TIMIKA, Koranpapua.id- Pemerintah Kampung (Kepkam) Nawaripi, Distrik Wania, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah akan membangun empat unit rumah percontohan di tahun 2024 ini.
Pembangunan empat unit rumah konstruksi kayu berukuran 6×6 meter diperuntukan kepada masyarakat Suku Kamoro yang tinggal di Nawaripi, Koperapoka dan Nayaro.
Dana yang dipakai untuk pembangunan empat unit rumah itu diambil dari Dana Desa (DD) Kampung Nawaripi tahun 2024.
“Sekarang lagi tunggu dana desa. Kalau cair dalam minggu ini kita langsung eksekusi,” ujar Nobertus Diktubun, Kepala Kampung Nawaripi kepada koranpapua.id, Minggu 23 Juni 2024.
Nobertus menjelaskan, pembangunan empat unit rumah percontohan ini merupakan hasil Musrenbang tahun 2023, dengan total anggaran sebesar Rp500 juta.
Rumah percontohan sesuai rencana akan dibangun di atas lahan empat hektar yang sudah disiapkan pemerintah kampung.
“Lahan tempat bangun rumah adalah tanah adat Nawaripi yang telah diserahkan oleh tokoh-tokoh masyarakat adat,” tandas Nobertus.
Disampaikan, alasan pada Musrenbang tahun 2023 mengusulkan pembangunan rumah, mengingat kondisi warga asli Kampung Nawaripi, dimana dalam satu rumah dihuni tiga sampai empat kepala keluarga.
Menurutnya, kebijakan yang diambil Pemkam Nawaripi membebaskan lahan di Mile 21 bertujuan agar lahan tidak dibiarkan kosong, tetapi dimanfaatkan untuk membangun rumah warga Kamoro.
“Ini untuk dukung hidup sehat, satu kepala keluarga harus satu rumah. Kami mencoba dengan gunakan dana desa walaupun nilainya kecil tapi harus jadi,” ujar Nobertus.
Tempat tinggal yang layak untuk warga asli Nawaripi suku Mimika Wee merupakan suatu kebutuhan yang utama dan perlu mendapatkan perhatian.
Empat rumah yang letaknya bersebelahan dengan lokasi wisata Merah Putih di Mile 21, akan dibangun model panggung, karena kondisi tanahnya berawa.
“Kami bangun rumah ini salah satu cara strategis agar orang Nawaripi, Koperapoka dan Nayaro sendiri yang bisa menjaga tanah adat yang merupakan warisan dari leluhur mereka,” timpalnya.
Nobertus berharap dengan kehadiran masyarakat Kamoro mampu mencegah para mafia yang akan masuk mengklaim untuk menguasai tanah adat suku Mimika Wee.
Nobertus meminta kepada para pihak, baik pemerintah maupun swasta agar membuka mata melihat warga asli Kamoro, khususnya untuk kebutuhan tempat tinggal.
“Untuk pembangunan rumah ini kita sudah sosialisasi dengan warga Kamoro di Balai Kampung Nawaripi. Masyarakat sangat menyambut baik atas program ini,” kata Nobertus. (Redaksi)