TIMIKA, Koranpapua.id– Pemerintah Distrik (Pemdis) Mimika Baru (Miru), Kabupaten Mimika Papua Tengah melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) untuk mengetahui progres pelayanan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahap pertama, Rabu 26 Juni 2024.
Rakor berlangsung di ruang rapat lantai dua Kantor Distrik Miru dipimpin Alan Jaya Tassa, Sekretaris Distrik Miru.
Hadir dalam rapat tersebut para Kepala Puskesmas (Kapus) yaitu, Kepala BLUD Puskesmas Timika, BLUD Puskesmas Timika Jaya dan BLUD Puskesmas Pasar Sentral. Termasuk para lurah, kader PKK, Kader Posyandu, WHO dan perwakilan Dinas Kesehatan Mimika.
Alan Jaya Tassa menjelaskan, Rakor ini merupakan inisiatif Pemdis Miru. Tujuannya untuk melihat sudah sejauh mana kemajuan pelayanan tahap pertama PIN Polio sebelum masuk ke tahap kedua.
Berdasarkan laporan para kepala BLUD Puskesmas bahwa pelayanan di masing-masing Puskesmas, kelurahan dan perangkat distrik sudah sangat memuaskan dan mencapai target.
Meski demikian masih ada warga di Kampung Hangaitji dan Minabua menolak petugas yang datang memberikan tetesan polio kepada anak mereka.
Padahal sejak awal tokoh agama sudah memberikan pemahaman akan pentingnya tetes polio, dimana salah satunya supaya anak tidak mengalami lumpuh layu yang berujung kematian.
“Penolakan dikarenakan ada beberapa warga terutama pemuda yang lagi mabuk minuman beralkohol. Saya harap tahap dua ini petugas bisa kembali dilayani polio tahap pertama,” katanya.
Alan menyadari masih adanya warga yang menolak kemungkinan besar karena kurangnya mendapat sosialisasi dan edukasi akan dampak positif dari polio ini.
Karenanya diharapkan lebih ditingkatkan komunikasi antara BLUD Puskesmas bersama kader PKK, Posyandu, para lurah sesuai wilayah kerjanya, sehingga pelaksanaan PIN Polio tahap kedua bisa lebih maksimal.
Dengan adanya komunikasi yang intes mampu melakukan pelayanan publik kepada semua anak berusia 0-7 tahun di tingkat kelurahan dan RT.
“Ini sudah mau masuk tahap kedua selama dua minggu kedepan. Meskipun masuk tahap kedua namun tidak menutup kemungkinan layani juga anak yang belum menerima tetesan polio tahap pertama,” jelasnya.
Alan berharap pada tahap kedua ini mendapat dukungan dari semua RT di sebelas kelurahan dan tiga kampung.
Ibu-ibu yang mempunyai anak usia 0-7 tahun dapat mendatangi Puskesmas atau posko pelayanan Polio di kelurahan.
Dalam pelayanan tahap berikutnya, sudah disepakati akan meminta bantuan aparat kepolisian untuk turun mendampingi bersama petugas.
Dalam rapat itu, Alan juga menyampaikan bahwa untuk di wilayah Mimika Baru ditemukan satu pasien difteri dan sudah mendapat penanganan oleh petugas. (Redaksi)