TIMIKA, Koranpapua.id- Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati-Wakil Bupati dan Walikota-Wakil Walikota pada 27 November 2024 terhitung tinggal enam bulan lagi.
Memperebutkan kursi Gubernur Papua Tengah kini sejumlah nama kuat mulai bermunculan dan ramai diperbincangkan di ruang publik dan media sosial. Dari sekian nama yang ada, salah satunya adalah Meki Frits Nawipa.
Meki Frits Nawipa yang biasa disapa Mepa merupakan mantan Bupati Paniai periode 2018-2023. Setelah sukses memimpin Paniai satu periode, pria yang juga penerbang ini memutuskan ikut dalam pertarungan politik Pilkada Gubernur Papua Tengah.
Pada momen Pilkada ini, Mepa mempersilakan masyarakat delapan kabupaten untuk survey, siapa mantan bupati di Papua Tengah yang serius memperhatikan masa depan anak Papua di bidang pendidikan.
Pria jebolan sekolah pilot di Deraya Flying School, Jakarta Timur dari tahun 2000 dengan sertifikat Private Pilot Licence (PPL) memastikan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) akan memberikan rekomendasi kepadanya untuk maju sebagai calon Gubernur Papua Tengah.
Mepa memastikan pada Pilkada Gubernur ini dirinya akan terpilih menjadi gubernur dalam satu putaran.
Keyakinan ini karena berdasarkan pemetaan wilayah yang dilakukan timnya, Mepa memiliki basis pemilih yang sangat jelas dan kuat di tiga kabupaten pengunungan, ditambah basis pemilih di lima kabupaten lainnya.
Selain itu sesuai hasil survei internal dari beberapa kader PDI P dirinya meraih suara tertinggi.
“Kita yakin pasti menang. Kita juga sudah minta tanda dari Tuhan. Tanda itu sudah mulai kelihatan,” kata Mepa kepada Koranpapua.id belum lama ini di Timika.
Sebagai penerbang yang sudah malang melintang 15 tahun di udara, Mepa sangat mengetahui serta paham betul bagaimana belajar menghadapi awan tebal, badai dan petir.
Sehingga dalam pertarungan di dunia politik, dirinya meyakini menang satu putaran meskipun tanpa memandang remeh lawan politiknya.
Kepada masyarakat, Mepa mengedukasi jangan mudah tertipu dengan politisi yang praktek membagi-bagi uang. Justru cara-cara politisi semacam ini yang akan merusak negeri ini.
Ia mengajak masyarakat jika berhadapan dengan karakter politisi seperti itu sebaiknya memberikan hukuman sosial dengan tidak memilihnya.
Karena praktek politik membagi-bagi uang sudah menampilkan wajah menjadi penjajah lokal untuk merusak dan menghancurkan harkat dan martabat orang Papua.
Pada Pilkada nanti dirinya tidak akan melakukan praktek bagi-bagi uang, sama halnya ketika maju sebagai Bupati Paniai.
Meki telah membuktikan pada Pilkada lima tahun lalu mampu mengalahkan incamben dengan meraih suara 71 persen.
“Jangan dia datang bagi-bagi uang supaya memilihnya. Tetapi nanti setelah terpilih sekolahnya tidak jalan, pelayanan Puskesmas juga tidak jalan, roda pemerintahan tidak jalan. Yang rugi nanti masyarakat. Sebagai pemimpin harus memberikan pendidikan politik yang baik,” pesannya.
Sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) PDI P Kabupaten Paniai, Mepa mampu memfasilitasi memenangkan tujuh kursi untuk DPRD Paniai. Kemudian PDI P Kabupaten Paniai menyumbang suara terbanyak untuk DPR RI.
Atas prestasinya tersebut, meskipun DPP PDI P belum mengeluarkan rekomendasi untuk memberikan mandat maju Papua Tengah, Meki sangat yakin rekomendasi itu jatuh di tangannya.
Di sisa waktu enam bulan ke depan, Mepa terus sosialisasi memperkenalkan diri kepada masyarakat di delapan kabupaten baik melalui media sosial, spanduk maupun media online. (Redaksi)