TIMIKA, Koranpapua.id- Perayaan ibadah syukur Hari Ulang Tahun (HUT) ke-170 Pekabaran Injil (PI) di Tanah Papua, khususnya di Mimika berlangsung meriah, Rabu 5 Februari 2025.
Perayaan yang dipimpin Pdt Dr. Erna Ayal, S. Th, M. Mis dengan liturgos Pdt. Dina Yoltuwu, S.Th dihadiri Pj Buapti Mimika Yonathan Demme Tangdilintin bersama Ny. Yonathan.
Pada perayaan yang berlangsung di pelataran Graha Eme Neme Yauware itu, juga dihadir juga RD Marthen Kuayo, Administrator Keuskupan Timika, perwakilan TNI-Polri dan jemaat GKI Klasis Mimika.
HUT PI tahun 2025 mengangkat tema utama yang dikeluarkan oleh Sinode di Tanah Papua ‘Keselamatan Telah Berlangsung Bagi Suku-suku Bangsa’ (Roma 11:11b).
Dan Subtema ‘Membangun Kesehatian Dalam Mewujudkan Misi Allah Bagi Keselamatan, Keadilan, Kesejahteraan dan Kedamian di Tanah Papua’.
Usai ibadah syukur dilanjutkan menari seka bersama dengan lirik lagu Yesus Sayang Ko Semua, sambil memberikan Ebamokai (sumbangan sukarela) untuk mendukung pembangunan Kantor Sinode di Jayapura.
Acara dilanjutkan dengan pelepasan balon ke udara dan pemotongan kue Ultah ke-170 PI oleh Pj Bupati Yonathan yang dibagikan kepada setiap perwakilan untuk melengkapi makna suka cita ini.
Pdt Dr. Erna Ayal dalam kotbahnya mengungkapkan, saat ini jemaat GKI yang ada di 2.058 klasis se Papua berada dalam suasana suka cita merayakan Pekabaran Injil yang ke-170 tahun.
Meski demikian katanya, suka cita ini tidak hanya dirasakan oleh GKI tetapi hampir semua dedominasi gereja-gereja di Tanah Papua merayakan demi kemuliaan nama Tuhan, yang telah mengutus dua misionaris asal Jerman bernama Carl Wilhelm Ottouw dan Johann Gottlob Geissler.
Keduanya menginjakkan kaki pertama kali di Pulau Mansina Papua pada tanggal 5 Februari 1855. Kehadiran kedua misionaris ini membuka tabir kegelapan karena kekuatan Injil melalui doa sulung mereka.
‘Dalam Nama Tuhan Kami Menginjak Tanah Ini’. Doa ini mengalir mengantarkan seluruh perjuangan misi Allah ke tanah ini.
Kepada Jemaat GKI Klasis Mimika, Pdt Erna mengajak dimomen penuh suka cita wajib bersyukur kepada Tuhan, karena atas perjuangan kedua misionaris semua boleh mencapai impian.
Dimana jemaat bisa bisa membaca, menulis dan hidup dalam terang kasih Allah. Itulah buah kasih dari perjalanan panjang iman.
Dikatakan, hari ini menjadi momen suka cita bukan saja untuk melanjutkan mengenang sejarah Pekabaran Injil, tetapi juga sebagai jawaban atas tantangan untuk melanjutkan misi Allah di Tanah Papua ini.
“Hari ini banyak yang menjadi hebat, kuat dan berhasil bukan kekuatan manusia melainkan bukti kekuatan Allah sendiri,” pungkasnya.
Namun untuk menjadi kuat dan hebat, ia berpesan sebagai orang beriman hidup harus rendah hati bukan sombong dan tinggi hati dalam melanjutkan misi Allah di tanah ini.
Ia mengungkapkan tema pada perayaan 170 tahun Pekabaran Injil mau menegaskan bahwa keselamatan telah bergerak dan terus berlangsung bagi suku-suku bangsa, dalam semangat membangun kesehatian dalam mewujudkan misi Allah bagi keselamatan, keadilan, kesejahteraan dan kedamaian di Tanah Papua.
Rasul Paulus menggunakan perumpamaan pohon zaitun untuk menjelaskan bagaimana kasih karunia Allah menyentuh semua bangsa, baik bangsa Israel maupun bangsa lain.
“Termasuk keselamatan sudah sampai di luar Israel dan ini semua karena anugerah Allah sendiri,” ujarnya.
Dikatakan Injil adalah kabar baik bagi semua orang, baik bangsa Yahudi maupun bangsa-bangsa lainnya dalam konteks keselamatan.
Ia menjelaskan meskipun masih ada sebagian besar orang Yahudi atau Israel menolak Injil, namun bukan berarti Allah meninggalkan mereka dan rencana Allah itu gagal.
Tetapi sebaliknya justeru dengan penolakan tersebut Allah gunakan sebagai kesempatan membuka jalan menuju keselamatan. (Redaksi)