JAYAPURA, Koranpapua.id- Kota Jayapura, beranda timur Indonesia dengan panorama Teluk Youtefa dan kekayaan budaya leluhur, akhir pekan ini menjadi saksi meriahnya Pesta Literasi Indonesia 2025.
Mengusung tema “Cerita Khatulistiwa”, rangkaian acara yang digelar di Isasai Cafe, Danau Sentani pada Sabtu 20 ini menghadirkan ruang perjumpaan hangat antara penulis, pegiat literasi, musisi, dan masyarakat Papua.
Bekerja sama dengan komunitas Papuansspeak dan Torang Baca, Pesta Literasi Indonesia kali ini menyoroti pentingnya bahasa dalam memperluas akses literasi, terutama di Papua yang masih sangat dekat dengan bahasa ibu.
Acara dibuka dengan sesi “Menulis Bersama Gody Usnaat”, di mana penyair sekaligus guru asal Papua ini mengajak peserta mengeksplorasi kata sebagai medium identitas dan pengalaman personal.
Dilanjutkan dengan diskusi panel bertajuk “Huruf yang Menari di Cahaya Mentari Pertama”, menghadirkan Gody Usnaat, penulis dan peneliti bahasa Darmawati Majid, serta pegiat komunitas Jashinta Huby, dengan Syarif dari Torang Baca sebagai moderator.
Dalam diskusi, para narasumber menekankan bahwa literasi tidak sekadar kemampuan membaca teks, tetapi juga bagaimana bahasa dapat terasa akrab, relevan, dan mencerminkan identitas pembacanya.
“Bahasa ibu adalah pintu pertama menuju dunia pengetahuan. Dengan itu, membaca bisa terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari,” ujar Gody Usnaat.
Darmawati Majid menambahkan pentingnya mengakui keragaman linguistik di Indonesia. “Sastra dan bahasa ibu membuka ruang agar literasi tidak eksklusif, tapi dapat dijangkau semua kalangan,” katanya.
Sementara Jashinta Huby berbagi kisah nyata dari komunitas literasi di Jayapura yang berjuang menghidupkan budaya baca di tengah berbagai tantangan.
Sebagai penutup, kreator musik Asep Nayak menampilkan musik yang menambah hangat suasana senja di tepi Danau Sentani.
Pesta Literasi Indonesia 2025 di Jayapura membuktikan bahwa literasi adalah ruang bersama untuk merayakan cerita, identitas, dan kebersamaan. Dari timur Indonesia, gema literasi kembali dihidupkan, memperkaya wajah keberagaman bangsa.
Menyertai rangkaian acara Pesta Literasi Indonesia di Jayapura ini, berlangsung pula bazar Semesta Buku yang menghadirkan berbagai jenis buku dengan potongan harga yang menarik.
Lebih dari itu, sepanjang September 2025, terdapat program promosi spesial bagi buku-buku terbitan Gramedia Pustaka Utama. Berbagai judul dapat diperoleh dengan potongan harga 15% di seluruh Toko Gramedia dengan minimal transaksi Rp150.000.
Promo serupa juga tersedia di Gramedia.com, Gramedia Official Shop (Shopee & Tokopedia), serta Gramedia Pustaka Utama Official Shop (Shopee).
Lebih istimewa lagi, melalui kanal daring, pembaca dapat menikmati diskon hingga 20% tanpa minimal transaksi—sebuah kesempatan untuk menambah koleksi bacaan dan merayakan literasi di bulan penuh perayaan ini.
“Pesta Literasi Indonesia di Jayapura menunjukkan bahwa literasi dapat tumbuh dari akar bahasa ibu, menjadi jembatan identitas, dan menghadirkan kedekatan di tengah keberagaman,” ujar Amie Puspahadi, Ketua Pesta Literasi Indonesia 2025.
Pesta Literasi Indonesia 2025 Jayapura terselenggara atas kolaborasi Gramedia Pustaka Utama, Papuansspeak, dan Torang Baca.
Kehadiran penulis, komunitas lokal, serta generasi muda literasi memperkaya makna pertemuan ini sebagai momentum untuk merawat kebersamaan dan merayakan kearifan dari Tanah Papua.
Minggu depan, Pesta Literasi Indonesia akan berlangsung di Medan, Padang, Pekanbaru, dan Pontianak. (Redaksi)