Timika – Hari Malaria Sedunia yang jatuh tanggal 25 April, namun baru diperingati Sabtu 27 Mei 2023 berlangsung cukup meriah.
Kegiatan yang dipusatkan di halaman Kantor Kelurahan Kamoro Jaya, Distrik Wania, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah diwarnai dengan penampilan tarian Yospan yang dibawakan oleh Sanggar Seni Kelurahan Kamoro Jaya dan Tarian Seka oleh Sanggar Seni SMP Kartika.
“Malaria adalah musuh bersama yang harus diberantas bersama-sama. Perlu melibatkan semua komponen, baik pemerintah, swasta dan perlu didukung partisipasi masyarakat”
Selain tari-tarian, kader-kader Posyandu menampilkan peragakan edukasi kesehatan berupa poster tidur menggunakan kelambu, buang sampah pada tempatnya serta spanduk edukasi kesehatan lainnya.
Suksesnya kegiatan ini mendapatkan dukungan dari Malaria Control (Malcon) PT Freeport Indonesia, PT Sandvik, Pemerintah Kabupaten Mimika dan Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia (Perdakhi). Bersamaan dengan peringatan Hari Malaria juga dilakukan penandatanganan eliminasi malaria.
Kegiatan yang mengusung thema ‘Dengan Investasi, Inovasi dan Implementasi Kita Capai Mimika Bebas Malaria,’ dihadiri Sekretaris Dinas Kesehatan, Marsel Mameyau, perwakilan Freeport, Daniel Perwira, Sekretaris Distrik Wania, Amir Gredenggo, Lurah Kamoro Jaya, Musdahlia dan para kepala kampung.
Musdahlia menjelaskan Pemerintah Kabupaten Mimika melalui Peraturan Bupati Nomor 49 Tahun 2019 menargetkan eliminasi malaria pada tahun 2026 dan secara Nasional tahun 2030.
Dinas Kesehatan mencatat Mimika menyumbang 40 persen kasus malaria. Dengan prosentasi ini menempati Mimika tertinggi secara nasional. Pada tahun 2022 terdata 132.547 per 1.000 penduduk.
Melalui peringatan Hari Malaria Sedunia, Musdahlia berharap dapat dijadikan momentum untuk membangkitkan semangat eliminasi malaria sampai tahun 2026 di Kabupaten Mimika.
“Malaria adalah musuh bersama yang harus diberantas bersama-sama. Perlu melibatkan semua komponen, baik pemerintah, swasta dan perlu didukung partisipasi masyarakat,” ujar Musdahlia.
Apalagi malaria bisa mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak, stunting, keguguran pada ibu hamil, gangguan kecerdasan pada anak bahkan mengakibatkan kematian. Karena itu penanganan malaria wajib diperhatikan secara serius dan semua pihak wajib mengkampanyekan eliminasi malaria secara masif.
Upaya lainnya untuk menekan jumlah penderita malaria adalah melakukan pencarian kasus malaria di masyarakat, pemantauan minum obat sampai sembuh, edukasi penggunaan kelambu anti malaria dan pengelolaan lingkungan yang baik.
Anang Krisno Cahyo, perwakilan PT Sanvid mewakili sponsorship menyampaikan pihaknya turut mendukung suksesnya program eliminasi malaria di Kabupaten Mimika.
“Kami senang dilibatkan dalam kegiatan ini. Malaria adalah musuh kita bersama, jadi butuh peran serta dari kita bersama,” ajak Anang.
Investasi, inovasi dan implementasi menjadi kata kunci yang sangat penting. Anang mengajak semua pihak terus melakukan inovasi-inovasi dalam mendukung pemberantasan malaria.
Amir Gredenggo, Sekretaris Distrik Wania dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada pimpinan Freeport dan semua sponsorship yang terlibat dalam mengeliminasi malaria di wilayah ini.
Kepada kader malaria, Amir harap tetap semangat sebagai ujung tombak di masyarakat.
“Tanpa kalian apa yang kita bicara di sini masalahnya tidak akan selesai. Malaria ini bukan hanya urusan ibu-ibu tapi termasuk bapak-bapak,” tandas Amir.
Kepada Sekretaris Dinas Kesehatan, para lurah dan kepala kampung, Amir meminta untuk mengajak ketua RT dan kader Posyandu untuk duduk bersama membahas pemberantasan malaria. Mimika masih jadi penyumbang malaria terbesar di Papua maupun nasional, sehingga menjadi perhatian semua pihak. (redaksi)