TIMIKA, Koranpapua.id- Kasus Demam Berdarah (DBD) kini menjadi perhatian serius Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.
Pasalnya kasus DBD di beberapa wilayah di Mimika terus mengalami peningkatan. Terhitung sejak 1-29 Januari 2023, Dinkes mendata jumlah penderita DBD mencapai 129 kasus, dengan kejadian kematian satu kasus.
Jumlah kasus ini merupakan hasil temuan di Puskesmas dan Fasilitas Kesehatan (Faskes) yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan secara berkala setiap hari sepanjang Januari 2024.
Berikut jumlah kasus DBD berdasarkan wilayah kerja Puskesmas yang direkap Dinas Kesehatan:
Puskesmas Pasar Sentral 38 kasus, Puskesmas Timika 36 kasus, Puskesmas Wania 31 kasus, PuskesmasTimika Jaya 11 kasus, Puskesmas Limau Asri 5 kasus.
Sementara Puskesmas Karang Senang 4 kasus, Puskesmas Arwanop2 kasus, dan Puskesmas Bhintuka 2 kasus. Sehingga total keseluruan kasus DBD sepanjang Januari mencapai 129 kasus.
Adapun jumlah kasus DBD berdasarkan laporan Fasilitas Kesehatan (Faskes) di Kabupaten Mimika yakni, RSUD 58 kasus, Klinik Medika Bakti 21 kasus, Rumah Sakit Kasih Herlina 18 kasus.
Berikut Puskesmas Pasar Sentral 12 kasus, Puskesmas Limau Asri 5 kasus, Apotik Serasi 3 kasus, Rumah Sakit Tembagapura 3 kasus, Klinik Puri Husada 2 kasus, Puskesmas Bhintuka 2 kasus.
Klinik CMC 2 kasus, Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) 1 kasus, Puskesmas Karang Senang 1 kasus dan Apotik & Laboratorium Klinik Narwastu 1 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Mimika, Reynol Ubra kepada Koranpapua.id, Rabu 31 Januari 2024 melalui keterangan tertulisnya mengatakan, pihaknya saat ini sudah melakukan berbagai langkah untuk menekan lonjakan kasus DBD.
Langkah yang dilakukan sejak Minggu pertama Januari adalah Dinkes bersama Puskesmas telah melakukan upaya pengendalian vektor nyamuk melalui pengasapan.
Selain itu melakukan kegiatan larvasida, investigasi kontak dan deteksi dini serta Promosi Kesehatan (Promkes).
“Kami berharap masyarakat secara mandiri dapat melaksanakan pengendalian vektor nyamuk baik nyamuk Aedes Aegypti penyebab demam berdarah dan Nyamuk Anopheles penyebab malaria, mengingat pola cuaca dan kebersihan lingkungan serta aktivitas masyarakat yang sangat tinggi,”jelas Reynol.
Dikatakan, wilayah yang berisiko DBD menyebar secara merata di dalam kota Timika. Hal ini disebabkan Angka Bebas Jentik (ABJ) yang mestinya tidak lebih dari 5 persen ternyata secara merata diatas 50 persen.
“Kepada masyarakat agar selalu menjaga kebersihan lingkungan, karena jika lingkungan yang kurang bersih akan menyebabkan sarang nyamuk. Dan bila mengalami gejala segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat,”pesan Reynol. (Redaksi)