TIMIKA, Koranpapua.id– Lomba pemilihan Duta Pajak Daerah yang diselenggarakan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Mimika, Papua Tengah, dimulai.
Proses lomba diawali dengan pelaksanaan tes tulis dan wawancara yang diikuti 24 pasangan pelajar SMA-SMK di Mimika, Senin 5 Mei 2025.
Satu pasangan peserta perwakilan dari SMA Negeri 5 Mimika yang sebelumnya sudah mendaftar, akhirnya dinyatakan gugur karena tidak hadir pada pelaksanaan tes hari ini.
Pelaksanaan tes tulis dan wawancara ini dibuka secara resmi oleh Dwi Cholifah, Kepala Bapenda Mimika.
Hadir juga dalam pembukaan lomba yang berlangsung di lantai tiga Kantor Bapenda Mimika itu yakni, dewan juri dari akademisi STIE JB, praktisi pajak dan entertainment.
Dwi menjelaskan lomba pemilihan Duta Pajak Daerah ini baru pertama kali diselenggarakan oleh Bapenda Mimika.
Bapenda melaksanakan lomba ini dilatarbelakangi perkembangan Kota Timika yang semakin pesat, sehingga dapat mempengaruhi penerimaan pajak daerah yang semakin besar.
Dengan demikian maka diperlukan suatu terobosan baru dalam mensosialisasikan pajak kepada wajib pajak, baik melalui pembayaran secara online maupun manual.
Dwi menuturkan, ajang pemilihan Duta Pajak ini menjadi bagian dari sosialisasi sadar pajak yang dimulai dari pelajar tingkat SMA-SMK.
Caranya dengan mengajak mereka generasi muda sebagai penerus pajak untuk berpartisipasi bersama Bapenda mensosialisikan pajak daerah kepada masyarakat.
Ia menjelaskan dalam tes tertulis dan wawancara yang masuk dalam babak pertama lomba ini, lebih kepada pemahaman materi tentang pajak.
Termasuk kemampuan peserta berbicara terutama yang berkaitan dengan manfaat pajak dan sumber pajak daerah yang dipadukan dengan kearifan lokal.
Dwi menjelaskan sebelum mengikuti tes ini peserta sudah terlebih dahulu mengirim video hasil karyanya untuk dilihat oleh Bapenda.
Berdasarkan video tersebut, Dwi mengingatkan jika ingin juara maka penyampaian isi konten tentang pajak daerah harus mempunyai nilai lebih.
Seperti yang berkaitan dengan menyebut jenis objek pajak, apa manfaat pajak dan beberapa sumber lain menjadi struktur APBD Mimika.
“Pada babak pengisian ini akan dipilih 10 besar pasangan yang meraih nilai terbaik masuk babak semifinal pada tanggal 9 Mei 2025,” ujar Dwi.
Selanjutnya pada babak semifinal akan dipilih tiga pasangan dengan nilai tertinggi untuk masuk ke babak final memperebutkan juara satu, dua dan tiga.
Sesuai jadwal babak final dilaksanakan tanggal 19 Mei 2025 yang berlangsung di halaman Kantor Bapenda dan dihadiri Bupati Johannes Rettob dan Wakil Bupati Emanuel Kemong.
Bupati dan Wakil Bupati pada saat final nanti berkesempatan memberikan soal atau pertanyaan spontan bersifat umum kepada ketiga pasangan finalis untuk menjawab.
“Nanti pada sesi final ini finalis lebih kepada kemampuan berbicara mengenai pajak, jenis pajak, inovasi pajak yang dibuat Bapenda dan manfaat pajak sesuai tema yang disiapkan dewan juri,” pungkasnya.
Sebagai orang nomor satu di Bapenda Mimika, Dwi memberikan apresiasi kepada pihak sekolah atas antusias pelajar untuk mengikuti pemilihan duta pajak daerah.
Karena dengan keterlibatan para pelajar setidaknya informasi mengenai pajak daerah sudah masuk di lingkungan sekolah.
Dan kepada peserta yang keluar sebagai juara satu akan dikontrak oleh Bapenda selama satu tahun untuk memberikan sosialisasi pajak daerah kepada masyarakat di wilayah pesisir dan gunung.
Tugas lainnya yakni, menghadiri setiap kegiatan yang diselenggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD).
Dijelaskan lebih jauh bahwa, dalam perlombaan ini setiap pasangan peserta terdiri dari satu Orang Asli Papua dan satu orang non Papua.
Ini bertujuan agar pada saat sosialisasi dilakukan di wilayah pesisir atau pedalaman bisa berkomunikasi dengan bahasa daerah dan bahasa lokal.
“Ini sejalan dengan visi misi Bupati dan Wakil Bupati Mimika membangun dari kampung ke kota. Sosialisasi ini kami lebih banyak buat di kampung-kampung seperti di Kononao, Tembagapura, Agimuga,” terangnya.
Dikatakan, selain berbicara menggunakan bahasa Indonesia, para Duta Pajak nanti juga akan memberikan sosialisasi pajak dengan logat Papua. Ini bertujuan sosialisasi pajak lebih dekat dan dipahami oleh masyarakat paling bawah. (Redaksi)