SORONG, Koranpapua.id- Miliaran rupiah dana beasiswa dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), terancam hilang dan tidak terakomodir ke sekolah-sekolah di kabupaten di wilayah Provinsi Papua Barat Daya.
Salah satu penyebab hilangnya dana beasiswa tersebut, sangat sederhana hanya dikarenakan tidak validnya data yang dilaporkan Dinas Pendidikan di daerah itu yang kurang lengkap.
Hal itu diungkapkan Paul Finsen Mayor, Anggota DPR RI dalam konferensi pers yang berlangsung di Sekretariat Dewan Adat Papua Wilayah III, Kamis 24 Juli 2025.
Meski tidak menyebutkan secara pasti besaran dana beasiswa yang akan turun ke Papua Barat Daya, namun Paul mengatakan, bantuan beasiswa diberikan kepada siswa pada semua tingkatan pendidikan.
“Ini diberikan untuk Sekolah SD, SMP, SMA dan SMK dari Kemendikdasmen RI dan ada beberapa jenis beasiswa. Salah satunya beasiswanya per murid mendapatkan Rp1,8 juta setiap tahun,” ujar Paul.
Menurutnya, dirinya mengetahui adanya beasiswa tersebut, setelah berkoordinasi dengan penyalur beasiswa di Kemendikdasmen.
Dan informasi yang disampaikan penyalur beasiswa bahwa kendala penyaluran beasiswa ke Papua Barat Daya, hanya disebabkan oleh kurang validnya data murid.
“Data dari dinas pendidikan itu tidak lengkap. Contohnya di SMK Negeri 1 Kota Sorong. Jumlah siswa ada 906 siswa, tapi yang dikirim ke sana cuma 48 siswa dan yang diverifikasi lolos hanya 8 siswa,” jelas Paul.
Padahal jika nilai Rp1,8 Juta per tahun untuk satu murid dikali dengan 906 penerima dana beasiswa maka dana yang diturunkan bisa mencapai Rp1.630.800.000.
“Ini baru satu sekolah dan satu jenis beasiswa. Belum jenis beasiswa lain yang ada di Kemendikdasmen,” tambahnya.
Terkait temuan tersebut, Paul telah melakukan koordinasi dengan Walikota Sorong. Dan Walikota sudah memerintahkan kepala Dinas Pendidikan untuk menindaklanjuti soal itu.
“Kepala Dinas Pendidikan diminta untuk segera berkomunikasi dengan kami supaya bantuan beasiswa yang banyak-banyak itu bisa kita salurkan ke daerah,” pungkasnya.
Dikatakan, Dinas Pendidikan hanya perlu merampungkan data lengkap siswa dan dikirimkan ke Kemendikdasmen serta berkoordinasi dengan stafnya.
Penyalur akan minta kepada Dinas Pendidikan untuk menyampaikan kepada siswa untuk membuka rekening bank, sehingga dana beasiswa langsung masuk ke rekening masing-masing murid.
Paul meminta OPD teknis harus kreatif inovatif dan bisa berkomunikasi yang humanis.
“Jangan duduk-duduk saja nanti tidak ada bantuan apapun, orang tua datang mengeluh,” imbuhnya. (Redaksi)