NABIRE, Koranpapua.id- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Tengah dibawah duet kepemimpinan Meki Nawipa dan Deinas Geley, berkomitmen untuk menempatkan sektor pendidikan menjadi program prioritas.
Salah satu upaya mendukung sektor pendidikan ini, Gubernur Meki Nawipa menyampaikan akan memberikan bantuan dana Rp1,1 miliar untuk mendukung pengembangan akademi Yayasan Mutiara Hitam dan Black Pearl English Academy (BPEA).
Lembaga BPEA kedepannya akan dijadikan sebagai pusat pembelajaran Bahasa Inggris yang ditujukan khusus bagi generasi muda Orang Asli Papua (OAP), dengan tujuan memaksimalkan pemanfaatan Dana Otonomi Khusus (Otsus) secara tepat sasaran.
Hal itu disampaikan Gubernur Meki Nawipa, saat peresmian Kantor Yayasan Mutiara Hitam dan peluncuran Program BPEA yang berlangsung di Gedung Julian Yap Marei, Nabire, Kamis 26 Juni 2025.
Gubernur Meki mengatakan, bantuan dana Rp1 miliar dari dana Otonomi Khusus (Otsus) tahun 2025 untuk mendukung operasional dan pengembangan awal akademi tersebut.
“Bantuan dari keluarga saya Rp100 juta, dan tahun ini Pemerintah Provinsi bantu Rp1 miliar. Kita duduk lagi, atur bersama untuk tahun depan,” ungkap Gubernur Meki.
Dikatakan, sumbangan pribadi sebesar Rp100 juta untuk menimbun area halaman sekolah yang belum layak pakai, sebagai bentuk keseriusannya dalam mendukung pembangunan pendidikan berbasis kemandirian lokal.
“Ini bukan diskriminasi, tapi saya mau bantu dana Otsus dan sekolah ini hanya untuk orang asli Papua. Agar mereka percaya diri sebagai tuan di tanah ini,” tegasnya.
Gubernur juga menekankan pentingnya pembentukan karakter, integritas, dan identitas budaya dalam proses pendidikan.
Ia berharap BPEA tidak hanya menjadi lembaga pengajaran teknis, tetapi juga tempat pembinaan nilai-nilai luhur anak Papua.
“Saya senang kalau bicara sekolah. Tapi kalau hanya datang bawa proposal minta-minta, saya tidak suka. Pendidikan harus jadi alat perubahan,” ucapnya penuh semangat.
Dalam kesempatan itu pula, Gubernur menyoroti birokrasi pemerintahan yang cenderung menyerap anggaran hanya untuk rapat tanpa hasil nyata.
Gubernur Meki juga menyampaikan bahwa dengan hadirnya BPEA, generasi muda Papua tidak perlu lagi keluar daerah atau ke luar negeri untuk mendapatkan pendidikan bermutu.
Kualitas pendidikan harus dibangun dari dalam tanah kelahiran sendiri. “Biarlah cahaya bersinar dari negeri ini, dari jantung Tanah Papua,” pungkasnya. (Redaksi)