TIMIKA, Koranpapua.id- Perairan laut Kabupaten Mimika memiliki potensi perikanan yang menjanjikan. Namun hasilnya belum berdampak signifikan bagi pendapatan daerah.
Potensi ini telah dimanfaatkan secara tradisional oleh masyarakat lokal. Termasuk oleh nelayan non Papua yang melakukan pencarian ikan menggunakan kapal di perairan Mimika.
Jhon Gobay, anggota DPR Papua mengatakan, potensi hasil laut yang tinggi tidak sebanding dengan pendapatan daerah dari sektor perikanan, disinyalir ada permainan oknum petugas dan pengusaha yang melakukan transaksi di laut.
“Saya menduga ada permaian praktek ‘nakal’ oknum petugas bersama pemilik kapal. Mereka melakukan transaksi di tengah laut,”ujar Jhon NR Gobai.
Informasi ini kata Jhon diperoleh dari Antonius Welerubun, Kepala Dinas Perikanan Mimika dalam kunjungannya ke Timika, Selasa 19 September 2023.
Jhon mengatakan dalam diskusi bersama Kadis Perikanan menyebutkan bahwa kondisi fasilitas dermaga perikanan yang dibangun di Pomako masih dalam kondisi baik, namun perlu ada penambahan.
“Terdapat cara-cara yang ilegal yang terjadi di daerah Pelabuhan Perikanan dan Tempat Pelelangan Ikan. Praktek ilegal dilakukan oknum petugas yang kemudian menjadi karyawan dari perusahaan tertentu, sehingga pemilik kapal kadang-kadang tidak mau membayar pajak,”katanya.
Mencegah hal tersebut, Jhon menyarankan perlu dibangun perumahan bagi petugas PPI dan TPI di Pomako, sehingga mempermudah pengontrolan terhadap aktivitas di pelabuhan ikan.
Serta perlu dibentuk Kelompok Pengawas masyarakat (Pokwasmas) berasal dari masyarakat Mimika Wee, untuk menjaga potensi perikanan di sungai dan laut.
Jhon berharap Pemerintah Daerah Mimika dapat mendukung dua program tersebut, sehingga menghindari terjadinya transaksi yang hanya menguntungkan oknum petugas dan pengusaha ikan.
Sementara pemasukan daerah dari sektor perikanan dan kelautan sangat minim. “Saya juga mengusulkan agar dinas dapat menyiapkan program kampung nelayan maju di Pomako. Kami nanti komunikasikan dengan Kementerian KKP dan DPR RI,” sarannya. (Redaksi)