Timika – Plt Bupati Mimika, Johanes Rettob mengatakan salah satu hal terpenting dalam peringatan Halal Bi Halal yakni, dapat menjadi sarana untuk menghubungkan tali silaturahmi sesama umat beragama.
Hal ini dikatakan Jhon Rettob dalam sambutan yang dibacakan Asisten 3 Setda Mimika Hendritte Tandyiono di hadapan ratusan petugas Kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan Mimika yang hadir dalam acara Halal Bi Halal 1444 Hijriah yang berlangsung di Graha Eme Neme Yauware, Jumat 5 Mei 2023.
Perayaan halal bi halal ini dengan tema ‘Tabukan Maaf, Sucikan Hati Dalam Indahnya Kebersamaan dan Keragaman Silaturahmi untuk Meningkatkan Kinerja’.
Hadir dalam acara keagamaan itu Reynold Ubra, Kepala Dinas Kesehatan, Ketua MUI Mimika H. Muhammad Amin, para kepala puskesmas dan perwakilan ASN di lingkungan Dinkes.
Melalui moment Halal Bi Halal, Bupati juga mengajak agar semua ASN di lingkungan Pemda Mimika, untuk tetap menjaga kekompakan dalam menjalankan tugas dan fungsi masing-masing, serta terus bekerjasama memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
“Saling bersinergi menghadirkan lingkungan kerja yang kondusif, sehat dan berkualitas. Untuk mendukung kesuksesan pelaksanaan tugas dan fungsi, dengan mengedepankan nilai dasar ASN berakhlak. Berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal dan kolaboratif,”pesan Jhon Rettob.
Ia menambahkan Halal Bi Halal sebagai suatu tradisi positif yang dilakukan umat Islam. Khususnya, di Indonesia perayaan ini guna menyempurnakan kemenangan dan kesucian yang diraih setelah melaksanakan puasa dan ibadah lainnya selama bulan suci Ramadhan.
“Ibadah Ramadhan memberikan pelajaran bagi kita menjadi pribadi yang kuat. Disiplin, sabar dan selalu menghargai antar sesama,” katanya.
Ustad Muhammad Amin dalam ceramahnya mengingatkan slogan mantan Bupati Mimika (almarhum) Klemen Tinal yakni Eme Neme Yauware (bersatu membangun tanah Mimika). Dengan slogan tersebut mengajak setiap orang yang ada di Mimika untuk membangun tanah ini dengan profesi masing-masing.
Amin bersyukur setelah Ramadhan 1 Syawal 1444 Hijriah, bisa kembali berkumpul untuk menyatukan hati. Karena menurut Amin, Halal Bi Halal bukan hanya untuk umat muslim melainkan untuk semua agama.
“Di momen Ramadhan ada Idul Fitri kemudian ada Paskah. Dua acara besar dari umat yang besar. Kita pernah Halal Bi Halal seingat saya sebelum Corona-19 pernah juga di lapangan kantor pusat pemerintahan SP3. Hari ini kita di gedung Eme Neme Yauware,”lanjut Amin.
Halal Bi Halal adalah memberi maaf, sehingga harus saling membuka diri, membuka hati dan pikiran untuk saling memaafkan dan meluruskan benang yang khusuk.
“Kalau dilukai pedang bawalah ke rumah sakit, kalau hati dilukai lidah bawalah ke Ketua MUI, Pendeta dan Pastor. Di situ ada solusi jika ada masalah. Tapi saya lihat bapak ibu yang hadir disini hatinya bagus-bagus,”katanya.
Ada ayat dalam hadist yang menyatakan biarkan kita bertemu dan berjabatan tangan Allah akan menghapus semua dosa-dosa kita. “Halal Bi Halal sebenarnya silaturahmi. Sila artinya sambung dan rahim artinya kasih sayang. Itu berarti kita saling kasih sayang, dengan tidak melihat latar belakang agama,”tambahnya.
Amin,bersyukur sudah 21 tahun di Mimika hidup antar umat beragama sangat harmonis, dan tidak ada gesekan sama sekali. “Kemarin setelah sholat Id, teman-teman pastor dan pendeta datang ke rumah. Setiap tahun kami selalu bersalaman dan saling kunjung,”kesan Amin. (redaksi)