TIMIKA, Koranpapua.id- Rencana Pemerintah Pusat melakukan eksplorasi tambang emas Block Wabu di wilayah Papua Tengah terus menuai aksi protes dari masyarakat maupun mahasiswa Papua.
Bupati Nabire Mesak Magai juga memberikan pernyataan melalui rekaman video berdurasi lima menit dua puluh delapan detik yang viral di media sosial Whatsapp, Senin 22 Januari 2024.
Orang nomor satu di Kabupaten Nabire itu menegaskan Jakarta jangan melirik potensi Block Wabu maupun potensi Sumber Daya Alam (SDA) lainnya yang ada di wilayah Papua Tengah.
Meskipun Mesak tidak secara terang-terangan menolak, namun ia meminta pengelolaan Block Wabu diserahkan kepada masyarakat lokal untuk dikelola secara manual. Dengan demikian masyarakat dapat menikmati titipan tangan Tuhan sampai anak cucu.
Dikatakan, emas di Block Wabu ‘berhamburan’ di atas tanah, tidak seperti yang ada di areal tambang emas Tembagapura yang dikelola PT Freeport Indonesia yang harus menggunakan peralatan canggih.
Melalui rekaman video tersebut, Bupati Mesak ingin menyampaikan sikapnya terhadap penolakan Block Wabu di Nabire.
Mesak menjelaskan sekitar tahun 2022, dirinya bertemu dengan seseorang dari Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).
Bahwa di Jakarta ada tiga kelompok yang sedang membidik untuk masuk beroperasi di Block Wabu. Namun Mesak tidak menyebutkan secara jelas identitasnya orang yang ia temui.
Kemudian pada September tahun 2022, dirinya pernah bertemu seorang pejabat tinggi PT Freeport Indonesia di Timika.
Meskipun tidak menyebutkan secara lengkap siapa identitas petinggi Freeport tersebut, namun Mesak mengatakan dalam pertemuan itu petinggi Freeport bercerita kepadanya tentang potensi kekayaan Block Wabu.
Bahwa antara Block Wabu dan Tembagapura ada perbedaan. Potensi kekayaan alam di Tembagapura seperti tembaga dan emas maupun nikel terdapat di bawah tanah.
Sehingga dalam operasionalnya menggunakan peralatan besar, canggih dan sebagainya. Tetapi tidak seperti Block Wabu yang emasnya berhamburan di atas tanah dan potensi kekayaannya sangat luar biasa.
“Emas yang ada di Block Wabu bisa sampai 25 tahun pun belum bisa habis,”tukasnya.
Untuk itu, Mesak menyampaikan kepada masyarakat termasuk pejabat di delapan kabupaten di Papua Tengah, bahwa Block Wabu merupakan benar-benar titipan Tuhan untuk masyarakat nikmati.
Tidak perlu menggunakan peralatan canggih dan besar untuk mengambil biji emas yang masih terlindung di dalam Block Wabu. Termasuk di wilayah Kabupaten Paniai, Intan Jaya, Puncak Jaya, Puncak, Deiyai dan Dogiai.
“Oleh sebab itu, ini titipan Tuhan untuk anak cucu kita untuk makan. Ambil potensi kekayaan itu, sehingga saya minta kita semua pejabat lindungi potensi ini. Supaya masyarakat kita ini sampai anak cucupun tidak akan habis,” pesannya.
Menurutnya, biarkanlah mereka mengambil hasil tambang itu dengan cara manual menggunakan tenaga mereka. “Tidak usah panggil, tidak usah ijinkan pengusaha dan perusahaan besar untuk datang masuk di Block Wabu,”tandasnya.
Mesak menegaskan itu titipan tangan Tuhan murni untuk masyarakat Papua. “Mari kita berpihak kepada masyarakat. Jakarta jangan lirik Block Wabu, Mapia, Dogiay, Deiyai, Nabire, Paniai dan sekitarnya di wilayah Papua Tengah. Biarkan masyarakat kelola dengan alat tradisional silakan saja kecuali Freeport silakan,” katanya.
Pemerintah kata Mesak, harus memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menikmati. Mesak diakhir pernyataan sikapnya mengutip salah satu ayat Kitab Suci ‘siapa yang setia kepada perkara-perkara kecil ia juga setia kepada perkara-perkara besar’. (Redaksi)