TIMIKA, Koranpapua.id- Penerimaan Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) tahun 2024 secara resmi telah dibuka Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi melalui pemerintah di setiap daerah.
Dengan dibuka formasi CASN tahun ini, menjadi peluang bagi putra-putri Orang Asli Papua (OAP) yang ingin mengabdi di lembaga pemerintahan sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
Meski demikian sejumlah kendala kini dihadapi putra dan putri OAP untuk bisa ikut dalam seleksi ini.
Pasalnya mulai proses pendaftaran sampai pada uji kompetensi nanti akan menggunakan sistem online.
Sementara sejumlah kabupaten di Papua Tengah masih terkendala jaringan internet, sehingga dapat menjadi penghambat OAP untuk mengikuti proses seleksi ini.
Melihat sistem perekrutan ini, lembaga Majelis Rakyat Papua (MRP) Papua Tengah menilai sistem online akan membuat kesempatan OAP untuk menjadi ASN sangat kecil.
Karena itu, MRP mendesak pemerintah pusat hingga ke pemerintah kabupaten/kota agar penerimaan CASN dengan formasi khusus OAP dilakukan secara offline.
Hal itu ditegaskan Agustinus Anggaibak, Ketua MRP Papua Tengah Kepada awak media di Timika, Jumat 24 Agustus 2024.
Dikatakan, penerimaan CASN berbasis online harus menjadi perhatian khusus bagi pemerintah dalam melihat cara penerimaanya.
“Kalau online ini tentu OAP banyak yang akan jatuh, karena sistem baru yang menggunakan online ini banyak yang belum mengerti,” ungkapnya.
Selain itu berbasis online akan menyulitkan orang Papua termasuk non Papua yang berdomisili di pegunungan maupun pesisir.
“Kita orang Papua maupun non Papua yang berada di pedalaman atau pesisir pastinya akan kesulitan untuk mengikuti seleksi, karena belum ada jaringan internet. Kalaupun ada masih sangat lelet,” jelas Agustinus.
Terkait dengan keluhan ini, MPR Papua Tengah telah menyurati presiden Jokowi untuk meninjau kembali penerimaan CPNS khusus OAP agar dibuat secara offline.
Agustinus mengatakan peninjauan itu perlu dilakukan mengingat waktu penerimaan CASN hampir bersamaan dengan proses pendaftaran kepala daerah se-wilayah Papua.
Hal ini jangan sampai menimbulkan konflik sosial yang dipicu karena sebagian besar OAP tidak dapat lolos dalam pendaftaran melalui sistem online.
“Apalagi meterai dibeli secara online belum tentu semua orang Papua bisa mengerti, sebagian orang belum memahami baik cara seperti ini,” timpal Agustinus.
Agustinus menuturkan, MRP akan membuka Posko di delapan kabupaten di Papua Tengah guna memudahkan calon pelamar OAP untuk memperoleh rekomendasi.
“Kalau kita menunggu masyarakat tentu agak sulit karena masalah transportasi. Kami turun langsung ke setiap kabupaten untuk melayani mereka yang akan ikut CASN,” tandasnya.
Untuk pelamar yang berdomisili di Mimika yang ingin mendapatkan surat keterangan keaslian orang Papua bisa mendatangi Posko yang berada di Hotel Cendrawasih 66. (Redaksi)