TIMIKA, Koranpapua.id- Wahana Visi Indonesia (WVI), bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, menyelenggarakan pelatihan ‘25 Keterampilan Dasar Kader Posyandu’ yang ditujukan bagi tenaga kesehatan.
Pelatihan diikuti oleh sekitar 30 peserta dan dibuka oleh Reynold Rizal Ubra, Kepala Dinas Kesehatan Mimika, di salah satu hotel di Timika Selasa 17 Juni 2025.
Julia Christine Sagala, Senior Program Manager Wahana Visi Indonesia, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan angkatan pertama di Kabupaten Mimika, bagian dari proyek “Pasti Papua” yang didanai oleh PT Freeport Indonesia (PTFI).
Dikatakan, inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat kelembagaan Posyandu dan meningkatkan kualitas kader dalam upaya penurunan stunting.
“Saat ini, kader Posyandu memiliki strata dan harus memiliki keterampilan dasar untuk mendampingi kader Posyandu secara maksimal dalam memberikan pelayanan,” ujar Julia.
Julia berharap pelatihan ini dapat menghasilkan tenaga kesehatan yang memahami 25 keterampilan dasar kader Posyandu dan mampu mendampingi kader secara efektif dalam melaksanakan Posyandu siklus hidup.
Dijelaskan, konsep Posyandu siklus hidup tidak hanya mencakup kegiatan bulanan, tetapi juga mendorong kader untuk melakukan kunjungan rumah kepada sasaran yang tidak datang ke Posyandu, seperti bayi, Balita, ibu hamil, dan usia reproduksi.
Melalui pelatihan ini kata Julia, Kabupaten Mimika akan memiliki kader Posyandu yang memenuhi standar, setidaknya pada strata Purwa (tingkat dasar).
Adapun ke-25 keterampilan tersebut dibagi menjadi lima kategori besar, salah satunya adalah pengelolaan Posyandu yang meliputi persiapan H-1, pelaksanaan kegiatan, analisis data.
Pengukuran antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkar lengan, kepala, dan leher), termasuk pengisian kartu bantu, rekapitulasi skrining, hingga kunjungan rumah.
Peran Tenaga Kesehatan dalam Transformasi Pelayanan Posyandu
Reynold Rizal Ubra, Kepala Dinas Kesehatan Mimika, menambahkan bahwa pelatihan ini membekali tenaga kesehatan untuk melatih kader Posyandu, dalam mengimplementasikan 25 kompetensi sesuai dengan Permenkes tahun 2024 tentang Pelayanan Berdasarkan Siklus Hidup.
Standar pelayanan ini mencakup ibu hamil, bayi, Balita, remaja, penduduk usia produktif, dan Lansia.
“Kami juga menyisipkan bagaimana pelayanan tradisional yang setiap hari kita lakukan bisa menjadi gerakan bersama,” kata Reynold.
Ia mencontohkan hasil diskusi di Kementerian Kesehatan dan studi tiru di Puskesmas Duren Sawit yang memiliki poli kesehatan tradisional.
Di sana, tenaga kesehatan memberikan pijat akupresur untuk sakit kepala atau batuk pilek pada ibu hamil dan anak-anak, sementara kader Posyandu menyediakan minuman herbal.
“Ini integrasi yang sangat baik dan kini hadir di Timika,” pungkas Reynold.
Reynold juga menyambut baik kebijakan Menteri Kesehatan yang menetapkan istri kepala daerah sebagai Ketua Posyandu di tingkat kabupaten.
Dimana di Mimika, ibu Bupati menjabat sebagai Ketua Posyandu, yang diharapkan dapat mendekatkan pelayanan kesehatan hingga ke tingkat kampung.
“Posyandu saat ini sudah berjalan baik, dan kami ingin memperkuatnya serta menyisipkan pengobatan tradisional. Mama-mama kita punya kemampuan memberikan pijatan, dan kader bisa dilatih ke arah sana selain pelayanan dasar.” jelasnya.
Pada akhir Mei lalu, Bupati Mimika telah mencanangkan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas Timika sebagai langkah menuju Gerbang Emas 2045.
Karenanya, Reynold menganggap Posyandu sebagai pilar pertama dalam pelayanan kesehatan dasar, karena melibatkan promosi dan edukasi masyarakat oleh masyarakat.
“Ini adalah hal yang sangat baik dan harus terus diperkuat,” pungkas Reynold. (*)
Penulis: Hayun Nuhuyanan
Editor: Marthen LL Moru