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar (K-13) Angkatan I, Senin 20 Januari 2025.
Pelatihan K-13 yang berlangsung sampai tanggal 25 Januari mendatang di salah satu hotel di Timika itu, digagas oleh Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Mimika.
Dr. H. Muhamad Mocthar Tuhuteru, MM, Kepala Balai Diklat Keagamaan Papua menjelaskan penerapan K-13 peninggalan Pemerintahan Presiden Jokowi ini masih relevan.
Lembaga sekolah masih bisa menggunakan, sejauh belum ada perubahan kurikulum baru oleh Pemerintahan Presiden Prabowo-Gibran.
“Namanya kurikulum pasti ada perubahan, apabila didalam regulasi itu Presiden-Presiden berikutnya ada pergantian kurikulum biasanya empat tahun sekali,” ujar Muhamad.
Namun karena sampai saat ini belum ada kurikulum baru sebagai pelaksana teknis, maka tenaga edukasi tetap menjalankan K-13.
Dan jika nanti kedepannya ada perubahan, pihaknya siap menyesuaikan.
Muhamad mengakui penerapan K-13 di tingkat satuan pendidikan masih relevan sesuai dengan tuntutan perubahan dan perkembangan, sehingga dianggap masih memiliki manfaat yang lebih besar.
Materi pelatihan K-13 ini sama seperti yang diterapkan oleh Dinas Pendidikan kepada guru-guru negeri.
“Sosialisasi ini lebih dulu dari Dinas Pendidikan, karena memang 100 persen mengurus pendidikan. Karena kita bicara Kemenag hanya 50 persen menangani pendidikan. Materi ini kita adopsi dari Dinas Pendidikan,” ujarnya.
Dikatakan, sejauh ini Dinas Pendidikan melaksanakan pelatihan K-13 lebih kepada para guru yang diangkat oleh dinas.
Dengan demikian pelatihan K-13 untuk guru-guru sekolah keagamaan menjadi tugas dan tanggung jawab Kemenag, dibawah naungan Kementerian Agama berkerjasama Balai Diklat Keagamaan Papua.
Melalui pelatihan ini, ia berharap peningkatan kapasitas, kemampuan, skill dan Sumber Daya Manusia (SDM) guru madrasah sama dengan guru-guru yang diangkat oleh dinas.
Karena menurutnya, pelatihan yang diberikan mempunyai satu tujuan serta misi yang sesuai dengan sistem pendidikan di Indonesia, yakni bagaimana menghasilkan generasi-generasi masa depan yang berkualitas. (Redaksi)