TIMIKA, Koranpapua.id- PT Freeport Indonesia memperingati Hari Malaria Sedunia yang pelaksanaannya dipusatkan di Terminal Gorong-Gorong, Timika pada Jumat 25 April 2025.
Untuk tahun ini peringatan Hari Malaria Sedunia mengangkat tema Aksi Bersama untuk Indonesia Bebas Malaria (Unity In Action Toward Zero Malaria).
Bertepatan dengan momen ini, PT Freeport Indonesia (PTFI) membagikan Repellent kepada setiap karyawan yang turun dari dataran tinggi ke Timika menggunakan bus.
Untuk diketahui Repellent adalah obat anti nyamuk yang dilengkapi dengan langkah-langkah edukasi pencegah gigitan nyamuk.
Dipilihnya Terminal Gorong-Gorong sebagai tempat pembagian Repellent bertujuan agar penanganan pengendalian malaria lebih difokuskan di area dataran rendah.
Hal itu mengingat banyak terdapat kolam sebagai tempat perindukan jentik nyamuk dan 60 persen karyawan bersama keluarga tinggal di wilayah Kota Timika dan sekitarnya.
dr. Ferdy Permana, Manager PHMC Area Industrial PTFI menjelaskan, malaria disebabkan oleh parasit (plasmodium) yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang infektif.
Ia menyebutkan ada empat jenis malaria yakni malaria tropika (plasmodium falciparum), malaria tersiana (plasmodium vivax), malaria kuartana (plasmodium malariae) dan malaria avale (plasmodium ovale).
Adapun gejala yang akan dialami ketika seseorang terkena malaria. Diantaranya, merasa demam, menggigil, berkeringat, mual, muntah, cepat lelah, diare dan mata kuning.
Sementara akibat dari terkena malaria tropika yakni dapat menyebabkan komplikasi pada organ tubuh seperti otak, ginjal dan limfa serta bisa menyebabkan koma hingga kematian.
dr. Ferdy juga menuturkan, komitmen Freeport dalam mengendalikan malaria setiap tahun tetap sama. Dan yang paling utama yakni berupaya meningkatkan kesadaran setiap karyawan dalam melindungi diri dari malaria.
Fokus pengendaliannya lebih pada penggunaan Repellent atau obat ration anti nyamuk malaria.
Dimana semua karyawan dapat melakukan secara mandiri tanpa mengurangi kualitas hidup semua karyawan pada saat beraktivitas di malam hari.
Freeport berharap dengan membangun budaya baru untuk menggunakan obat anti nyamuk bisa meningkatkan perlindungan karyawan dari gigitan nyamuk malaria.
Karena dengan terhindar dari malaria karyawan dapat bekerja secara produktif.
Ia mengakui berdasarkan data tahun 2024 lalu jumlah angka kesakitan malaria pada karyawan mengalami peningkatan mencapai 4.000 lebih kasus per tahun.
Peningkatan kasus malaria di kalangan karyawan sejalan dengan jumlah kasus malaria di masyarakat yang ada di Kota Timika.
“Apa yang kita kerjakan untuk karyawan tidak terlepas juga apa yang dikerjakan untuk masyarakat Mimika”.
“Kalau kasus malaria di masyarakat meningkat pasti kasus malaria di karyawan meningkat, sehingga perlu secara bersama-sama turunkan kasus malaria pada karyawan,” jelasnya.
Ia berharap dengan ada kolaborasi pengendalian malaria bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika, kedepan mampu menekan angka kasus malaria.
Disampaikan, di kalangan karyawan penularan malaria hanya terjadi di area dataran rendah.
Ini disebabkan faktor suhu dan kelembaban udara dan lingkungan yang lebih hangat sehingga memudah penularan malaria berkembang cepat.
Sedangkan untuk di dataran tinggi seperti Tembagapura tidak ada penularan malaria karena kondisi lingkungan lembab dan dingin.
“Karyawan yang bekerja di wilayah dataran tinggi baru terkena malaria pada saat turun dan berada di dataran rendah Kota Timika,” katanya.
Ia menambahkan dengan mempusatkan peringatan hari malaria sedunia di Terminal Gorong-Gorong bertujuan mengingatkan karyawan, bahwa ketika turun ke Timika berarti memasuki daerah dengan pelunaran malaria yang tinggi.
Sehingga salah satu langkah strategisnya dengan memberikan promosi kesehatan bagi karyawan, selain upaya pengendalian vektor di area kerja Freeport yang selama ini dilakukan.
Diakuinya, saat ini PTFI dan Pemkab Mimika menghadapi tantangan sangat berat dalam pemberantasan nyamuk, karena jumlah nyamuk yang makin banyak dan faktor lingkungan yang lembab.
Hal itu diakibatkan oleh banyaknya lokasi genangan permanen dan kontur tanah yang relatif datar menyulitkan air untuk mengalir dengan lancar.
dr. Fredy juga menyampaikan bahwa apabila minum obat malaria tanpa resep dokter, minum obat tidak teratur dan tidak tuntas dapat menimbulkan resistensi obat, dan kekambuhan malaria dapat menurunkan produktivitas bekerja.
Sedangkan untuk perilaku nyamuk malaria (Anopheles SP) yaitu, aktif pada malam hari dan saat hinggap atau menggigit, posisi kepala lebih rendah dari badan (menungging).
Nyamuk jenis ini menggigit atau menghisap darah setiap 3-4 hari untuk dapat bertelur dan dapat terbang sejauh dua kilometer dari genangan tempat bertelur menuju sumber darah.
Tempat hidup nyamuk anopheles adalah genangan sementara dimana cekungan tanah yang menampung air hujan lebih dari 10 hari dan genangan permanen.
Misalnya, danau, rawa, kolam, saluran drainase dan genangan lain yang permukaannya terdapat tanaman air seperti eceng gondok, kangkung, lumut dan rumput liar.
Untuk pencegahan agar tidak digigit nyamuk malaria, dr. Fredy memberikan tips yang paling mudah adalah:
- Gunakan pakaian tertutup saat di luar rumah.
- Gunakan lotion anti nyamuk.
- Pasang kawat kasa anti nyamuk pada jendela, pintu dan ventilasi udara pada bangunan.
- Gunakan kelambu berinsektisida saat tidur malam.
- Memasang obat anti nyamuk bakar/elektrik.
- Menyemprotkan insektisida rumah tangga satu jam sebelum tidur.
- Menggunakan perangkap nyamuk ultraviolet atau kipas angin ditempat orang berkumpul pada malam hari.
Manager Community Health Development (CHD) PTFI, Daniel Perwira menjelaskan, kerjasama Freeport dengan Dinas Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika dalam pengendalian malaria, dari tahun ke tahun terus ditingkatkan.
Kerjasama itu, baik dari sisi anggaran maupun Sumber Daya Manusia (SDM) yang dilakukan secara kolaborasi.
Ia juga mengungkapkan meskipun saat ini kasus malaria masih tinggi, namun Freeport bersama Pemkab Mimika berkomitmen pada tahun 2030 Mimika Bebas Malaria.
Karenanya berbagai upaya terus diperjuangkan dengan membuat strategi-strategi pengendalian malaria.
Termasuk melibatkan semua pihak untuk ikut ambil bagian dan berkontribusi mengeliminasi malaria dari Mimika. (Redaksi)