ADVERTISEMENT
Rabu, Juli 30, 2025
Koran Papua
No Result
View All Result
  • Papua
  • Nusantara
  • Politik
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Foto
Koran Papua
No Result
View All Result
  • Papua
  • Nusantara
  • Politik
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Foto
ADVERTISEMENT
Home Headline

Ribuan Warga Mengungsi, AMKI dan Tokoh Intelektual Papua Tengah Minta Tarik Militer dari Tanah Papua

“AMKI harus bangkit melakukan gerakan-gerakan sosial kemanusiaan memprotes kebijakan negara yang tidak memperhatikan hak-hak masyarakat secara menyeluruh”.

8 Juni 2025
0

Nelson Tenbak, Yerry Elas, tokoh intelektual Puncak, Melianus Numang Ketua AMKI Papua Tengah dan Ram Uamang, Ketua AMKI Puncak foto bersama dalam jumpa pers di Timika, Minggu 8 Juni 2025. (foto:redaksi/koranpapua.id)

Bagikan ke FacebookBagikan ke XBagikan ke WhatsApp

TIMIKA, Koranpapua.id– Masyarakat dua kabupaten di Papua Tengah yakni Puncak dan Intan Jaya, saat ini hidup dalam perasaan takut dan trauma.

Hidup dalam suasana yang tidak aman itu, sebagai dampak dari pecahnya konflik senjata yang terjadi di wilayah itu dalam beberapa waktu terakhir.

ADVERTISEMENT

Akibat eskalasi konflik yang terus meningkat membuat ribuan masyarakat pribumi di dua kabupaten itu, terpaksa harus meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi di tempat-tempat yang dianggap aman.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Menyikapi konflik bersenjata yang belum dipastikan kapan berakhir, mendorong Yerry Elas, Tokoh Intelektual Kabupaten Puncak, angkat bicara.

Baca Juga

Kopasgat TNI AU Ambil Alih, Pesawat Tetap Terbang di Bandara Bilorai Intan Jaya Meski Tanpa Petugas Sipil

Pencuri Motor Ditangkap di Jayanti-Timika, Pelaku sudah Dua Kali Masuk Penjara

Sebagai putra daerah, Yerry menyampaikan rasa prihatin dengan situasai keamanan yang terjadi di Puncak dan Intan Jaya.

Pasalnya, akibat konflik senjata sangat berdampak terhadap kehidupan sosial masyarakat.

Mereka merasa tidak aman di kampung kelahiran dan terpaksa mengungsi di tempat-tempat yang dirasa aman.

Yerry mengatakan, sumber akar terjadinya konflik di Puncak dan Intan Jaya termasuk di Papua umumnya, dikarenakan kehadiran militer yang terlalu masif di semua bidang.

“Kehadiran TNI yang berlebihan membuat masyarakat Orang Asli Papua atau pribumi menjadi tidak merasa aman,” katanya dalam jumpa pers di Timika, Minggu 8 Juni 2025.

Yerry mencontohkan di bidang pendidikan, kesehatan dan di gereja dan pembangunan lainnya saat ini dikuasai oleh militer.

“Jadi semua hak-hak dasar masyarakat pribumi dikuasai. Ini jadi sumber munculnya ketidakadilan dan tidak rasa aman. Sebagai tokoh intelektual sangat prihatin situasi saat ini,” ujarnya.

Terkait dengan kondisi ini, Yerry meminta kepada Pemerintah Pusat untuk menarik kembali pasukan militer non organik dari Tanah Papua, lebih khusus di daerah yang rawan konflik.

Ia menolak pemerintah melaksanakan pembangunan dengan pendekatan militerisasi. Karena yang diterapkan bukan solusi menyelesaikan konflik, tetapi justru menambah masalah.

Kedepannya sebaiknya lebih mengedepankan pendekatan yang humanis dan kemanusiaan.

Keprihatinan serupa juga disampaikan oleh Nelson Tenbak, Tokoh Intelektual yang juga kaum milenial peduli Puncak.

Pada kesempatan yang sama, Nelson mengatakan dengan terjadinya konflik senjata ini, masyarakat sudah tidak lagi merasakan hidup aman, damai dan tenang, tetapi perasaan takut dan trauma.

“Karena semenjak terjadinya perampasan lahan, masalah konflik Papua merdeka sampai imbasnya kepada masyarakat kecil yang tidak tahu apa-apa menjadi korban,” pungkasnya.

Nelson juga menyoroti persoalan yang begitu panjang ini, pemerintah sendiri belum mampu menangani hingga tuntas.

“Sebagai tokoh intelektual Puncak berkewajiban bicara masalah ini demi kepentingan kemanusiaan pribumi,” pungkasnya.

Karena menurutnya, akibat konflik ini berdampak pada terganggunya proses pendidikan, kesehatan dan pembangunan. Bahkan untuk mereka hidup tenangpun terancam.

Disampaikan bahwa, hidup masyarakat Puncak dan Intan Jaya saat ini dalam kondisi yang tidak berdaya.

Masyarakat tidak leluasa melaksanakan aktivitas seperti berkebun, termasuk aktivitas belajar mengajar di sekolah maupun ketika hendak ke rumah sakit untuk berobat.

Menghadapi situasi ini, Nelson menghimbau dan mengajak kaum intelektual di Papua Tengah untuk duduk bersama menyamakan pikiran dan ide, mengkaji secara baik dan mendata setiap permasalahan untuk dirumuskan.

Dengan data dan hasil kajian yang telah dirumuskan secara baik selanjutnya diserahkan kepada Presiden melalui Menteri HAM, Komnasham, LBH dan lembaga-lembaga kemanusiaan untuk membicarakan masalah ini secara serius.

“Kita bicara menyelesaikan persoalan ini tidak bisa hanya di Jakarta. Tapi harus dibahas dan diselesaikan di Papua,” katanya.

Nelson juga mengingatkan pemerintah untuk menarik semua pasukan militer yang ada di Puncak dan Intan Jaya atau Papua umumnya.

Hadirnya militer yang masif ditengah masyarakat, di lingkungan pemerintah, gereja, sekolah dan sektor kesehatan yang dilengkapi senjata, membuat masyarakat bertamba trauma, takut dan damai.

Ia berharap masukan-masukan yang disampaikan ini dapat didengar oleh para pengambil kebijakan untuk diputuskan demi kepentingan rasa aman dan damai bagi masyarakat pribumi.

Sementara Melianus Numang, Ketua AMKI Papua Tengah mengungkapkan, saat ini telah terjadi pelanggaran HAM berat di Intan Jaya dan Puncak.

Ia menyebutkan di Kabupaten Intan Jaya dari 18 orang korban tetapi yang teridentifikasi OPM murni hanya tiga orang sementara sisanya masyarakat biasa.

Masyarakat saat ini meninggalkan rumah dan mengungsi di ibukota kabupaten, di tempat-tempat aman termasuk ke Nabire dan di Timika.

Melianus merasa miris, terjadi penembakan dan banyak rumah warga dibakar. Karenanya saat ini masyarakat Gome dan Gome Utara mengungsi ke Ilaga.

Dikatakan, situasi yang terjadi di dua kabupaten di Papua Tengah telah mendorong banyak orang untuk membuka posko penggalangan bantuan kemanusiaan.

Namun menurutnya, sesungguhnya yang dibutuhkan masyarakat saat ini bukan bantuan makanan, uang dan pakaian melainkam rasa aman.

Sebagai generasi muda Papua Tengah, terutama AMKI harus berpikir lebih yakni, melakukan gerakan sosial memprotes kebijakan negara yang tidak memihak kepada kemanusiaan pribumi.

Sebagai anak Papua harus mempertanyakan mengapa pelanggaran HAM di daerah ini terus terjadi tanpa akhir, termasuk ketidakadilan.

Melianus juga menyoroti pengiriman aparat TNI-Polri secara masif, sistimatis dan terstruktur masih berlangsung. Gereja, gedung sekolah dan balai desa sudah dikuasai militer.

“Kondisi masyarakat sangat memprihatinkan lantas hidup dalam kondisi ketakutan. Kami harus protes terhadap negara yang melakukan pendekatan militeristik,” tuturnya.

Ia mengatakan saat ini AMKI se-Papua Tengah sedang berpikir untuk melakukan mimbar bebas dalam aksi gerakan sosial memprotes kebijakan negara.

Caranya dengan mengumpulkan surat yang mengarah pada satu topik, mengapa pelanggaran HAM sejak 1963 hingga sekarang terus terjadi.

Dan meminta untuk hentikan pengiriman militer di Papua secara masif dan ketidakadilan untuk disampaikan kepada Presiden Prabowo melalui Menteri HAM di Jakarta.

Surat yang akan dilayangkan ke Presiden dengan tembusan disampaikan kepada DPRPT, MRP PT dan Gubernur Papua Tengah.

“Kita akan minta DPR PT fasilitasi untuk audiens dengan Menteri HAM. Surat protes ini akan ditulis oleh anak muda delapan kabupaten di Papua Tengah dengan cara, bahasa, versi dan gaya mereka sendiri.

Sementara topik dalam surat tersebut lebih mengerucut pada satu topik yakni tentang ketidakadilan atau pelanggaran HAM.

Ia menyebutkan berdasarkan catatan Komnasham terdapat 113 kasus pelanggaran HAM berat di Papua, namun belum ada satupun yang diselesaikan.

Dari seluruh Papua terdapat tiga daerah yang paling rentan terjadinya pelanggaran yaitu, Puncak, Intan Jaya dan Puncak Jaya.

“AMKI harus bangkit melakukan gerakan-gerakan sosial kemanusiaan memprotes kebijakan negara yang tidak memperhatikan hak-hak masyarakat secara menyeluruh,” tutupnya. (Redaksi)

I am raw html block.
Click edit button to change this html

Cek juga berita-berita Koranpapua.id di Google News

Baca Artikel Lainnya

Kopasgat TNI AU Ambil Alih, Pesawat Tetap Terbang di Bandara Bilorai Intan Jaya Meski Tanpa Petugas Sipil

Kopasgat TNI AU Ambil Alih, Pesawat Tetap Terbang di Bandara Bilorai Intan Jaya Meski Tanpa Petugas Sipil

30 Juli 2025
Pencuri Motor Ditangkap di Jayanti-Timika, Pelaku sudah Dua Kali Masuk Penjara

Pencuri Motor Ditangkap di Jayanti-Timika, Pelaku sudah Dua Kali Masuk Penjara

30 Juli 2025
200 Ekor Sapi asal Merauke Disiapkan untuk Penuhi Protein Hewani Masyarakat Papua Tengah

200 Ekor Sapi asal Merauke Disiapkan untuk Penuhi Protein Hewani Masyarakat Papua Tengah

30 Juli 2025
Gempa di Rusia Picu Peringatan Tsunami untuk Wilayah Utara Papua, Mimika Dipastikan Aman

Gempa di Rusia Picu Peringatan Tsunami untuk Wilayah Utara Papua, Mimika Dipastikan Aman

30 Juli 2025
Provinsi Papua Tengah Tempati Posisi Teratas Realisasi APBD Tahun 2025

Provinsi Papua Tengah Tempati Posisi Teratas Realisasi APBD Tahun 2025

30 Juli 2025
Ditumpangi Ribka Haluk, Sriwijaya Air Mendarat Perdana di Wamena, Buka Konektivitas Transportasi Udara yang Luas

Ditumpangi Ribka Haluk, Sriwijaya Air Mendarat Perdana di Wamena, Buka Konektivitas Transportasi Udara yang Luas

29 Juli 2025

POPULER

  • Batas Usia Pensiun Karyawan Swasta 59 Tahun, Berbeda dengan PNS. Berikut Penjelasannya

    Kabar Gembira! Pendaftaran CPNS 2025 Resmi Dibuka. Ini Formasi dan Syaratnya

    1262 shares
    Bagikan 505 Tweet 316
  • Incar Tambang Emas Kapiraya, Kapal Tongkang Angkut Alat Berat Sandar di Muara Wumuka, Lemasko Minta Dihentikan

    1788 shares
    Bagikan 715 Tweet 447
  • Cegah Tindak Pidana DD, Kejati Papua Gandeng Pemprov Papua Tengah Sosialisasi Program Jaga Desa

    721 shares
    Bagikan 288 Tweet 180
  • Sambut HUT Kemerdekaan RI ke-80, Bupati Mimika Keluarkan Tujuh Himbauan

    666 shares
    Bagikan 266 Tweet 167
  • Lima Anggota Polres Puncak Jaya Dipecat Tidak Hormat, Kapolres Tegaskan Komitmen Tegakkan Disiplin

    619 shares
    Bagikan 248 Tweet 155
  • 129 Amunisi Kaliber 7,62 mm Ditemukan di TPA Iwaka Mimika

    586 shares
    Bagikan 234 Tweet 147
  • Ketua KPU Papua Steve Dumbon Diberhentikan Sementara

    583 shares
    Bagikan 233 Tweet 146
Next Post

Aktivitas Tambang Nikel di Raja Empat Dihentikan Sementara, Klaim Telah Lakukan Berbagai Program Keberlanjutan

Aktivitas Tambang Nikel di Raja Empat Dihentikan Sementara, Klaim Telah Lakukan Berbagai Program Keberlanjutan

Tambang Nikel Raja Ampat: Menambang Tanpa Restu Adat, Bukan Hanya Pelanggaran Hukum, Melainkan Dosa Terhadap Leluhur

FKDM Himbau Jaga Mimika Aman dan Damai, Tinggalkan Dinamika Pilkada, Sambut Natal dengan Sukacita

Tekan Resiko Kecelakaan Akibat Pengemudi Dipengaruhi Minuman Beralkohol, Polres Mimika Diminta Tingkatkan Patroli

Koran Papua

© 2024 Koranpapua.id

Menu

  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • Papua
  • Nusantara
  • Politik
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Foto

© 2024 Koranpapua.id