TIMIKA, Koranpapua.id- Manajemen PT Petrosea bekerjasama dengan PT Kinarya Bangun Sesama meresmikan pengoperasian mesin pengolahan limbah makanan menjadi pupuk organik, Sabtu 14 Oktober 2023.
Peresmian yang berlangsung di camp PT. Petrosea Timika ditandai dengan pengguntingan pita oleh Septinus Timang, Staf Ahli Bupati Bidang Hukum, Politik dan Pemerintah Kabupaten Mimika.
Hadir juga Jefri Deda, S.Sos, Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Bita Budiariani, Human Capital and General Services Director PT Petrosea dan Nathan Kuum, SVP SLD PT Freeport Indonesia.
Mesin pengolahan limbah sampah ini mempunyai kapasitas produksi 300 kilo gram setiap hari. Proses pengolahan sampah membutuhkan waktu 24 jam sudah menjadi pupuk organik dan bisa digunakan.
Nathan Kuum mewakili manajemen Freeport pada kesempatan itu memberikan apreasiasi kepada PT Petrosea yang telah mengambil inisiatif dalam penanganan pengolahan limbah sisa makanan menjadi pupuk organik.
Nathan berharap kedepan pupuk organik yang dihasilkan dari hasil pengolahan ini bisa dibagikan kepada masyarakat, sehingga masyarakat tidak bergantung pada pupuk pabrikan.
Petrosea sebagai mitra kerja Freeport dalam menangani limbah tambang juga turut membantu dari sisi sosial, yang berdampak langsung kepada masyarakat.
Seperti membantu buku-buku bacaan pendidikan, tas dan peralatan penunjang pendidikan kepada sekolah-sekolah di Mimika.
Nathan juga menyampaikan terima kasih kepada Petrosea yang telah merekrut tenaga kerja putra-putri asli Papua untuk menjadi bagian dalam pengerjaan proyek-proyek perusahaan.
“Saya berharap kedepan ada perusahaan lain yang mau bekerjasama dengan Freeport untuk membantu masyarakat. Kalau mesin ini sudah berjalan baik maka kedepan bisa sumbangkan pupuk kepada masyarakat, dengan tetap berkolaborasi dengan pemerintah,” pintanya.
Kepada PT Petrosea, Nathan ingatkan untuk terus memberikan dukungan program kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Mimika.
Sementara itu Bita Budiariani dalam sambutan mengatakan, salah satu masalah terbesar yang dihadapi Indonesia saat ini adalah sampah.
Dengan adanya mesin pengolahan sampah limbah sisa makanan, PT Petrosea ingin memulai dari hal kecil dalam upaya mengurangi polusi sampah organik.
Berdasarkan hasil riset, 57 persen dari total sampah adalah sisa makanan. Pengolahan sampah limbah sisa makanan ini, Petrosea bekerjasama dengan PT Kinarya Bangun Sesama.
Dimana Kinarya Bumi Lestari membantu kesehatan lingkungan sebagai bagian dari program SDGs, sehingga pupuk organik yang dihasilkan bisa digunakan untuk menyuburkan kembali tanaman yang ada di area kerja perusahaan.
Bita berharap dalam program ini membutuhkan dukungan dan kerjasama dari para vendor, terutama Freeport yang merupakan salah satu perusahaan penghasil sisa makanan cukup besar.
Bupati Mimika Eltinus Omaleng dalam sambutannya yang dibacakan Septinus Timang mengungkapkan, limbah sampah organik menjadi salah satu persoalan di Kota Timika.
Karenanya mesin pengolahan limbah sampah merupakan bentuk nyata sebagai salah satu komitmen untuk bersama-sama menjaga lingkungan dari limbah sampah organik.
Bupati berharap melalui proses daur ulang menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat.
“Inisiatif semacam ini juga dilakukan oleh perusahaan-perusahaan lain yang beroperasi di Mimika dalam mendukung dan menjaga lingkungan tetap terpelihara dengan baik,”pesan Bupati. (Redaksi)