Timika – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika pada Tahun 2023 menargetkan akan memberikan pelayanan pemeriksaan kepada 10.800 warga yang diduga menderita Tuberculosis (TB).
Hal ini disampaikan Kamaludin, Kepala Seksi P2M Dinkes Mimika saat menyampaikan materi tentang TBC kepada para tenaga laboratorium yang berlangsung di Hotel Horison, Senin 8 Mei.
Untuk Kabupaten Mimika pencapaian pemeriksaan terhitung sejak Januari hingga 7 Mei 2023 sudah 37 persen. Jumlah penderita menyebar hampir di semua wilayah di Mimika, dengan jumlah penderita terbanyak terdapat di wilayah kota Timika.
“Saat ini memang paling banyak di Kota Timika. Salah satu caranya kita harus masif untuk memeriksa orang. Apabila ada orang dengan gejala batuk lebih dari dua minggu, dahaknya diambil untuk kita periksa,”paparnya. Dijelaskan, tahun 2022 hanya 4 ribu pengambilan sampel dahak, sementara tahun 2023 ini ditargetkan bisa mencapai 11 ribu sehingga angka jumlah penderita otomatis naik.
“Sebetulnya bagus, karena dengan semakin banyak ditemukan kasus maka semakin cepat pula ditangani pengobatannya, dengan harapan tidak ada lagi penularan dan angkanya turun,”paparnya sambari menambahkan, untuk tidak terjadi akumulasi data baru dan lama, dalam penanganan pasien TB mempunyai sistem pengobatan mulai interval waktu 6 bulan, 8 bulan, satu tahun dan lebih dari satu tahun.
Ia menyebutkan, sesuai data jumlah pasien TB di Kabupaten Mimika tahun 2022 lalu tercatat 2.235 orang. Sementara 10 ribu lebih merupakan orang dengan tanda gejala (terduga) TB yang harus diperiksa. Selain itu tahun 2022, ada 16 kasus pasien yang kategori resistensi obat dan saat ini sementara menjalani pengobatan.
Penyebabnya, masih ada pasien yang tidak patuh minum obat sesuai yang diajurkan. Misalnya sesuai petunjuk harus mengkonsumsi obat selama enam bulan, namun ternyata hanya empat bulan, karena merasa kondisi badan sudah membaik.
Penyebab lain, pasien sebelumnya tidak dengan TB namun terkena penularan dari orang lain yang resisten. Meski demikian pasien dengan resisten obat selama tahun 2022 belum ada yang meninggal dunia.
Dengan jumlah penderita yang cukup banyak, maka sangat berdampak terhadap tingginya beban kerja tenaga analis dalam satu tahun ini. Terkait dengan beban kerja ini maka, Senin 8 Mei bertempat di Hotel Horison para analis melakukan refresing sebagai salah satu cara untuk melakukan evaluasi kerja.
Dikatakan, saat ini ada 50 tenaga analisis pemeriksaan TB mengikuti refresing atau penyegaran mengenai penanganan TB, baik secara online maupun ofline. Mereka telah mengikuti pelatihan penggunaan Test Cepat Monokuler (TCM) dan Mikroskop dalam mendeteksi, apakah ada yang resistensi terhadap kekebalan obat.
50 peserta ini merupakan utusan dari klinik, rumah sakit, RSUD dan Puskesmas juga laboratorium yang ada di Timika. (redaksi)