“Sejauh ini, belum ada daerah lain di Papua yang menyelenggarakan Innovation Week. Apalagi dengan hadiah laptop, tablet, dan insentif Rp4 miliar, ini menunjukkan komitmen pimpinan daerah yang luar biasa”.
TIMIKA, Koranpapua.id– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika melalui Bappeda menggelar Mimika Innovation Week 2025 sebagai ajang mendorong lahirnya inovasi di lingkup perangkat daerah.
Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung selama tiga hari di Aula Bappeda Mimika, dimulai hari ini Rabu 1 Oktober 2025. diikuti 24 inovasi dari berbagai Organisasi Perangkat Derah (OPD), Puskesmas, hingga distrik.
Yohana Paliling, Kepala Bappeda Mimika, menjelaskan bahwa lomba inovasi ini dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan daerah.
Peserta dibagi dalam beberapa kategori, yakni Inovasi Pelayanan Publik (9 peserta), Tata Kelola Pemerintahan (5 peserta), Pelayanan Kesehatan Masyarakat (5 peserta), dan Pemerintahan Distrik (5 peserta).
“Penilaian dilakukan berjenjang, mulai dari seleksi administrasi melalui aplikasi SiRida hingga presentasi langsung di hadapan dewan juri. Hari ini masuk tahap kedua, dan akan berlangsung sampai 3 Oktober,” kata Yohana.
Adapun dewan juri terdiri dari unsur LAN RI, Kemendagri, akademisi, serta pejabat Pemkab Mimika.
Para pemenang akan diumumkan pada upacara penutupan, dengan hadiah berupa piala, laptop, tablet, serta insentif anggaran tahun 2026 senilai total Rp4 miliar.
Deputi Bidang Penyelenggaraan dan Pengembangan Kapasitas ASN LAN RI, Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, mengapresiasi langkah Pemkab Mimika yang dinilai unik di Papua.
“Sejauh ini, belum ada daerah lain di Papua yang menyelenggarakan Innovation Week. Apalagi dengan hadiah laptop, tablet, dan insentif Rp4 miliar, ini menunjukkan komitmen pimpinan daerah yang luar biasa,” ujarnya.
Ia menegaskan agar lomba ini tidak hanya dimaknai sebatas kompetisi, melainkan sebagai upaya membangun budaya inovasi berkelanjutan.
“Kalau hanya mengejar hadiah, manfaatnya akan hilang. Tapi jika menjadi ekosistem, maka inovasi akan meningkatkan kualitas pelayanan publik dan daya saing daerah,” tambah Tri.
Sementara itu, Bupati Mimika Johannes Rettob menegaskan pentingnya inovasi sebagai bagian dari terobosan pelayanan publik.
“Inovasi itu bukan hanya milik birokrasi atau akademisi, tapi juga masyarakat. Bahkan anak SMP di Mimika sudah mampu melahirkan ide yang luar biasa,” katanya.
“Kami ingin Mimika menjadi daerah yang adaptif, kreatif, dan inovatif menghadapi tantangan pembangunan,” tegas Bupati.
Bupati juga mengingatkan agar hasil inovasi tidak berhenti di meja kerja atau tersimpan di laci.
“Banyak proyek perubahan dari PKN yang bagus, tapi setelah itu tidak dilanjutkan. Melalui kegiatan ini, kita ingin semua inovasi bisa diimplementasikan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” pungkasnya. (*)
Penulis: Hayun Nuhuyanan
Editor: Marthen LL Moru










