ADVERTISEMENT
Sabtu, Juni 28, 2025
Koran Papua
No Result
View All Result
  • Papua
  • Nusantara
  • Politik
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Foto
Koran Papua
No Result
View All Result
  • Papua
  • Nusantara
  • Politik
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Foto
ADVERTISEMENT
Home Agama

Tokoh Agama di Mimika Diklat Moderasi Keagamaan, Prof Idrus Ingatkan Indonesia Negara Majemuk

Semua pewarta wahyu yang ada di Tanah Papua merupakan orang yang ditugaskan untuk mengambil tanggung jawab sebagai pewarta wahyu. Tujuannya menciptakan Papua Tanah Damai.

31 Januari 2024
0
Prof. DR.Idrus Alhamid, S.Ag.,M.Si, Instruktur Nasional Moderasi Beragama di Tanah Papua. (Foto : Redaksi/Koranpapua.id)

Prof. DR.Idrus Alhamid, S.Ag.,M.Si, Instruktur Nasional Moderasi Beragama di Tanah Papua. (Foto : Redaksi/Koranpapua.id)

Bagikan ke FacebookBagikan ke XBagikan ke WhatsApp

TIMIKA, Koranpapua.id- Tokoh agama di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Penggerak Penguatan Moderasi Keagamaan.

Kegiatan yang digagas Balai Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Keagamaan Papua bekerjasama dengan Kantor Kementerian Agama Mimika.

ADVERTISEMENT

Diklat yang berlangsung di salah satu hotel di Timika berlangsung selama lima hari terhitung sejak Senin 29 Januari sampai Jumat 2 Februari 2024.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Prof. DR. H. Idrus Alhamid, S.Ag., M.Si, Instruktur Nasional Moderasi Beragama di Tanah Papua menjelaskan, peserta dalam Diklat ini terdiri dari tokoh agama Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha dan Konfucu.

Baca Juga

Dampak Cuaca Buruk, Harga Bumbu Dapur dan Sayuran di Pasar Sentral Timika Merangkak Naik

Empat PJU Polda Papua Barat Mutasi Jabatan, Kombes Eva Guna Panda Jabat Kapolresta Yogyakarta

Idrus mengatakan, tujuan dilaksanakan Diklat ini untuk memberikan arahan serta gambaran tentang konsep moderasi keagamaan.

Basis dari kegiatan tersebut akan menjadi sebuah program Kementerian Agama melalui Balai Diklat Tanah Papua, untuk memberikan pemahaman bahwa Indonesia ini sebuah negara yang majemuk.

Kemajemukan ini mengakibatkan para leluhur pendiri bangsa  telah bersepakat bahwa meskipun berbeda-beda suku, bahasa, agama, adat istiadat maupun warna kulit tetapi tetap satu dalam bingkai NKRI.

“Kita berbeda dalam keyakinan. Tidak berarti menghakimi orang lain yang berbeda dengan bermusuhan,”ujarnya.

Menurutnya, sesungguhnya musuh itu adalah orang luar yang datang di atas kapal besar yang namanya Indonesia dan membawa pemahaman yang berbeda dengan Indonesia.

Pemahaman berupa aliran yang dibawah mereka tidak mampu beradaptasi dengan bangsa yang sudah berdiri mandiri diatas kaki sendiri di NKRI yang kita cintai ini.

Kepada Koranpapua.id di sela-sela Diklat, Prof Idrus menuturkan, sudah menjadi hal biasa hidup dalam satu rumah dengan perbedaan. Pergi berangkat sekolah bersama dalam perbedaan tanpa dipersoalkan.

“Bahwa dia muslim, saya Kristen, saya Katolik dia Hindu, Budha atau Konfucu. Bagi kami di Timur Indonesia perbedaan itu sesuatu yang biasa,” tegasnya.

Berbicara soal moderasi keagamaan, untuk Indonesia Timur sudah diterapkan sehingga sudah menjadi hal yang biasa.

“Artinya kalau kita berkelahi itu masuk rana kriminal. Kriminal itulah yang dibilang bahwa orang satu kampung bisa datang usir kita, bukan polisi. Kalau polisi sudah datang tangkap berarti masuk kejahatan kriminal yang tidak bisa ditolerir oleh adat,” jelasnya.

Untuk itu, katanya pemahaman para penyuluh agama, pendeta dan ustad bahwa agama itu sebuah nilai yang datang dari Tuhan bersifat absolusitas. Artinya, menjadi satu-satunya solusi bagi identitas setiap orang.

“Jadi kalau orang mengatakan bahwa firman Tuhan. Ada Korintus 17:3 yang mengatakan janganlah kalian merusak kabah Allah. Pertanyaan kita itu yang di lapangan berdiri mabuk-mabuk, itu tahu tidak firman Tuhan itu? Justru banyak yang melanggar,”contohnya.

Ditegaskan, dengan adanya moderasi keagamaan sesungguhnya mau menunjukan bahwa Kementerian Agama kedepannya sangat serius untuk menjadikan agama sebagai lokomotif bagaimana negara ini mengusung kebhinekaan.

“Pada saat orang bilang basis negara itu rujukannya undang-undang. Kalau basisnya agama rujukannya firman Tuhan,”pungkasnya.

Semua pewarta wahyu yang ada di Tanah Papua merupakan orang yang ditugaskan untuk mengambil tanggung jawab sebagai pewarta wahyu, tujuannya menciptakan Papua Tanah Damai.

Sebagai pewarta wahyu Tuhan, tidak mengijinkan orang masuk dengan membawa aliran-aliran sesat yang mengacaukan Tanah Papua.

Ia berharap output dari Diklat ini para tokoh agama kedepan menjadi lokomotif perubahan, bukan pembawa problem dalam desain cara pandang.

Bahwa berbeda itu merupakan maksud Tuhan, dengan perbedaan itu Tuhan akan berkarya. “Kita tidak bisa mengatakan perbedaan itu sebuah penghinaan. Tuhan bisa saja menciptakan semua manusia mukanya sama, malah itu yang membuat masalah. Tapi justru Tuhan itu adil membuat tidak sama satu sama lain sehingga kita berbeda,” katanya. (Redaksi)

I am raw html block.
Click edit button to change this html

Cek juga berita-berita Koranpapua.id di Google News

Baca Artikel Lainnya

Dampak Cuaca Buruk, Harga Bumbu Dapur dan Sayuran di Pasar Sentral Timika Merangkak Naik

Dampak Cuaca Buruk, Harga Bumbu Dapur dan Sayuran di Pasar Sentral Timika Merangkak Naik

28 Juni 2025
Empat PJU Polda Papua Barat Mutasi Jabatan, Kombes Eva Guna Panda Jabat Kapolresta Yogyakarta

Empat PJU Polda Papua Barat Mutasi Jabatan, Kombes Eva Guna Panda Jabat Kapolresta Yogyakarta

28 Juni 2025
Pemprov Papua Barat Daya Bantu Rp7 Miliar untuk Pembangunan Masjid Raya Al-Akbar

Pemprov Papua Barat Daya Bantu Rp7 Miliar untuk Pembangunan Masjid Raya Al-Akbar

28 Juni 2025
Pembangunan Sekolah Rakyat di Provinsi Papua, Jhon Mampioper : Baru Tiga Kabupaten Penuhi Syarat

Pembangunan Sekolah Rakyat di Provinsi Papua, Jhon Mampioper : Baru Tiga Kabupaten Penuhi Syarat

28 Juni 2025
Semangat Toleransi Merebak dalam Pawai Ta’aruf 1 Muharram di Mimika

Semangat Toleransi Merebak dalam Pawai Ta’aruf 1 Muharram di Mimika

28 Juni 2025
KONI Tujuh Kabupaten di Papua Tengah Dipimpin Caretaker, Segera Musyawarah Bentuk Kepengurusan Definitif

KONI Tujuh Kabupaten di Papua Tengah Dipimpin Caretaker, Segera Musyawarah Bentuk Kepengurusan Definitif

28 Juni 2025

POPULER

  • Pempus Tetapkan Rp130 Miliar Lebih DD untuk Kabupaten Mimika, Baca Rincian Lengkapnya

    Tahun 2025 Pempus Alokasikan Rp15,7 Triliun ke Papua Tengah, Ini Rincian Dana untuk Delapan Kabupaten

    1630 shares
    Bagikan 652 Tweet 408
  • AKP Misken Darius Jabat Waka Polres Puncak Jaya, Kapolres Achmad Tekankan Penyegaran Organisasi

    1049 shares
    Bagikan 420 Tweet 262
  • Pj Sekda Mimika Soroti Temuan Inspektorat Terkait Potongan TPP ASN, Minta Data Ditinjau Ulang

    559 shares
    Bagikan 224 Tweet 140
  • Mobil Triton Terjun ke Jurang, Dua Penumpang Meninggal Dunia, Tujuh Luka Ringan

    553 shares
    Bagikan 221 Tweet 138
  • Realisasi Anggaran Mimika Baru 17,11 Persen, Pj Sekda: Berpotensi Pembekuan Dana Transfer Pusat

    552 shares
    Bagikan 221 Tweet 138
  • Dua Hari Berturut-turut, Empat Nyawa Melayang di Jalanan Kota Jayapura

    542 shares
    Bagikan 217 Tweet 136
  • Pensiun Awal Juli, Pj Sekda Mimika Ingatkan ASN Jaga Profesionalisme dan Kekompakan, Hindari ‘Sikut-sikutan’

    538 shares
    Bagikan 215 Tweet 135
Next Post
Tahun 2023 Penerimaan Negara di Mimika Terealisasi Rp8,36 Triliun

Tahun 2023 Penerimaan Negara di Mimika Terealisasi Rp8,36 Triliun

Reynold Targetkan Penyusunan Dokumen Pokjanal Posyandu Kabupaten Mimika Rampung Tahun 2023 

Sepanjang Januari 2024 DBD di Mimika Dilaporkan 129 Kasus, Satu Orang Meninggal Dunia

Dr. Ida Wahyuni Jabat Pj Sekda Mimika, Bupati: Salah Satu Tugasnya Persiapkan Seleksi Sekda Definitif

Dr. Ida Wahyuni Jabat Pj Sekda Mimika, Bupati: Salah Satu Tugasnya Persiapkan Seleksi Sekda Definitif

Koran Papua

© 2024 Koranpapua.id

Menu

  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • Papua
  • Nusantara
  • Politik
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Foto

© 2024 Koranpapua.id