“Melalui pelatihan ini, kita belajar bersama dan tidak hanya teori, tetapi juga praktik mengelola usaha, mulai dari produksi, manajemen keuangan, hingga strategi pemasaran,”
TIMIKA, Koranpapua.id- Upaya memperkuat peran perempuan Papua dalam menggerakkan ekonomi berbasis potensi lokal terus digencarkan.
Kelompok Kerja (Pokja) Perempuan Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua Tengah menggelar Pelatihan Kewirausahaan Berbasis Komoditas Lokal Perempuan Papua, Sabtu 25 Oktober 2025.
Kegiatan yang berlangsung di salah satu hotel di Timika, diikuti oleh lima sanggar perajin Kamoro dan Amungme, masing-masing Sanggar Bopoko, Sanggar Wakia, Sanggar Imatea, Sanggar Anamo, dan Sanggar Mbitoro.
Hadir dalam kegiatan itu, Marsela Tomatipi anggota Pokja Perempuan MRP Papua Tengah dan Victor Fonataba, Sekretaris Kadin Kabupaten Mimika, serta sejumlah tamu undangan lainnya.
Wujud Pemberdayaan Perempuan Papua
Dalam sambutannya, Marsela Tomatipi menjelaskan bahwa Pokja Perempuan MRP Papua Tengah memiliki tanggung jawab moral dan kultural untuk melindungi serta memberdayakan Orang Asli Papua (OAP), khususnya perempuan.
“MRP Papua Tengah merupakan representasi kultural OAP yang memiliki tanggung jawab melindungi hak-hak OAP, termasuk pemberdayaan perempuan dan pelestarian budaya,” ujarnya.
Menurut Marsela, pelatihan ini dikemas dalam bentuk pameran hasil kerajinan lokal dari berbagai sanggar Kamoro dan Amungme.
Tujuannya untuk meningkatkan kreativitas, keterampilan, dan kemampuan pemasaran produk para perajin.
“Ini bukan hanya sekadar pelatihan, tetapi sebuah investasi untuk menciptakan wirausaha-wirausaha baru yang kuat dan inovatif,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya pendampingan berkelanjutan dari dinas terkait, terutama yang mengelola dana Otonomi Khusus (Otsus).
Ini bertujuan agar para pelaku usaha lokal mendapat ruang untuk berkembang dan bersaing di pasar yang lebih luas.
“Melalui pelatihan ini, kita belajar bersama dan tidak hanya teori, tetapi juga praktik mengelola usaha, mulai dari produksi, manajemen keuangan, hingga strategi pemasaran,” jelas Marsela.
Sementara itu, Victor Fonataba selaku Sekretaris Kadin Kabupaten Mimika, menyatakan bahwa pihaknya siap mendukung pengembangan usaha mikro berbasis kearifan lokal.
“Para perajin ini memiliki kreativitas tinggi, hanya saja kendalanya ada pada manajemen dan pemasaran, “ujarnya.
Karena itu, Kadin Mimika mendorong keterlibatan anak-anak muda agar bisa membantu memasarkan produk seni dan budaya Papua agar lebih dikenal luas.
Pameran Produk Lokal
Sebagai bentuk apresiasi, kegiatan ini juga dirangkaikan dengan pameran hasil kerajinan lokal dari lima sanggar peserta.
Produk yang ditampilkan antara lain anyaman, ukiran, dan perhiasan tradisional yang mencerminkan kekayaan budaya masyarakat Kamoro dan Amungme.
Harapan untuk Kemandirian Ekonomi
Menutup kegiatan, Marsela Tomatipi menyampaikan harapannya agar pelatihan ini menjadi langkah awal kebangkitan ekonomi perempuan Papua.
“Perempuan Papua harus menjadi pelaku utama dalam pembangunan daerahnya sendiri. Lewat karya, semangat, dan kreativitas, mama-mama Papua bisa berdiri sejajar dan berdaya secara ekonomi,” tandasnya.
Kegiatan seperti ini menjadi bukti nyata bahwa pemberdayaan ekonomi perempuan Papua dapat berjalan seiring dengan pelestarian budaya dan penguatan identitas lokal, sebuah langkah kecil menuju kemandirian besar di tanah sendiri. (*)
Penulis: Hayun Nuhuyanan
Editor: Marthen LL Moru










