ADVERTISEMENT
Selasa, Juli 1, 2025
Koran Papua
No Result
View All Result
  • Papua
  • Nusantara
  • Politik
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Foto
Koran Papua
No Result
View All Result
  • Papua
  • Nusantara
  • Politik
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Foto
ADVERTISEMENT
Home Agama

Mengenal Max Regus : Uskup Perdana Diosesan Labuan Bajo

Melalui membaca Max mengenal dunia. Tapi dengan menulis dunia mengenal Max. Bagi saya, Max adalah salah seorang imam gereja lokal yang paling produktif.

22 Juni 2024
0
Mengenal Max Regus : Uskup Perdana Diosesan Labuan Bajo

Max Regus, Uskup Perdana Diosesan Labuan Bajo.(foto:ist/koranpapua.id)

Bagikan ke FacebookBagikan ke XBagikan ke WhatsApp

(Bagian Pertama : Catatan Ringan EJA-KAE)

Oleh: RD Stefanus Wolo Itu

ADVERTISEMENT

SAYA mengenal Max Regus bulan September 1993. Ya, tiga puluh satu tahun lalu. Ketika itu menjelang pesta keluarga Seminari Tinggi Ritapiret Maumere.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Max dan teman-temannya baru saja menyelesaikan Tahun Orientasi Rohani di Lela.

Baca Juga

Semangat Toleransi Merebak dalam Pawai Ta’aruf 1 Muharram di Mimika

Ribuan Peserta akan Ramaikan Pawai Taaruf 1 Muharam di Mimika, Satu Gereja Turut Berpartisipasi

Mereka menjadi warga tingkat satu rumah Rita. Sekaligus mahasiswa semester satu STFK Ledalero. Saya sendiri berada di tingkat empat dan smester tujuh.

Meski berbeda tiga tahun, kami merasa dekat dalam pergaulan. Max selalu menyapa saya KA’E atau kakak. Sapaan khas para junior kepada senior-senior rumah Rita.

Max sering berteman dengan dua adik dari Bajawa. Polikarpus Sola Ngete asal Rakateda dan Jack Huik dari kota Bajawa.

Mereka akrab dan sering guyon santai dwi bahasa: Bajawa – Manggarai. Ketiganya tamatan Seminari Kisol dan selama di sana “sering bolos” ke kampung Kambe.

Kambe adalah markas karyawan Seminari Kisol asal Ngada. Beberapa dari mereka berasal dari Wolorowa- Sarasedu.

Sebut saja Bene Buku, Hendy Mite dan Karel Mite. Max suka meniru dialek mereka di depan saya.

Jack Huik pemuda ganteng, tenang, murah senyum dan anggun di lapangan bola kaki.

Sementara Max dan Poly punya talenta sama: lawak, musik dan tulis menulis. Tentang lawak, sepertinya Max dan Poly hanya melawak saat tingkat satu.

Setelah itu mereka “bertobat”. Rupanya karena aksi mogok tertawa para penonton saat lomba lawak.

Penonton baru akan tertawa lucu beberapa hari kemudian. Warga Rita menamainya “Lawak Eskatologis”.

Max dan Poly juga pemain Band angkatan. Max pemain gitar bas dan Poly gitar pengiring. Mereka bermain sangat tenang.

Tanpa banyak gara-gara dan improvisasi berlebihan. Rupanya mereka menganut prinsip gitaris Spanyol, Pepe Romero: “Gitar adalah alat meditasi untuk menyentuh Tuhan dan menemukan cinta di dalam dirimu”.

Ada satu hal yang lebih mengagumkan saya. Max sangat telaten mengembangkan intelektualnya. Dia banyak membaca dan suka berdiskusi.

Max rajin menulis. Baik di majalah dinding, buletin keuskupan, majalah rumah kita, Biduk dan majalah kampus STFK Ledalero.

Sejak mahasiswa Max sudah sangat produktif. Saya suka membaca tulisan-tulisannya.

Setelah tahbisan imam tahun 1997 kami berpisah. Max menuju tempat TOP dan beberapa tahun kemudian ditahbiskan menjadi imam dioses Ruteng.

Karena Keuskupan yang berbeda, kami jarang bertemu. Tapi saya setia menikmati gagasan-gagasan bernasnya di koran-koran lokal dan regional seperti Flores Pos dan Pos Kupang.

Dan tak lupa karya tulisnya menembus koran nasional: Media Indonesia dan Kompas.

Max juga menulis banyak buku. Sebut saja: Sketsa Nurani Anak Bangsa, Diskursus Politik Lokal, Republik Sialan, Leo Perik: Jembatan Peradaban.

Ada juga Omnia in Caritate dan Human Rights Culture in Indonesia: Attacks on the Ahmadiyya Minority Group.

Max juga menulis di Jurnal-Jurnal internasional. Dan tak lupa disertasinya dari Tilburg Belanda: “Understanding Human Rights Culture in Indonesia”.

Melalui membaca Max mengenal dunia. Tapi dengan menulis dunia mengenal Max. Bagi saya, Max adalah salah seorang imam gereja lokal yang paling produktif.

Di tengah keengganan menulis banyak doktor jebolan dalam dan luar negeri, Max hadir dan memberi nuansa baru yang memperkaya kasanah intelektual gereja kita.

Sesuatu yang membanggakan! Saya ingat kata-kata Stephen King: “Jika kamu ingin menjadi penulis, kamu harus melakukan dua hal di atas segalanya: banyak membaca dan banyak menulis”.

Setelah lama tak berjumpa, kami kembali bertemu di benua biru Eropa. Musim panas 2014 kami dua bertemu di Seminari Tinggi SVD Sankt Agustin Jerman.

Max kaget saya ada di sana. “Aehhhh, EJA-KAE ada di sinikah. Oleee datang buat apa eeee?”

Saya menjawabnya: “Bapa Uskup Sensi minta saya jadi misionaris di Keuskupan Basel Swiss eee. Enam belas tahun keluar masuk kampung, turun naik bukit dan lembah. Sekarang harus belajar bahasa Jerman di sini. Napas satu satu eee. Jao malu ko kalau harus dikirim atau ditarik pulang”.

“Tidak apa apa eee eja-kae. Maju terus, pasti bisa. Atur saat serius dan santai secara seimbang. Saya tahu kae jago pesiar. Istilah Yossy Erot, selisih detik sudah menghilang ha ha”, kata Max pada saya. Saya heran karena sejak itu Max menyapa saya EJA-KAE.

“Biasanya ase Max menyapa saya kae Stef. Tapi mulai hari ini EJA- KAE. Kenapa ko”, tanya saya penasaran.

Max menjawab: “Saudari saya menikah dengan orang Ngada-Nagekeo. Namanya Piter Daeng Parani (adik kandung Rm. Alex Dhae Laba, kebetulan ade kelas di Boawae dulu).

Semua yang datang dari arah Bajawa Nagekeo saya panggil Eja-Ka’e. Eja artinya ipar laki-laki dan ka’e artinya kakak.

Biar cepat tergerak beli tuak dan bir bila saya butuh. Sesekali minum bir bersama yang dibeli oleh EJA-KA’E to. Bahasa Jerman pasti lancar, lulus ujian dan segera “lengkung” ke Swiss ha ha ha”. Bersambung!

Eiken AG Swiss, Malam Jumat 21 Juni 2024.

I am raw html block.
Click edit button to change this html

Cek juga berita-berita Koranpapua.id di Google News

Baca Artikel Lainnya

Sitti Aminah, Anak Transmigrasi di Papua yang Tembus UGM Setelah Raih Beasiswa Freeport Indonesia

Sitti Aminah, Anak Transmigrasi di Papua yang Tembus UGM Setelah Raih Beasiswa Freeport Indonesia

1 Juli 2025
Dituduh Gelapkan Uang Negara, Agustinus Anggaibak Akan Laporkan Oknum Anggota MRPT ke Polisi

Dituduh Gelapkan Uang Negara, Agustinus Anggaibak Akan Laporkan Oknum Anggota MRPT ke Polisi

1 Juli 2025
Pemprov dan Pemkab Segera Hentikan Tambang Illegal di Papua Tengah

Pemprov dan Pemkab Segera Hentikan Tambang Illegal di Papua Tengah

30 Juni 2025
Kondisi Jalan di Kota Timika Banyak yang Rusak, Pemkab Mimika Sampaikan Permohonan Maaf dan Komitmen Perbaikan

Kondisi Jalan di Kota Timika Banyak yang Rusak, Pemkab Mimika Sampaikan Permohonan Maaf dan Komitmen Perbaikan

30 Juni 2025
Cegah Gerakan Separatis, Korps Marinir Kumpulkan Tokoh Masyarakat Distrik Aifat

Cegah Gerakan Separatis, Korps Marinir Kumpulkan Tokoh Masyarakat Distrik Aifat

30 Juni 2025
Pj Sekda Mimika Soroti Pentingnya Disiplin Absensi, TPP Berbasis Kinerja Bukan Hak Mutlak

Pj Sekda Mimika Soroti Pentingnya Disiplin Absensi, TPP Berbasis Kinerja Bukan Hak Mutlak

30 Juni 2025

POPULER

  • Konsep Otomatis

    AKP Misken Darius Jabat Waka Polres Puncak Jaya, Kapolres Achmad Tekankan Penyegaran Organisasi

    1054 shares
    Bagikan 422 Tweet 264
  • Peringatan untuk Disdik dan Dinkes Mimika, DAK Terancam Hangus Jika Kontrak Tidak Segera Diinput

    558 shares
    Bagikan 223 Tweet 140
  • Agus Anggaibak: Aksi Demo Sejumlah Anggota MRP Papua Tengah Tidak Berdasar, Perlu Pahami Regulasi yang Benar

    541 shares
    Bagikan 216 Tweet 135
  • Dituduh Gelapkan Uang Negara, Agustinus Anggaibak Akan Laporkan Oknum Anggota MRPT ke Polisi

    539 shares
    Bagikan 216 Tweet 135
  • Tahun 2025 Pempus Alokasikan Rp15,7 Triliun ke Papua Tengah, Ini Rincian Dana untuk Delapan Kabupaten

    1636 shares
    Bagikan 654 Tweet 409
  • Tindak Lanjut MoU dengan PT BPM, Pemkab Waropen Anggarkan Rp6,5 Miliar Subsidi Tiket Kapal Cepat

    533 shares
    Bagikan 213 Tweet 133
  • Pj Sekda Mimika Soroti Pentingnya Disiplin Absensi, TPP Berbasis Kinerja Bukan Hak Mutlak

    530 shares
    Bagikan 212 Tweet 133
Next Post
DLH Turunkan Tim Tiga Roda, Jamin Kota Timika Tetap Bersih Selama Pelaksanaan MTQ ke-XXX

DLH Turunkan Tim Tiga Roda, Jamin Kota Timika Tetap Bersih Selama Pelaksanaan MTQ ke-XXX

Oknum Tukang Ojek di Timika Diduga Cabuli Bocah Tujuh Tahun

Oknum Tukang Ojek di Timika Diduga Cabuli Bocah Tujuh Tahun

Jelang HUT Bhayangkara, Polres Mimika Gandeng RSUD dan PMI Gelar Aksi Donor Darah

Jelang HUT Bhayangkara, Polres Mimika Gandeng RSUD dan PMI Gelar Aksi Donor Darah

Koran Papua

© 2024 Koranpapua.id

Menu

  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • Papua
  • Nusantara
  • Politik
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Foto

© 2024 Koranpapua.id