TIMIKA, Koranpapua.id– Partai Politik (Parpol) atau gabungan Parpol peserta Pemilu perlu mengetahui syarat untuk mendaftarkan Calon Kepala Daerah (Cakada) pada Pilkada yang berlangsung November 2024.
Hal ini disampaikan Hironimus Kia Ruma, Koordinator Devisi Hukum KPU Mimika dalam sosialisasi tahapan pencalonan kepala daerah Gubernur-Wakil Gubernur, Bupati-Wakil Bupati serta Walikota-Wakil Walikota sesuai Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 8 Tahun 2024.
Sosialisasi yang dihadiri perwakilan pengurus Parpol di Mimika itu, berlangsung di salah satu hotel di Timika, Senin 8 Juli 2024.
Kegiatan dibuka oleh Budiono, Komisioner Divisi Data dan Informasi KPU Mimika didampingi Hironimus Kia Ruma dan Delince Somou, Komisioner Divisi Humas KPU Mimika.
Hironimus dalam sosialisasi itu mengatakan, syarat pencalonan kepala daerah sudah diatur dalam Bab III, bagian kedua, paragraf 1, Pasal 11 PKPU Nomor 8 Tahun 2024.
Adapun beberapa persyaratan yang tercantum dalam peraturan itu yakni:
- Parpol peserta Pemilu atau gabungan Parpol peserta Pemilu dapat mendaftarkan pasangan calon jika telah memenuhi perolehan paling sedikit 20% persen dari jumlah kursi DPRD.Atau 25% dari akumulasi perolehan suara sah dalam pemilu anggota DPRD di daerah yang bersangkutan (Pasal 11 ayat (1).
- Dalam hal Parpol peserta Pemilu menggunakan ketentuan perolehan paling sedikit 25% dari akumulasi suara sah tersebut di atas.Ketentuan ini hanya berlaku untuk Parpol peserta Pemilu yang memperoleh kursi di DPRD (Pasal 11 ayat (3).
- Perolehan suara sah dan jumlah kursi sebagaimana dimaksud di atas didasarkan pada penetapan KPU atas Pemilu anggota DPRD terakhir (Pasal 11 ayat (5).
Selain itu syarat calon dalam pasal 14 mengatur bahwa:
- Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama mencalonkan diri dan dicalonkan sebagai bupati dan wakil bupati, calon gubernur dan wakil gubernur, calon walikota dan wakil walikota (Pasal 14 ayat (1)).
- Berusia paling rendah 30 tahun untuk calon gubernur dan calon wakil gubernur serta 25 tahun untuk calon bupati dan wakil bupati, calon walikota dan calon wakil walikota terhitung sejak pelantikan sesuai pasal 14 ayat (2) huruf d jo. Pasal 15).
- Belum pernah menjabat sebagai gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, walikota, dan wakil walikota selama dua kali masa jabatan dalam jabatan yang sama untuk calon gubernur, calon wakil gubernur, calon bupati, calon wakil bupati, calon walikota, dan calon wakil walikota (Pasal 14 ayat (2) huruf m jo. Pasal 19)
- Belum pernah menjabat sebagai gubernur untuk calon wakil gubernur atau bupati/walikota untuk gubernur untuk calon walikota pada daerah yang sama (Pasal 14 ayat (2) huruf n).
- Menyatakan secara tertulis pengunduran diri sebagai anggota DPR, anggota DPD, dan anggota DPRD sejak ditetapkan sebagai pasangan calon peserta pemilihan (Pasal 14 ayat (2) huruf q).Dokumen yang harus disiapkan terkait dengan syarat ini diatur dalam Pasal 24 ayat (1).
- Mengundurkan diri sebagai calon terpilih anggota DPR, DPD, atau DPRD bagi calon yang berstatus sebagai calon terpilih anggota DPR, DPD, atau DPRD tetapi belum dilantik (Pasal 14 ayat (4) huruf d).Dokumen yang harus disiapkan terkait dengan syarat ini diatur dalam Pasal 32.
Selain itu Hironimus menjelaskan pada Bab XI PKPU Nomor 8 juga mengatur mengenai pemilihan di daerah khusus.
- Pencalonan gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, serta walikota dan wakil walikota pada daerah khusus bupati dan wakil bupati, serta dengan sebutan lain, diberlakukan ketentuan khusus dan/atau istimewa atau kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan pasal 138 ayat (1).
- Daerah khusus dan/atau daerah istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi daerah yang berdasarkan kekhususannya atau keistimewaannya diatur dengan undang-undang (Pasal 138 ayat (2).
- Perhitungan persentase dari jumlah kursi sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (1), dikecualikan bagi kursi anggota DPR Papua dan DPR Papua Barat yang diangkat.Hal yang sama berlaku juga untuk DPR Papua Barat Daya, DPR Papua Pegunungan, Papua Tengah, dan Papua Selatan (Pasal 139 ayat (1) jo. Pasal 139 ayat (2).
- Dalam konteks Pilkada, UU 21/2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang 21/2001 merupakan lex specialis terhadap UU Pilkada.
- Salah satu prinsip dalam asas hukum lex specialis derogat legi generali adalah bahwa untuk ketentuan-ketentuan yang tidak diatur dalam peraturan khusus, maka berlaku ketentuan-ketentuan yang diatur dalam peraturan umum.
- Pasal 12 UU Otsus Papua yang mengatur tentang syarat calon badan eksekutif di Papua hanya mengatur syarat untuk calon gubernur dan calon wakil gubernur, sehingga pencalonan gubernur dan wakil gubernur di wilayah Papua harus memenuhi syarat yang diatur dalam Pasal 12 tersebut.
- Sedangkan untuk calon bupati dan calon wakil bupati, karena tidak diatur dalam UU Otsus maka berlaku syarat sebagaimana diatur dalam Pasal 14 PKPU 8/2024 yang merupakan peraturan turunan dari UU Pilkada.
Budiono, Komisioner Divisi Data dan Informasi KPU Mimika ketika membuka kegiatan sosialisasi mengajak fungsionaris Parpol untuk menghimbau para konstituennya supaya mendukung sukseskan Pilkada 27 November 2024.
Salah satu bentuk dukungannya, dengan menyiapkan data diri berupa KTP, KK atau Informasi Kependududukan Digital (IKD) untuk didata oleh Pantarlih supaya diakomodir dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Perlu diketahui selain dihadiri perwakilan Parpol, sosialisasi itu juga dihadiri Frans Wetipo, Ketua Bawaslu Mimika, Budi Santoso, Kasat Intelkam Polres Mimika,.
Hadir juga Sebbi Sorbu, Kasipidum Kejaksaan Negeri Mimika, perwakilan TNI dan perwakilan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Mimika. (Redaksi)