TIMIKA, Koranpapua.id- Pelaksanaan pesta demokrasi memilih wakil rakyat untuk duduk di parlemen dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tinggal enam hari lagi.
Masyarakat Mimika, Provinsi Papua Tengah diminta untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketentraman sehingga pesta rakyat lima tahunan ini bisa berjalan aman dan sukses.
Ajakan ini disampaikan Luky Mahakena, S.Sos, M.Si, Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kabupaten Mimika melalui keterangan tertulisnya yang diterima Koranpapua.id, Kamis 8 Februari 2024.
Luky juga meminta kepada semua lapisan masyarakat untuk bersama-sama mendukung pemerintah daerah, Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sebagai penyelenggara untuk mensukseskan agenda besar Nasional ini.
Ia mengingatkan kepada Partai Politik (Parpol) dalam mendukung ketiga Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden agar tidak terlalu fanatik, dan menjauhkan sikap politik identitas yang akan perpotensi pada memecah belah bangsa serta menghambat perkembangan demokrasi.
“Pesan dan ajakan ini saya sampaikan setelah melihat dinamika peta politik menjelang perhelatan Pemilu Legislatif dan Pilpres,”ujar Luky.
Mantan Rektor UTI ini menyadari benar bahwa dampak politik identitas tidak hanya berpengaruh pada perpecahan persatuan dan kesatuan bangsa, tetapi juga berdampak pada miskinnya ide dan gagasan dalam membangun bangsa ini kedepan.
“Dalam kampanye-kampanye kontestasi Pemilu harus mengedepankan gagasan, bukan mencari kesalahan atau kekurangan Paslon lain. Dampak politik identitas dapat menjadi lebih buruk dari itu, yaitu memecah belah bangsa dan memperlambat perkembangan demokrasi di Indonesia,” timpal Luky.
Humas RSUD Mimika ini menegaskan, bagi warga yang akan diperhadapkan dalam tataran berinteraksi Pemilu Capres-Cawapres dan legislatif perlu tertanam kedewasaan berdemokrasi yang lebih sehat dan bermartabat.
Serta menjunjung tinggi adanya kedaulatan rakyat Indonesia tanpa adanya intimidasi atau tekanan apapun dalam menyampaikan hak memilih pada tanggal 14 Februari mendatang. Hal ini dikarenakan negara telah menjamin hak partisipasi politik warga Indonesia.
“Saya ingin sampaikan pesan dan himbauan damai yang perlu menjadi atensi bersama semua warga Mimika dan secara khusus peserta Pemilu, para pendukung Paslon Capres-Cawapres. Begitupun kontestan calon legislatif agar dalam pertarungan politik perlu siapkan mental menerima kalah atau menang,” harapnya.
Luky juga menaruh harapan besar agar dalam percaturan politik, setiap warga tetap menjunjung tinggi perilaku yang baik, berintegritas dan dewasa dalam menjaga demokrasi jelang Pemilu maupun pasca Pemilu.
Masyarakat sebagai penjaga demokrasi, patut menerima keputusan hasil Pemilu yang telah memenuhi semua unsur tatalaksana perundang-undangan Pemilu yang diumumkan penyelenggara pesta demokrasi.
“Awal dan berakhir keputusan Pemilu mari kita tetap jaga Mimika Rumah Kita bersama yang aman dan damai,” ajak Luky.
Luky menuturkan, ini menjadi bahan refleksi bersama masyarakat Mimika. Bahwa selama tahun 2004 hingga saat ini Mimika bebas dari Indeks Pemetaan Rawan Potensi Konflik secara Nasional maupun Regional di Bumi Cenderawasih Papua.
Hal ini telah terwujud dan terbukti Mimika sangat terawat nilai pluralisme dan toleransinya. (Redaksi)