TIMIKA, Koranpapua.id– Setelah disemayamkan sejak tanggal 17 Maret di Gereja Santo Petrus SP3, jenazah RD. Gabriel Kera Tukan, SCJ, Pastor Paroki Maria Bintang Laut Kokonao, dimakamkan di hari ulang tahunnya yang ke-49, Jumat 21 Maret 2025.
Saat pemberangkatan dari Gereja St. Petrus, SP3 menuju lokasi pemakaman di Pekuburan Bobaigo Imam Diosesan Keuskupan Timika di Jalan Cenderawasih, RD. Gabriel diantar oleh ribuan pelayat.
Upacara penguburan diawali dengan perayaan ekaristi kudus dipimpin RD. Marthen E. Kuayo, Pr, Administrator Keuskupan Timika yang didampingi para imam Paroki St. Petrus SP3.
Perayaan Misa Requem dihadiri Yonathan Demme Tangdilintin, Pj Bupati Mimika, Johannes Rettob dan Emanuel Kemong, Bupati dan Wakil Bupati Mimika terpilih, adik kandung almarhum, Emanuel Wai Tukan serta ribuan umat Katolik Keuskupan Timika.
Dalam perayaan misa ini, selain jenazahnya diberkati dan didupai oleh RD. Marthen E. Kuayo, para saudara imam SCJ dan RD. Andreas Suparman, Provinsial SCJ Indonesia menyanyikan lagu mars SCJ sambil berdiri mengelilingi peti jenazah.
Setelah perayaan misa, konggregasi SCJ menyerahkan jenazah kepada pemuda Lembata-Flobamora untuk mengusung menuju mobil ambulance.
Selanjutnya jenazah diberangkat menuju pekuburan Bobaigo dengan diiringi ribuan pelayat dalam kendaraan roda dua dan empat.
RD Marthen E. Kuayo, Pr dalam sambutan menyampaikan terima kasih kepada keluarga yang telah merelakan Pater Gabriel menjadi imam untuk melayani Tuhan melalui sesamanya.
Terima kasih yang sama untuk keluarga besar SCJ Indonesia yang telah menugaskan Pater Gabriel di Papua, khususnya di Keuskupan Timika hingga Tuhan menjemputnya kembali.
RP Andreas Suparman, SCJ, Provinsial SCJ Indonesia dalam sambutan menyampaikan kepergian Pastor Gabriel sangat mengagetkan semua umat dan kongregasi SCJ, meskipun sudah mengetahui sejak lama almarhum mempunyai riwayat sakit jantung.
“Namun tidak disangka Pater Gabriel pergi meninggalkan kita semua begitu cepat,” katanya.
Ia mengungkapkan Pater Gebriel setelah ditahbiskan menjadi imam memilih penampilan hidupnya yang khas.
Memakai sandal, gelang di tangan, jaket tebal, rambut gondrong, banyak minum kopi dan merokok tanpa berhenti.
Selain itu, gaya bicaranya sungguh keras yang membuat kebanyakan orang di manapun ia bertugas menyebutnya ‘romo preman’.
“Rupanya ini menjadi caranya untuk hidup lebih dekat dengan umat dan masyarakat. Di suatu tempat yang banyak penjahatnya, Pater Gabriel tidak gentar malah sebaliknya si penjahat yang gemetar. Hal serupa setelah Pater Gabriel menjalankan tugas pelayanan di Papua,” kenangnya.
RD Andreas mengungkapkan, melihat cara hidup Pater Gabriel yang begitu keras membuat sesama imam SCJ merasa kuatir.
“Tetapi ia sendiri mengatakan, itulah cara kita mendidik orang di tempat ini dan harus disesuaikan. Kami sahabatnya kadang-kadang melihat dibalik itu semuanya ada hati yang tulus untuk melayani. Ia sungguh mengungkapkan kasihnya kepada orang-orang yang dilayani dengan caranya,” tururnya.
Ia sungguh belajar cinta melayani umatnya sehingga meskipun ditugaskan di tempat-tempat yang sulit ia sungguh menikmati. Karena dirinya ingin memberikan pelayanan bagi umat yang sederhana.
Almarhum begitu setia melayani umatnya di Maria Bintang Laut Kokonao hingga sembilan tahun. Meski pimpinan memintanya untuk bertugas ke tempat yang baru, ia malah meminta agar bisa melayani di Kokonau sampai sepuluh tahun.
“Bahkan dia ingin meninggal juga di Kokonao. Ini sesuai permintaannya untuk mengungkapkan kecintaannya kepada umat yang dilayani,” kisahnya.
Perjuangan pelayanan di Paroki Maria Bintang Laut Kokonao sungguh sangat luar biasa, terkadang bertaruh nyawa dengan kondisi geografis yang sulit.
Perlu diakui bahwa tidak mudah mencari pribadi imam yang bergerak bersedia melayani umat di tempat yang sulit, meskipun Pastor Gabriel bukanlah orang yang sempurna.
Ada banyak kekurangan serta sifat-sifat yang dirasakan kurang berkenan sehingga perlu memberikan maaf kepadanya.
Mewakili Konggregasi SCJ Indonesia, ia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan doa serta kasih persaudaraan untuk keselamatannya.
Termasuk untuk SCJ sejak meninggal di Kokonao hingga penguburan. Ini semua menunjukan ketulusan kasih dari semua untuk Pater Gabriel.
Ia mengucapkan terima kasih untuk keluarga yang telah mempersembahkan Pater Gabriel kepada Allah melalui SCJ untuk melayani umatnya.
Terima kasih serupa bagi umat Paroki Maria Bintang Laut Kokonao yang selama ini telah mengajarkan tentang kehidupan iman bagi Pater Gabriel, para frater dan bruder SCJ.
“Kecintaan umat kepada Pastor Gabriel sungguh sangat mengharukan dan membanggakan kita semua”.
Semoga semangat umat dalam menghadiri perayaan misa requem Pastor Gabriel menjadikan pendorong para imam SCJ semakin semangat dalam melayani kasih persaudaraan semakin baik kedepan.
Pj Bupati Yonathan mewakili pemerintah dan masyarakat Kabupaten Mimika menyampaikan rasa duka serta berbelasungkawa atas berpulangnya Pastor Gabriel ke rumah bapa di Surga.
Yonathan mengungkapkan peristiwa kematian Pastor Gabriel yang mengagetkan semua pihak merupakan kehendak Tuhan.
Karena sebagai umat beriman meyakini Tuhan yang memberi maka Tuhanlah pula yang mengambilnya.
Pastor Gabriel selama hidupnya melayani Kristus melalui sesamanya dan mati juga untuk Kristus.
Pengalaman iman ini menjadi teladan bagi semua umat bagaimana menghayati pelayanannya selama ini, menjadi kesaksian bagi semua umat yang hadir dalam perayaan misa requem.
“Teladan yang telah beliau tunjukan itu dapat meresap dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam setiap kegiatan kita,” pesannya.
Johannes Rettob mewakili tokoh masyarakat menyampaikan beberapa hari ini umat Katolik merasa bergembira dengan terpilihnya Uskup baru Keuskupan Timika Mgr Bernardus Bofitwos Baru, OSA.
Tetapi dalam suasana gembira mendapat kabar duka Pater Gabriel Kera Tukan, SCJ meninggal dunia.
John mengungkapkan sangat mengenal baik Pater Gabriel, karena sebelumnya bersama mendiang Uskup John Saklil merencanakan pembangunan Gereja Paroki Maria Bintang Laut Kokonao yang sampai ajal menjemputnya masih dalam perjuangan.
Bahkan dirinya bersama Emanuel Kemong memintanya didoakan sebelum Pesta Pilkada 27 November 2024 lalu.
John mengatakan, perjuangannya untuk umat Kamoro sangat luar biasa. Sudah ada satu orang pastor dari Kokonao yang berhasil.
Atas nama umat Katolik Dekenat Timika, John mengucapkan turut berduka cita, terima kasih atas pelayanan dan selamat jalan.
Pada kesempatan itu, John mengingatkan para pastor supaya rutin periksa kesehatan.
“Terima kasih kepada keluarga, provinsial SCJ untuk ijinkan Pastor Gebi di Kokonao,” katanya.
Sementara Emanuel Wai Tukan, adik kandung almarhum mewakili keluarga menyampaikan, ketika mendengar kabar kematiannya keluarga sangat terpukul.
Dimata keluarga besar, Pater Gabriel merupakan sosok kebanggaan selama ini.
Mewakili keluarga, ia mengucapkan terima kasih kepada kongregasi SCJ yang telah menerima Pater Gabriel untuk bergabung selama hidupnya. SCJ telah menjadi bagian keluarga.
Terima kasih yang sama untuk Keuskupan Timika, serta umat Papua yang telah menerima Pater Gabriel sebagai imam, saudara dalam pelayanan hingga nafas terakhir.
Berikut riwayat hidup RP Gabriel Kera Tukan, SCJ:
- Tahbisan Imamat: 14 Agustus 2006 di Palembang oleh Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ
Karya:
- Pastor Paroki Para Rasul Tegal Sari 2007 – 2011.
- Pastor Paroki Hati Kudus Yesus Pangkalan Kerinci 2011.
- Pastor di Paroki Bunda Maria Serui 2013 – 2016.
- Pastor Paroki Kokonao 2016 -2025.
Riwayat Karya di Keuskupan Timika:
- 1 Oktober 2012–September 2013 : Pastor Rekan Paroki Bunda Maria Serui dan Anggota Tim Pastoral Dekenat Teluk Cendrawasih.
- 1 Oktober 2013–Juli 2016: Rektor Seminari Asrama Salus Populi SP3.
- 9 Desember 2015–Juli 2019: Sekretaris Komisi Kepemudaan Keuskupan Timika.
- 9 Desember 2015–Juli 2019: Anggota Badan Pengurus Komisi Pendidikan Keuskupan Timika.
- 9 Desember 2015–Juli 2019: Anggota Badan Pengurus Komisi Seminari dan Panggilan Keuskupan Timika.
- 16 Agustus 2019–31 Juli 2022: Anggota Badan Pengurus Komisi Kepemudaan Keuskupan Timika.
- 16 Agustus 2019–31 Juli 2022: Anggota Badan Pengurus Komisi Keadilan dan Pedamaian Keuskupan Timika.
- 1 Agustus 2016 sampai saat ini: Pastor Paroki Maria Bintang Laut Kokonao dan Anggota Tim Pastoral Dekenat Mimika Agimuga.
- 1 Januari 2025 sampai saat ini: Anggota Badan Pengurus Komisi Pendidikan Keuskupan Timika. (Redaksi)