TIMIKA, Koranpapua.id- Untuk memberikan kenyamanan bagi pengunjung di tempat wisata Hutan Mangrov yang terletak di di Kampung Pomako, Distrik Mimika Timur, maka perlu dilakukan penambahan beberapa fasilitas pendukung.
Fasilitas yang kini menjadi perhatian Dinas Pariwisata, Pemuda Olahraga dan Kebudayaan Mimika, Papua Tengah adalah membangun jalur tracking yang dinilai masih pendek dan belum terlalu luas. Proyek ini rencananya mulai dikerjakan pada Tahun Anggaran 2023 dengan besaran anggaran Rp1,6 miliar.
Jacob Toisuta, Kadis Pariwisata, Pemuda Olahraga dan Kebudayaan melalui Andri Patiung, Kepala Seksi Objek dan Daya Tarik Wisata Mimika kepada Koranpapua.id di ruang kerjanya, Kamis 6 Juli mengatakan, jalur tracking akan dibangun arahnya ke laut.
Meski demikian Andri tidak mengingat secara pasti berapa panjang dan luas yang akan dikerjakan. Untuk diketahui jalur tracking biasanya digunakan untuk kegiatan berjalan jauh, dengan melalui jalur yang kebanyakan belum terjamah dan sepanjang jalurnya bisa dibilang sangat minim sarana.
Selain perpanjang jalur tracking, juga akan dibangun dua toilet. Karena toilet yang sudah saat ini letaknya terjauh di depan. Kondisi ini membuat pengunjung yang sudah berjalan jauh mengalami kesulitan apabila hendak membuang air besar atau kecil.
Dengan penambahan dua toilet, maka total sudah ada lima toilet di kawasan hutan mangrov. Progres paket pekerjaan ini sudah masuk tahap pelelangan melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Bahan konstruksinya menggunakan kayu besi supaya bisa bertahan lama.
“Tahun 2024 kita baru usulkan anggaran pengadaan jhonson untuk para pengunjung agar bisa disewa jalan-jalan keliling laut,” ujar Andri.
Dijelaskan saat ini beberapa fasilitas pendukung sudah dibangun di Kawasan Hutan Mangrov. Diantaranya delapan unit gazebo, empat unit terdapat di bagian depan dan empat lainnya terletak di bagian tengah kawasan.
Sesuai rencana awal gazebo yang ada bisa dimanfaatkan para pelaku usaha untuk menjual kuliner, namun sampai sekarang belum ada pelaku usaha yang menyewa. Andri menduga belum ada pelaku kuliner yang tertarik berjualan karena tingkat kunjungan yang masih sepi. (redaksi)