Keberadaan kawasan Teluk Cenderawasih dengan keanekaragaman hayati yang tinggi telah lama menjadi daerah tujuan wisata, baik wisatawan nusantara maupun mancanegara.
TIMIKA, Koranpapua.id- Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disporaparekraf) Papua Tengah, telah melaksanakan penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan (Ripparprov) tahun 2025.
Penyusunan Ripparprov diawali dengan dilakukan kegiatan diskusi bersama kelompok terpumpun di salah satu hotel di Timika, dengan menggandeng Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan (P-P2Par) ITB.
Pada kegiatan itu dihadiri perwakilan Dinas Pariwisata dari Kabupaten Nabire, Dogiyai, Mimika, Intan Jaya, Puncak, dan Kabupaten Puncak Jaya.
Hadir juga perwakilan dari unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tingkat Provinsi Papua Tengah, di antaranya dari Bapperida Papua Tengah, Dinas Perhubungan, Dinas Perikanan, Penyuluhan Ketahanan Pangan, dan dinas lainnya.
Julius Edaway, S.Sos, Kepala Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Disporaparekraf Papua Tengah, ketika membuka diskusi itu mengatakan penyusunan Ripparprov menjadi pondasi pembangunan kepariwisataan Papua Tengah untuk dua puluh tahun kedepan.
Menurutnya, kegiatan penyusunan Ripparprov Papua Tengah sangat strategis dan menjadi salah satu prioritas kegiatan yang dilakukan oleh Disporaparekraf Papua Tengah pada tahun 2025.
Oleh karena itu, dukungan dari kabupaten dan OPD terkait di tingkat provinsi menjadi sangat penting dan menentukan.
Dalam diskusi tersebut menghasilkan beberapa poin kesepakatan sebagai dasar penyusunan Ripparprov Papua Tengah tahun 2025-2045. Beberapa poin tersebut di antaranya:
Sebagai Daerah Otonomi Baru, Provinsi Papua Tengah saat ini tengah gencar melakukan akselerasi pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan luas wilayah yang demikian besar dan terdiri atas delapan Kabupaten, Papua Tengah menghadapi tantangan pembangunan yang sangat besar, mulai dari infrastruktur hingga pengembangan sumber daya manusia.
Oleh karena itu, perlu langkah-langkah taktis dan efektif agar proses pembangunan yang dilakukan dapat berjalan sesuai dengan tujuan dan menghasilkan manfaat yang optimal bagi daerah dan masyarakat dengan prinsip adil dan merata.
Salah satu potensi besar Provinsi Papua Tengah yang saat ini belum tergali dengan optimal adalah potensi pariwisata.
Keberadaan kawasan pegunungan hingga kawasan pantai, selain bentang alam dan keunikan budaya masyarakatnya merupakan harta yang saat ini belum digarap untuk meningkatkan kualitas pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Meski demikian, Provinsi Papua Tengah sesungguhnya telah lama dikenal sebagai destinasi pariwisata kelas dunia, karena keberadaan Gunung Jaya Wijaya dengan Puncak Jaya (cartenz) yang merupakan bagian dari 7 Summit of The World yang mewakili kawasan Oceania.
Selain itu, keberadaan kawasan Teluk Cenderawasih dengan keanekaragaman hayati yang tinggi telah lama menjadi daerah tujuan wisata, baik wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Meski paket wisata yang saat ini dijual masih menyasar wisatawan minat khusus dengan paket wisata yang ekslusif, kedepan diharapkan tetap melibatkan masyarakat dengan memperhatikan keseimbangan dan keberlanjutan.
Selain itu, pengembangan berbagai daya tarik wisata yang ada di Provinsi Papua Tengah dengan menyesuaikan pasar yang ada sangat penting agar penyebaran manfaat pariwisata dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Sebagaimana diketahui bahwa potensi budaya dan alam Papua barat sangat besar dan masih belum tergali sebagai daya tarik wisata.
Kegiatan penyusunan Ripparprov Papua Tengah masih akan terus berjalan hingga akhir tahun.
Rangkaian selanjutnya adalah melakukan survei lapangan ke beberapa titik destinasi pariwisata potensial yang ada di Provinsi Papua Tengah. (*)
Penulis: Djesica Putri
Editor: Marthen LL Moru










