TIMIKA, Koranpapua.id- Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah bersama Kelompok Tani Tunas Perkasa Kampung Naena Muktipura, Distrik Iwaka melakukan panen perdana Padi Gogo Varietas Inpago 13 Fortiz, Rabu 12 Februari 2025.
Padi Gogo Varietas Inpago 13 Fortiz yang ditanam diatas lahan seluas tiga hektar ini, dipanen diusia tiga bulan terhitung sejak ditanam pada November 2024 lalu.
Panen perdana diikuti oleh Frence The Papara, Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan (P2KP) Provinsi Papua Tengah, Frans Kambu, Plt. Asisten II Setda Mimika dan Alice Irene Wanma, Kepala Distanbun Mimika.
Hadir juga perwakilan Bappeda Mimika, perwakilan TNI, Kepala Kampung Naena Muktipura dan para penyuluh.
Alice Irene Wanma dalam laporan menyampaikan, panen perdana tumpang sisip padi lahan kering atau padi gogo varietas inpago 13 fortiz, merupakan bagian dari mendukung program swasembada pangan sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
Bahwa Indonesia harus mampu swasembada pangan dalam waktu singkat untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi seluruh rakyatnya dan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia.
Dengan menjadi lumbung pangan dunia, Indonesia akan mengurangi ketergantungan dalam mengimpor pada saat menghadapi situasi krisis global.
Karena, padi merupakan makanan pokok yang paling banyak dikonsumsi oleh seluruh dunia. Namun potensi lahan kering masih banyak yang belum dikelola secara maksimal dan berkelanjutan.
Pengembangan tanaman padi di Mimika selama ini kata Alice, masih padi sawah atau sistem irigasi dengan luas lahan 158 hektar.
Pada tahun 2025 oleh Pemerintah Pusat (Pempus) mengusulkan 694 hektar luas lahan pengembangan dengan target luas tanam 300 hektar.
Namun demikian, Alice mengakui dalam pengembangan perluasan lahan padi sawah masih mengalami kendala pada irigasi dan minimnya ketersediaan sarana dan prasarana pertanian.
Dikatakan, perluasan area tanam dan peningkatan produksi padi lahan kering saat ini menjadi salah satu tumpuan besar pemerintah, dalam meningkatkan produksi padi untuk mencukupi kebutuhan pangan lokal di Mimika.
Pengembangan padi lahan kering ini berkolaborasi dengan Dirjen Tanaman Perkebunan dan Dirjen Kehutanan di lahan tumpang sisip.
Ia menyampaikan pengembangan padi lahan kering melalui Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian pada tahun 2024 memberikan bantuan benih padi varietas inpapo 13 fortiz sebanyak 375 kilogram dengan luas lahan 10 hektar.
Namun yang saat ini akan dipanen baru ditanami seluas tiga hektar di lahan Tani Amole yang merupakan kelompok tani perkebunan.
Namun pada tahun 2025, Distanbun Mimika mengusulkan 12 Calon Petani dan Calon Lahan (CPCL) dengan luas lahan 149 hektar.
Ia menambahkan untuk program pengembangan padi lahan kering tumpang sisip ini, Pempus memberikan sejumlah bantuan.
Diantaranya, bibit padi 40 kilogram untuk satu hektar atau 20 kilogram untuk setengah hektar, pestisida satu liter untuk satu hektar, herbisida dua liter per hektar.
Meski mendapat bantuan Pempus, namun Alice mengakui bantuan tersebut masih sangat kurang dalam mendukung produktifitas pengembangan padi di Mimika.
Karena sesuai rencana Mimika akan mengembangkan padi lahan kering tahun ini seluas 149 hektar.
“Kami sangat membutuhkan pestisida, fusi sida sebanyak 1.200 liter, herbisida sebanyak 600 liter, dolomit 147 kilogram, pupuk MPK, TSP, Keos sebanyak 894 kilogram. Pupuk kompos dibutuhkan 149.000 kilogram atau 149 ton,” bebernya.
Selain itu, petani juga membutuhkan biaya pengolahan dan pemeliharaan tanaman serta Alsitas untuk pengolahan lahan dan pasca panen seperti, traktor roda dua, empat, alat tanam, perontok, penggiling dan rumah jemur.
Mendukung program pengembangan padi lahan kering, Alice mengharapkan dukungan serta bantuan dari Dinas Pertanian Provinsi Papua Tengah dan Pemerintah Kabupaten Mimika.
“Selama ini pengembangan padi lahan kering belum ada dukungan anggaran,” pungkasnya.
Menurutnya, dengan adanya bantuan sangat memberikan dampak keuntungan bagi petani, terutama meningkatkan jumlah produksi dalam memenuhi kebutuhan pangan di Mimika.
Sementara Frans Kambu, Plt. Asisten II Setda Mimika mewakili Yonathan Demme Tangdilintin, Pj Bupati Mimika mengapresiasi Distanbun Mimika dan para penyuluh yang telah memberikan pendampingan terhadap petani sehingga padi yang ditanam bisa dipanen hari ini.
Frans mengharapkan petani terus berkarya mengembangkan lahan padi kering untuk mendukung program swasembada pangan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Dengan Mimika bisa memproduksi padi akan mempengaruhi menekan angka inflasi di daerah ini,” tutup Frans. (Redaksi)