TIMIKA, Koranpapua.id- Sekitar lima ratus lebih masyarakat Flobamora di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah menghadiri perayaan misa syukur dan temu kangen bersama Bapak Uskup asal Nusa Tenggara Timur, Selasa 12 Mei 2025.
Perayaan misa yang berlangsung di salah satu hotel di Timika dipimpin oleh Mgr. Fransiskus Kopong Kung, Uskup Larantuka didampingi R.D. Fransiskus Kwaelaga, Sekretaris Jenderal Keuskupan Larantuka dan R.D Lambert Kopong.
Pada perayaan misa ini diiringi dengan koor serta tarian pembuka dari warga Ikatan Kerukunan Keluarga Kabupaten Sikka (IK3S) Subsektor SP3 dan SP6.
Setelah misa dilanjukan dengan acara audiens bersama Uskup Frans, R.D. Ancis dan R.D. Lambert Kopong.
Pada momen audiens diselingi dengan penampilan musik Qasidah dengan lagu ‘toleransi’ yang ditampilkan oleh umat Muslim asal Sektor Lamaholot dan tarian Dero asal Sektor Nagekeo.
Mgr Fransiskus dalam kotbahnya mengungkapkan orang Flobamora terkenal di mana-mana dengan hal-hal yang baik dan selalu bersatu.
Banyak orang menyebut Nusa Tenggara Timur (NTT) daerah penuh toleransi. Daerahnya dikenal rukun, damai, hidup bersama dengan baik meskipun berbeda suku, bahasa, agama dan budaya.
Uskup Frans mengakui, orang NTT mempunyai ikatan kekeluargaan yang sangat baik. Orang NTT tidak hanya berada di Papua tetapi dibanyak tempat termasuk di luar negeri.
“Ada kelompok-kelompok Flobamora. Flobamora akronim dari Flores, Sumba, Timor dan Alor. Ini selalu bersama-sama yang selalu ada untuk kita patut banggakan,” katanya.
Uskup menggarisbawahi tema acara syukur dan temu kangen, semua bersepakat bahwa dimanapun orang NTT berada sebagai orang yang beriman meskipun beda agama, suku tetapi adalah orang beriman.

“Kalau omong syukur berarti bersyukur kepada Tuhan. Di mana saja kita berada, bekerja, hidup maka sebagai orang beriman harus bersyukur kepada Tuhan,” pesannya.
Ia menegaskan banyak sekali berkat Tuhan yang diterima orang Flobamora di tanah perantauan, karenanya sebagai orang beriman harus tetap bersyukur kepada Tuhan.
Menurutnya, sebagai orang beriman ketika berada di Papua pasti mengalami rupa-rupa pengalaman yang berbeda-beda.
Namun jangan dilupakan pengalaman apapun itu tentang Tuhan yang hadir, Tuhan yang pimpin dan Tuhan yang menjaga, Tuhan yang memelihara dan Tuhan yang memberikan pekerjaan-pekerjaan kepada kita.
“Tuhan yang memberi rejeki kepada kita, apakah rejeki itu besar atau kecil tidak penting. Tetapi semua itu datang dari Tuhan. Karenanya patut bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan,” pesannya lagi.
Dikatakan, dewasa ini banyak orang disebut tidak jelas beragama apalagi beriman dan tidak tahu bersyukur.
Tetapi sebagai orang Flobamora perlu selalu bersyukur karena kita punya toleransi. “Pertemuan dalam perayaan misa ini merupakan syukur kita bersama kepada Tuhan,” jelasnya.
Uskup Fransiskus mengakui dirinya bersama R.D Ancis bersama Pater Lambert merasa sangat bergembira karena dapat bertemu dan sebagai orang beriman bersyukur bersama dengan warga Flobamora Mimika.
Uskup Frans sangat merasa gembira ketika melihat anak-anak menari pada perarakan pembukaan menampilkan gerakan tarian yang penuh penghayatan.
Ia berterima kasih kepada warga Flobamora yang telah melatih dan mendidik anak-anak dari rumah sebagai orang beriman. Karena kedepan begitu banyak tantangan yang akan dihadapi.
Ia berpesan sebagai anak Katolik jadilah anak yang beriman, orang muslim jadilan orang muslim yang baik, orang Kristen Protestan jadilah hamba Tuhan yang baik dan orang Hindu dan Budha jadilah orang Hindu dan Budha yang baik.
Ia mengatakan temu kangen sebagai orang beriman selain kangen dengan Uskup harus juga kangen dengan Tuhan. Sebagai orang beriman jika tidak kangen dengan Tuhan masa ia bisa hidup?
“Kita harus kangen dan rindu dengan Tuhan sangat penting. Kangen rindu pulang kampung sebagai orang beriman pasti ada,” katanya.
Ia mengungkapkan dengan adanya wadah Flobamora akan sangat membantu tumbuhkembangkan nilai-nilai yang baik sebagai orang berbudaya.
Adanya kerinduan dan kangen untuk memupuk rasa cinta kepada kampung halaman.
Tarian yang dibawakan oleh anak-anak asal Maumere menampilkan nilai-nilai budaya yang terus dipelihara di tanah perantauan. Ini menunjukan identitas diri dari mana asalnya sebagai orang berbudaya dan beriman.
Melalui pertemuan kangen ini, Uskup berharap tidak ada satupun warga NTT yang tergabung dalam wadah Flobamora di Mimika merasakan bahwa dirinya kurang mendapatkan perhatian dari sesamanya asal Flobamora.
Bahkan tidak ada orang Flobamora yang tinggal di tempat ini mengasingkan dirinya, memisahkan diri dari sesamanya yang lain.
“Ada rindu bertemu membuat kita akan kuat, membuat persaudaraan kita makin baik,” pesannya.
Lewat pertemuan hari ini, ia berharap makin memperkuat ikatan rasa persaudaraan, iman dan budaya.
“Berbeda-beda pulau, suku, bahasa dan budaya dan agama tetapi Flobamora selalu bersatu, dan bersama. Dengan persatuan yang ada dimana kita ada dan hidup, kita juga adalah bagian dari tempat dimana kita ada dan tinggal,” imbuhnya.
Semakin Flobamora bersatu akan memberikan semangat dan kontribusi kepada siapapun terutama menjadi bagian dari Papua.
Paul Weti, Ketua Harian IKF dalam sambutan mengungkapkan, sebagai orang Flobamora di Mimika sungguh merasakan kehadiran Tuhan lewat para uskup dan imam asal Nusra yang datang menghadiri pentahbisan Uskup Keuskupan Timika.
Melalui momen pentahbisan ini, sebagai orang Flobamora merindukan untuk mendengarkan suara gembalanya dari tanah asal.
“Kami berterima kasih kepada bapak Uskup boleh menjawab kerinduan kami umatmu, sehingga malam ini kami dapat bertemu dan merayakan ekaristi bersama,” katanya.
Paul menyampaikan warga Flobamora yang datang menghadiri misa syukur dan temu kangen datang dari Satuan Pemukiman (SP-SP) dan di Kota Timika. Sebagian mereka ini datang pada tahun 1993 dan 1994 sebagai warga transmigrasi.
Warga Flobamora selama berada di Mimika ikut mengambil bagian dalam membangun daerah ini. Orang Flobamora selalu memegang peribahasa bahwa ‘di mana bumi dipijak disitulah langit dijunjung’.
Usai misa syukur dan makan bersama, Uskup Fransiskus juga mengambil kesempatan untuk melakukan pemberkatan Mobil Ambulance Flobamora Mimika.
Pemberkatan mobil tersebut dihadiri Marthen LL Moru, Ketua Umum Flobamora, Paulus Weti, Ketua Harian Flobamora, dan Gabriel Zezo, Wakil Ketua III Flobamora serta para pengurus dan sesepuh. (Redaksi)