TIMIKA- Koranpapua.id– Mendukung suksesnya Program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) pada Oktober 2023, Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika melibatkan semua Puskesmas.
Langkah pertama yang sudah mulai dilakukan yakni memberikan sosialisasi kepada para juru imunisasi yang ada di setiap Puskesmas. Pada pelaksanaan sosialisasi yang dibuka Marselinus Mameyau, Sekretaris Dinas Kesehatan Mimika di Hotel Horizon Ultima, Kamis 7 Juli 2023 dihadiri 20 utusan perwakilan dari 26 Puskesmas yang di Kabupaten Mimika.
“Tadi sudah mulai sosialisasi dengan petugas kesehatan juru imunisasi Puskesmas,” ujar Marsel kepada Koranpapua.id di ruang kerjanya, Kamis 6 Juni.
Melalui sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman bagaimana strategi yang harus dibuat oleh kepala Puskesmas dan stafnya agar program BIAS bisa diterima di lingkungan sekolah.
Program BIAS merupakan kebijakan pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan yang harus dilaksanakan di semua sekolah tingkat dasar di seluruh Indonesia.
Pelaksanaan program BIAS merupakan Keputusan Menkes RI Nomor 1059/Menkes/SK/IX Tahun 2024. Melalui kegiatan ini anak-anak sekolah akan diberikan vaksin tambahan.
Marsel menegaskan semua Puskesmas berkewajiban untuk mensukseskan program ini. Karena apabila tidak dilaksanakan dengan baik maka melanggar hak hidup kesehatan masyarakat.
Meski Marsel menyadari masih banyak kendala yang dihadapi petugas di lapangan, tetapi bukan berarti menjadi penghambat untuk mundur tidak melayani masyarakat. “ Pelayanan kesehatan berhubungan dengan hak hidup, apabila tidak dilayani itu sangat berdosa,” pesan Marsel.
Selain sosialisasi bagi jurus imunisasi Puskesmas, pada hari kedua Jumat 7 Juli, sosialisasi yang sama juga akan diberikan kepada para guru sekolah dasar.
Dengan melibatkan pihak sekolah sebagai bentuk dukungan kepada Dinas Kesehatan, para guru dapat mensosialisasikan penting imunisasi kepada orangtua, sehingga pada Oktober nanti semua anak usia sekolah dasar bisa mengukuti program ini.
Program BIAS sangat penting untuk kesehatan anak sekolah, karenanya sangat diperlukan edukasi secara baik. Dikuatirkan ada orangtua atau guru yang menolak anak-anak diimunisasi, karena masih berpikir bahwa imunisasi ini sama dengan suntik Covid-19.
“Kami berharap bapa ibu guru di sekolah-sekolah mendukung. Ini program pemerintah. Mari kita saling bekerjasama agar program ini bisa terealisasi dan mencapai target,” pungkasnya. (redaksi)