TIMIKA, Koranpapua.id- Dalam kunjungan kerjanya di Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan (Menkes) juga melakukan peninjauan ke lokasi Program Pengendalian Malaria PT Freeport Indonesia di Kuala Kencana.
Kedatangan Budi Gunadin disambut Claus Wamafma, Direktur dan Executive Vice President (EVP) Sustainable Development PTFI. Hadir juga sejumlah Senior Manajemen PTFI.
Dalam kunjungan ini, Menkes melihat dari dekat upaya penanganan malaria yang dilakukan PTFI, termasuk meninjau Laboratorium Entomologi dan Laboratorium Insektarium.
Menkes mengatakan dengan adanya Program Pengendalian Malaria ini populasi nyamuk berbahaya dapat terus ditekan.
Ia berharap upaya yang dilakukan Freeport Indonesia ini, dapat diterapkan di daerah lain yang masih menjadi endemi malaria.
“Lab Entomologi bagus, lab Insektarium bagus. Kalau bisa di daerah-daerah endemis memiliki laboratorium seperti ini,” ujar Budi Gunadi.
Dengan program ini, dapat diketahui bagaimana caranya menghentikan atau mengurangi penyebaran larva atau jentik-jentik, mempelajari jenis jentik yang berbahaya, kemudian mempelajari nyamuknya sendiri dan mengendalikan jumlah nyamuk.
“Semuanya dipelajari di sini, dan itu yang penting yang dilakukan Freeport di Timika adalah mengontrol populasi nyamuknya,” papar Menkes.
Claus Wamafma mengatakan PTFI berkomitmen meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitar wilayah operasi perusahaan, salah satunya bidang kesehatan.
Malaria menjadi salah satu fokus mengingat malaria merupakan penyakit yang paling banyak dialami masyarakat maupun pekerja PTFI.
Upaya pengendalian malaria yang dilakukan PTFI telah berjalan selama lebih dari 25 tahun di Mimika.
“PTFI bersama Dinas Kesehatan Pemkab Mimika, YPMAK, dan para pemangku kepentingan lainnya terus berupaya untuk melakukan upaya pencegahan, pengobatan, promosi dan edukasi baik kepada anak-anak di sekolah, para kader kesehatan di kampung-kampung, dan masyarakat secara umum,” kata Claus.
PTFI memiliki program pengelolaan malaria (malaria control) yang membantu melakukan pengendaliaan malaria di wilayah industri PTFI di seluruh area dataran rendah dan juga delapan kampung di sekitar operasi PTFI.
Riset Kesehatan Dasar 2022 yang dilakukan bersama antara Pemda Mimika dan Freeport Indonesia ditemukan angka insiden malaria dan kondisi stunting pada bayi dan Balita yang tinggi di Kabupaten Mimika.
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika pada 2023 mencatat 145 ribu orang menderita penyakit malaria dengan tren yang terus meningkat dalam empat tahun terakhir.
Sedangkan berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi stunting di Mimika mencapai 24,7 persen. Lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 21 persen. (Redaksi)