KEEROM, Koranpapua.id- Jembatan Sungai Pas yang ambruk ternyata dilaporkan sebagai akibat dari terjangan kayu gelondongan yang ikut hayut bersama banjir.
Banjir bandang yang akhirnya ikut menerjang pemukiman warga Distrik Keerom, Provinsi Papua pada Rabu 17 Desember 2025, diduga kuat, dipicu aktivitas penebangan liar di hulu sungai.
Arus sungai yang deras membawa material kayu dalam jumlah besar dan merusak jembatan penghubung antarwilayah.
Kondisi ini mengakibatkan akses transportasi putus total dan mengganggu mobilitas warga.
Bahkan beberapa kayu gelondongan tersangkut di permukiman dan memicu kekhawatiran banjir susulan.
Untuk diketahui Polda Papua baru-baru ini mengungkap tambang emas tanpa izin di Kali Pur, Km 30, Distrik Senggi, Keerom, beroperasi sejak Mei hingga Juli 2025.
Operasi ilegal ini melibatkan warga negara Indonesia (WNI) dan asing (WNA China), memproduksi sekitar 257 gram emas dengan alat berat.
Aktivitasnya merusak hutan hulu melalui penebangan besar-besaran, berpotensi memicu longsor dan hanyutan kayu seperti kejadian Sungai Pas.
Warga diimbau waspada terhadap kiriman kayu susulan akibat fluktuasi debit sungai.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari otoriras wilayah setempat terkait peristiwa banjir tersebut.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi BNPB, Abdul Muhari, Ph.D., telah mengeluarkan imbauan umum kesiapsiagaan banjir dan luapan sungai di Papua. (Redaksi)










