TIMIKA, Koranpapua.id- Memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024, PT Freeport Indonesia (PTFI) bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melakukan aksi bersih Kota Timika.
Pembukaan kegiatan yang dipusatkan di lapangan eks Pasar Swadaya, Sabtu 17 Februari 2024 mengusung tema ‘Kelola Sampah, Tuntaskan Sampah’.
Aksi bersih-bersih kota Timika ini dibuka dengan pembagian peralatan kerja kepada setiap perwakilan komunitas yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
Peralatan kerja dibagikan oleh Pratita Puradiatmika, Manager Evironmental Central System & Project Department dan Frans Kambu dan Plt. Kepala DLH Mimika.
Pratita dalam sambutan mengatakan, Freeport mengucapkan terima kasih kepada DLH yang mendukung aksi bersih Kota Timika ini.
Kerjasama ini bukan baru pertama kali tetapi sudah bertahun-tahun terjalin sejak Freeport ada dan hampir dilakukan pada setiap event.
Pelaksanaan bersih sampah Kota Timika ini dilatar belakangi terjadinya musibah longsor di TPA Lowigaja, Kabupaten Cimahi tahun 2005.
Hal itu terjadi dengan pemicu utama curah hujan yang tinggi serta adanya ledakan gas metan. Akibatnya banyak pemulung sampah yang meninggal.
Masalah sampah orang menganggap kecil tetapi memiliki daya ancaman yang besar bagi penduduk bumi. Khusus untuk Mimika yang curah hujannya cukup tinggi di Indonesia dan disinyalir ada titik lokasi area terbazah di dunia sebesar 15 meter pertahun.
Meskipun untuk dipublikasi secara ilmiah belum bisa dilakukan, namun secara rata-rata curah hujan di Mimika mencapai 3.000 milimeter pertahun.
“Kalau menilik longsor di Cimahi tahun 2005 karena curah hujan yang tinggi ditambah dengan meledaknya gas meta yang diproduksi dalam proses penguraian sampah, maka hal itu bisa saja terjadi di Timika suatu waktu,” paparnya.
Dengan pengalaman itu, ia mengajak supaya semua harus belajar bagaimana cara mengurangi sampah sejalan dengan tema Kelola Sampah, Tuntaskan Sampah, merupakan salah satu solusi mengatasi sampah.
“Solusi sampah bukan hanya dengan kita membuang bahwa itu selesai. Petugas sampah buang di TPA bukan juga selesai tetapi itu akan menimbulkan masalah seperti pengalaman di Cimahi 19 tahun lalu, melainkan harus mengolahnya atau mendaur ulang,” paparnya.
Pratita menegaskan semua yang turut ambil bagian dalam kegiatan ini merupakan orang-orang yang peduli akan praktek hidup rama lingkungan.
Orang yang paham bagaimana memilah, mengolah sampah sesuai tempatnya tetapi harus dituntaskan dengan mengolah sampah.
“Dengan kita hadir di sini untuk bersihkan Kota Timika, itu artinya salah satu aktivitas dalam mengatasi isu sampah, tapi belum secara keseluruhan,” ujarnya.
Menurutnya, masih banyak orang yang kurang peduli sampah. Ini bisa dilihat dengan masih banyak orang yang ada di sekitar kita dan hanya duduk menonton kita memungut sampah.
Ia meyakini apabila semua pihak memiliki tujuan yang sama memikirkan bagaimana mengolah sampah maka kota ini akan bersih dari sampah.
Pada momen tersebut, ia berharap melalui aksi bersih Kota Timika mampu menularkan cara hidup yang baik kepada yang lain.
Tujuannya supaya membangkitkan kesadaran agar semua mempunyai pandangan yang sama bagaimana mengolah sampah yang baik.
Bupati Eltinus: Peristiwa Cimahi Momentum Kelolah Sampah Lebih Baik di Mimika
Bupati Mimika, Eltinus Omaleng dalam sambutan yang dibacakan Frans Kambu, Plt. Kepala DLH Mimika mengatakan, kegiatan ini untuk mengenang kembali musibah longsor di TPA Cimahi Jawa Barat pada 21 Februari tahun 2005 silam.
Pada musibah itu ada 140 lebih pemulung yang meninggal dunia. Bupati menegaskan peristiwa itu diperingati setiap tahun sebagai momentum supaya dalam pengelolaan sampah kedepan semakin baik.
Selain itu mendorong untuk meningkatkan kemampuan dalam mengelola sampah secara bersama. Tujuannya supaya kejadian serupa tidak terjadi di Mimika.
Bupati berharap lewat momen ini membuat masyarakat semakin peduli akan lingkungan dalam pengelolaan sampah sesuai tema nasional 2024 ‘Atasi Sampah Plastik Dengan Cara Produktif’.
Hal ini mengacu pada Undang-Undang Pengelolaan Sampah untuk mengatasi persoalan sampah dibutuhkan sentra pengelolaan terpadu, dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat bagi masyarakat.
“Saya ajak masyarakat untuk lebih serius lagi menangani sampah plastik. Memperkuat kerjasama semua stakholder untuk bagaimana kita menangani sampah plastik dengan cara produktif,” ajaknya.
Menurut Bupati dengan penanganan sampah plastik yang produktif terus didorong oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui berbagai cara, termasuk menjadikan tema peduli sampah nasional 2024. (Redaksi)