TIMIKA, Koranpapua.id- Rencana aksi unjuk rasa tutup Freeport yang kabarnya dipelopori Forum Independen Mahasiswa (FIM) hari ini, Senin 7 April 2025 sepertinya tidak terwujud.
Kabar dari yang Nabire, aksi unjuk rasa yang sempat terjadi di wilayah hanya berlangsung sebentar, karena langsung dibubarkan oleh polisi.
Polisi beralasan dibubarkan unjuk rasa yang menuntut Freeport ditutup, karena aksi tersebut belum mendapatkan ijin dari pihak yang berwenang.
Sementara di Timika, Polres Mimika menyiagakan 70 personel guna mengantisipasi potensi aksi unjuk rasa yang menuntut penutupan PT Freeport Indonesia, hari ini.
AKP Henri Alfredo Korwa, Kepala Bagian Operasi Polres Mimika, mengatakan puluhan personil polisi telah disebar ke sejumlah titik strategis dalam wilayah Kota Timika.
“Sebanyak 10 personel ditempatkan di Eme Neme Yauware, Cafe Amungme Gold, dan sekitar Jalan WR Supratman. Sisa personel lainnya akan melakukan patroli keliling kota,” ujar AKP Henri.
Selain itu, Polres Mimika juga telah berkoordinasi dengan Satuan Brimob untuk memperkuat pengamanan.
AKP Henri juga menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada pemberitahuan resmi terkait rencana aksi tersebut.
“Informasi dari anggota di lapangan menyebutkan belum ada pergerakan massa. Belum jelas juga apakah aksi ini murni dari kalangan mahasiswa atau melibatkan masyarakat umum,” jelasnya.
Dikatakan, pihak kepolisian tetap mengedepankan pendekatan persuasif dan mengimbau agar aksi tidak dilakukan
“Kalau pun tetap dilakukan, kami imbau agar tidak bersikap anarkis dan tetap berada di tempat,” tegasnya.
Dikatakan, antisipasi pengamanan ini telah dipersiapkan sejak tiga hari terakhir dengan melibatkan berbagai instansi terkait.
Sementara AKBP Billyandha Hildiario Budiman, Kapolres Mimika menambahkan bahwa situasi di Mimika masih terpantau kondusif.
“Hingga saat ini belum ada aksi yang berlangsung. Kami sudah menempatkan personel di 11 titik rawan di wilayah Mimika,” kata Kapolres.
Seperti diketahui beberapa hari belakangan ini, sempat beredar selebaran digital di media sosial yang mengatasnamakan Forum Independen Mahasiswa West Papua.
Selebaran itu menyerukan aksi serentak di beberapa daerah seperti Jayapura, Sentani, Manokwari, Nabire, Mimika, dan Sorong, dengan tuntutan utama yakni penutupan PT Freeport Indonesia dan hak penentuan nasib sendiri bagi rakyat Papua Barat. (Redaksi)