TIMIKA, Koranpapua.id– Ribuan umat muslim di Timika, Kabupaten Mimika, Papua Tengah padati halaman Eme Neme Yauware guna menunaikan sholat Idul Fitri 1445 Hijriah, Rabu, 10 April 2024.
Setelah melaksanakan sholat, para jamaah khusyuk mendengarkan ceramah yang disampaikan khatib. Mereka duduk dan mendengarkan dengan saksama.
Ustaz H Munir dalam ceramahnya lebih menekankan soal meningkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Dikatakan, bahagianya suatu keluarga jika bisa berkumpul bersama-sama merayakan hari raya Idul Fitri.
Namun di antara jamaah mungkin ada yang merasa sedih, karena ada anggota keluarga atau orang-orang terkasih yang tahun ini tidak bisa lebaran bersama seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Merasa sedih karena orang yang mereka sayangi tidak ada lagi bersama atau karena keadaan yang membuat tidak bisa berkumpul merayakan Idul Fitri,” ucapnya
Demikianlah bahwa tiada yang kekal dan abadi, karena keabadian hanya milik Allah semata. Dunia ini hanya sementara yang kekal nanti di akhirat.
Hidup manusia sementara dan hanya menunggu giliran untuk dipanggil menghadap Allah subhanahu wa ta’ala.
Oleh karena itu, Ustaz Munir mengingatkan semua jamaah untuk selalu bersyukur atas kesempatan hidup yang Allah berikan.
Jangan disia-siakan tetapi persiapkan bekal sebanyak-banyaknya menuju kehidupan yang abadi.
Ia juga mengajak semua jamaah agar bersama-sama meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala
Karena sesungguhnya bekal yang paling bagus adalah takwa, zat yang maha penyayang, zat yang maha pengasih yang tak pernah pilih kasih.
Bagaimana caranya hanya dengan menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangannya.
“Buka seluas-luasnya pintu maaf yang telah lama tertutup. Buka pintu hati kita yang suci, pikiran jernih dan singkirkan kotoran jiwa seperti rasa dendam, benci dan permusuhan di antara sesama,” tandasnya.
Ustaz Munir menyampaikan di dalam Al-quran ada tiga ayat yang disebut selalu berdampingan dan isinya ada dua perintah yang harus dilaksanakan.
Pertama, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman waktu sholat dan tunaikan zakat. Tidak sempurna kalau hanya mendirikan sholat tapi zakat tidak ditunaikan.
Kedua, kepada Allah dan taatlah kepada rasul. Tidak sempurna kalau hanya taat kepada Allah, tapi tidak taat kepada rasul.
Tidak sempurna juga jika hanya berhukum berdasarkan Al-quran tapi mengabaikan Hadis Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam.
Ketiga, kepada Allah berbuat baik namun kepada kedua orang tua tidak. Ini artinya hanya bersyukur dan menyembah kepada Allah namun mengabaikan kewajiban kepada kedua orang tua.
“Hal tersebut mengandung makna bahwa tidak hanya cukup hubungan baik kepada Allah, sedangkan hubungan kepada manusia tidak baik,” pesannya. (Redaksi)